Berhubung sedari awal bulan
sudah terlalu banyak cerita serius (terlalu serius malah), sekarang saya
ceritakan hal-hal yang tak jelas saja, ya? Kisahnya masih tetap tentang Dian.
Memang tak bias saya jauh-jauh dari Dian, ya? Hahaha…! Tapi kali ini tentang ‘Dian’
yang lain. Tapi tenang saja, ini inspirasinya masih Dian yang Rawa Sari itu
kok, cuma dengan tokoh yang berbeda. Apa sih maksudnya?
Dian lah sebab pertama
kenapa saya sampai dijuluki ‘Spesialis Anak PKL’ di sana, hahaha…! Sungguh saya
amat kecewa saat tiba-tiba tahu bahwa Dian sudah habis masa PKL-nya di sana.
Kenapa kecewa? Sebab saya tidak tahu, hahaha…! Jujur saja, andai saja satu hari
sebelumnya saya sudah tahu, saya ingin memberinya sesuatu. Yah, setidaknya
sebagai ujud rasa terimakasih saya terhadapnya karena telah menjaga semangat
saya dalam bekerja. Sudah tahu, kan betapa bencinya manejer terhadap saya?
Satu-satunya alasan saya
mampu bertahan yaa, karena Dian. Dian memang tak berbuat apa-apa. Tapi
segalanya tentang Dian adalah semangat saya. Membayangkan bakal bertemu
dengannya saja sudah menggairahkan saya, kok (:
Jadi, tentu saja saya syok
begitu sadar takkan pernah lagi bertemu dengannya. Memikirkan itu sungguh
merontokkan gairah saya. Facebooknya saya tak punya. Diminta nomor HP, dia beri
senyuman. Saya pun langsung takluk, hahaha…! Bisa saja saya minta lewat orang
lain, tapi begitu bukan gaya saya. Saya mesti usahakan sendiri, minta langsung
ke orangnya. Tapi begitulah hasilnya.
Gagal mendapatkan nomornya,
saya incar nama Facebook-nya. Sungguh satu perjuangan sulit yang layak diacungi
jempol (meski lebay). Search: Dhyan. Tanpa ada hasil. Ketik: Dian, ribuan pula
hasilnya. Rawa Sari? Juga tak ada, hahaha…! Dugaan saya, saat itu dia belum
punya Facebook…?
Tapi mustahil saya menyerah.
Saya tak percaya dia tak punya Facebook. “Anak IT kok tak punya Facebook”,
pikir saya? *Emang kapan sih, Dian bikin Facebooknya? Karena itulah saya cari
terus. Modal saya bukan tak ada. Saya tau di mana dia sekolah. Nah yang paling
mungkin amat menolong adalah bahwa Kepala Sekolahnya adalah mantan guru saya
juga dulu, dan kami berteman di Facebook. Itu pasti sungguh menolong. Benar
saja, akhirnya setelah berbulan kemudian muncullah penampakan… Ada satu nama
yang mencurigakan saya, sekaligus membuat saya sungguh geli mengingatnya,
hahaha…! Tenang saja, Dian! Ga bakal dikasih tau, kok (: Tapi keren kan,
perjuangan saya menemukan ‘cahaya’ saya yang hilang itu?
Oke, kita tinggalkan
sebentar Dian yang itu. Kita balik ke ‘Dian-Dian’ lainnya seperti yang telah
saya beritakan di awal.
Ditinggal Dian buat saya
galau. Solusinya apa? Saya mesti cari Dian baru, yang bisa bantu semangat saya
oke lagi. Kebetulan sekali, begitu Dian ditarik pulang ke sekolah, dikirim lah
pula 2 orang penggantinya. Dian mestinya kenal dengan 2 orang juniornya ini…?
Dalam masa-masa galau itu
saya mesti berusaha move on. Tapi karena saya beraninya Cuma sama anak kecil,
wkwkwk…! 2 orang itulah incaran saya selanjutnya.
*Hasilnya bagaimana? Di post
berikutnya saja, yaa…(:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar