Katanya dia sudah coba cari
gantinya. Sudah cari dimana-mana katanya sudah tak ada yang jual. “Saya akan
usahakan lagi”, katanya sambil coba menawarkan buku pengganti yang dibawanya,
sebagai jaminan.
Oke, niat baiknya untuk
mengganti saya maklumi. Tapi karena buku yang ditawarkan sebagai jaminan sama
sekali jauh dari minat saya, yaa saya tolak saja. Takkan saya baca percuma, kan ? Daripada tak
terawat dan dibiarkan begitu saja lebih baik bawa pulang saja. Oke, masih dalam
suasana damai. Masih sama-sama akrab menikmati gorengan. Sesekali menceritakan
betapa garingnya suasana kerja tanpa saya, hahahak… (:
Masalah muncul ketika dia
mau pamit pulang!
“Tapi gimana Bang, kalau aku
mati sebelum bisa menggantinya?”
Blunder. Apa pentingnya sih,
pertanyaan begitu?
“Yaa, penting donk, Bang.
Soalnya kan
aku punya hutang sama Abang?”
“Yaa, hutang mesti dibayar.
Syuhada mati syahid pun bisa di-veto hak surganya sampai dia melunasi
hutangnya”
“Iyyaa, aku tau. Tapi
bagaimana kalau aku mati sebelum sempat membayarnya?”
“Yaa, itu urusanmu!”
“Abang ikhlas ga?”
Sungguh, bersabar terhadap
kezaliman rasanya lebih enteng ketimbang berhadapan dengan manusia cerewet.
Tanpa control, rasanya sudah meledak ini kemarahan di ubun-ubun. Sudahlah gagal
kencan, malam mingguan sama Dian, wkwkwk….*baru deh saya ingat sama Dian (:
dengan lugunya dia buat saya makin pusing.
“Pulang kau, cepaaaat…! Tak
usah kau ganti!”
“Tapi itu kan hutang aku, Bang…!”
#$^%@&@(@?@!Rp(*&#^^...
“Sini duit kau, biar aku
beli sendiri gantinya!”, sudah tak sanggup lagi saya tahan amarah.
Dia berikan uang
Rp100.000,-. Saat kubeli buku itu harganya Rp75.000,-.
“Kembaliannya sudah, buat
abang saja”, katanya.
“Oke. Ikhlas, kan ? Ayoo, salaman!”
Horeee, salaman (:
“Oke, aku ikhlas, Bang! Aku
pulang yaa…! Cukup taulah aku, abang orangnya gimana?”
Blunder lagi ni anak.
“Hoy, sini kau! P8888x!”,
Demi Allah, rasanya sudah lama sekali saya tidak pernah mengucap begitu.
“astagfirullahaladziim….!”
“Ambil lagi uang kau!”
“Ga, ahh…! Buat abang aja!”
“AMBIL….! ATAU KUKOYAK…? Tak
perlu kau ganti! Sudah jelas tadi kita salaman. Sudah baik-baikan. Cukup sampai
di sini, kan ?
Kenapa kau ngomel2 lagi, HAAAAAAH…?”
“Ga, Bang! Aku ikhlas. Buat
abang aja uangnya!”
“AMBIL….! P8888x…! Pulang
kau, CEPAAAAAAAT….!”
Tutup pintu, sholat Isya…!
MARAH BESAR adalah cara
buruk paling cepat untuk menyelesaikan masalah.
“Astagfirullahaladziim….!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar