Saya sungguh iri dengan Hary Tanoe. Bukan karena istrinya
yang mantan seorang model itu. Buat saya, Dian cukuplah, hahaha…! Bukan karena
itu. Saya iri karena orang ini lancang sekali. Sebagai orang baru di twitter,
kemaren dia sempat jadi trending topic. Kurang ajar! Saya yang angkatan ’09 aja
belum, pernah walau sekali mengalaminya (:
Tapi walau begitu saya cukup terhibur juga. Sebab ‘prestasi’
menjadi trending topic itu ternyata diraihnya lewat cara yang kotor. Sebenarnya
ini ide yang brilian, kampanye dengan ciptakan trend di situs jejaring terkenal
itu. Sayangnya dia malah memilih berbuat curang. Dia jadi trending topic dengan
menggunakan aplikasi sejenis autotweet. Akibatnya, ketimbang beroleh apresiasi
dia malah dibully warga twitter, khususnya yang jadi korban phissing aplikasi
tersebut.
Kampanye, termasuk juga onlineshop dan sejenisnya itu juga
mesti taat etika layaknya di dunia nyata. Gagal mengamalkannya, bersiaplah
untuk terima karmanya. Salah satu sebab kenapa para artis dan selebriti eksodus
ramai-ramai ke Twitter yaa, itu! Karena banyak Facebuker yang gagal taat etika
dalam bisnis onlennya. Mensyen dan tag photo sembarangan yang akhirnya menganggu
kenyamanan. Pakai etika donk! Saya aja meski sering bikin status tentang Dian tak pernah tuh pake mensyen namanya. Sebab dia pasti juga butuh privasi sendiri, kan? Kiriman saya akan muncul di dindingnya dan beranda teman-temannya juga. Nah, siapa tahu dia lagi dekat sama seseorang? Saya tak mau donk, dianggap tak bisa bersaing secara fair, wkwkwk...! Lebih baik panggil saja secara pribadi, mensyen lewat komentar misalnya, kan bisa?
Saya punya banyak teman yang juga jualan di media online,
khususnya di Facebook. Dalam sehari dia bisa posting sampai 10 kali. Ini jelas
menganggu kenyamanan, terutama bagi teman-temannya yang facebookan via Hp atau
versi mobile. Sekali sempat saya sindir dengan maksud mengingatkan via status
Facebook, bahwa cara yang mereka gunakan sarat resiko.
Resiko pertama adalah blok kiriman. Semua kiriman atau
update dari yang bersangkutan tidak akan pernah tampil lagi di beranda kita. Masih
dalam lingkup pertemanan. Masih bisa saling chat, dan komen satu arah. Yang
diblok masih bisa ‘like’ dan komen di setiap kiriman atau status yang melakukan
blok. Tapi tetap saja berisiko, sebab semua kiriman teman yang sudah diblok itu
tak pernah lagi terlihat oleh teman, calon nasabah dan target pembeli kita.
Sia-sia kan ?
Tapi yang paling bahaya adalah, bahwa ternyata TAK BANYAK
yang tahu cara tersebut. Kebanyakan malah langsung memilih opsi remove, hapus
pertemanan. Jika sudah begitu, si teman yang sudah dihapus takkan pernah lagi
bisa melihat yang menghapusnya, bahkan di kolom pencarian sekalipun. Ini cara
yang sama sekali tidak bijaksana. Kan
cukup diblok saja (semua) kirimannya, jika benar-benar merasa terganggu.
Bisnis tak melulu soal kemauan dan kerja keras. Ilmu tetap
yang terpenting. Keliru bersikap fatal akibatnya. Kehilangan teman, dan respek.
Sungguh saya ragu kalau cara kampanyenya begitu. Saya tak asal bicara kok. Ada teman yang melulu
posting soal bisnisnya. Barusan saya intip dindingnya. Sejak 3 jam terakhir
sudah 10X update kirimannya. Mirisnya lagi, yang beri respon amat minim,
terbanyak 3 orang. Itupun setelah ‘dipanggil’ dulu via mensyen, hahaha…! Untuk
sebuah akun dengan friendlist yang mencapai 4000 orang lebih itu pasti bukan
sebuah hasil yang bagus, kan ?
Kreatif, donk! Saya juga punya usaha. dan sering pula ‘pamer’
catalog produksinya. Tapi kan ga melulu harus
posting yang begituan kan ? Post juga kek humor-humor dan atau kutipan
keren. Itu sungguh menolong terjaganya hubungan relasionship dengan teman
lainnya. Meski sekarang belum tertarik, tapi tetap saja teman itu penting.
Siapa tahu ada temannya juga yang kebetulan juga sedang mencari produk yang
kita kampanyekan, bukan? Kan bisa saja mereka
share apa yang kita posting, kan ?
Tapi yang konyol, teman ini-pun membatasi kirimannya hanya untuk temannya saja.
Begitulah kalau ilmunya tidak dimiliki. Apa gunanya kiriman kita di-share lagi
oleh teman, jika teman-temannya tak diijinkan untuk melihat kiriman tersebut, kan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar