Tapi masalahnya, saya sama
sekali belum meyakini bahwa pesawat MH-370 itu benar-benar pasti tenggelam. Sampai
saat ini di posting, saya sama sekali tak menemukan link berita yang bisa
memastikan bahwa pesawat tersebut benar-benar tenggelam. Belum ada satupun
kapal atau pesawat dari Tim SAR gabungan yang memastikan bahwa puing-puing yang
ditemukan di Samudera Hindia itu
benar-benar bagian dari pesawat dimaksud. Bahkan pejabat Malaysia
sendiripun tak sedikit yang meragukannya. Dalam pengumuna resmi itu, PM Najib
Razak ‘hanya’ mengatakan bahwa ‘posisi terakhir’ pesawat ada di Samudera
Hindia. Lokasinya terpencil, jauh dari titik landasan yang memungkinkan pesawat
itu mendarat.
Apa maksudnya dengan ‘posisi
terakhir’? Apakah itu berarti posisi saat terakhir pesawat terdeteksi? Ini
jelas cuma permainan kata. Malaysia
tak berani memastikan posisi jatuhnya pesawat, karena memang belum ditemukan.
Bahkan kalimat ‘lokasi terpencil, jauh dari titik landasan yang memungkinkan
pesawat itu mendarat’ makin membuat saya yakin bahwa Malaysia seolah hendak
mengatakan pesawat itu terdeteksi terakhir kalinya saat ‘masih terbang’, bukan saat
pesawat itu jatuh. Kata ‘lokasi terpencil’ sama sekali tidak meyakinkan di mana
sebenarnya posisi jatuhnya pesawat.
“Harap dicatat bahwa
pengiriman alat ini (peralatan untuk mencari kotak hitam) ke Samudera Hindia
bukan indikasi kami mengkonfirmasi puing-puing yang ditemukan”, kata Juru
Bicara Armada Ketujuh AS
Nah, lho…?
Mestinya Malaysia
memberikan penjelasan yang komplit, bukan yang justru membuat bingung begitu. Ingat
lho, keluarga penumpang banyak yang mengatakan bahwa beberapa handphone
penumpang ternyata sampai beberapa hari masih aktif. Saya bukan ahli IT dan
informasi. Tapi jadi ikut penasaran, sampai berapa lama sebenarnya sinyal
handphone masih bisa terdeteksi meski sudah tenggelam beberapa hari?
Kenapa pesawat dinyatakan
jatuh di area sekitar Perth ,
Australia ?
Padahal mestinya tujuan pesawat itu Beijing .
Dugaan keterlibatan pilot jika seandainya pesawat memang dibajak pun ternyata
tak terbukti, meski pejabat penyidik Malaysia telah menyita simulator
yang dimiliki sang pilot di rumahnya.
Intinya, sampai sekarang
saya masih percaya diri dengan analisa-analisa seperti yang pernah saya tulis
di post-post sebelumnya. Bahwa setidaknya satu orang, warga Iran yang menggunakan passport curian warga Austria itu sampai sekarang masih hidup dan
tinggal di Frankfurt , Jerman bersama ibunya.
Dialah pelaku teror di pesawat tersebut, meski entah dengan motif apa.
Keyakinan saya tentang
pesawat yang berbalik arah juga masih belum bisa dibantah. Analisa ini makin
meyakinkan saya sebab ada seorang blogger yang ternyata menemukan sesuatu di
Google Maps yang bisa jadi benar. Cobalah mapping dengan mengetikkan kordinat
5.164164, 102.649887. Zoom, sampai terlihat jelas semaksimal mungkin. Itu
bangkai pesawat? Itu berada di hutan Malaysia
tepatnya di Tasik Kenyir , 21700
Kuala Berang, Terengganu , Malaysia 6.5 km BD.
*Just
4 Fun lagi, nih… (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar