Ribas bukanlah sebuah grup
Band. Kalaupun misalnya suatu saat dia bikin grup, saya orang pertama yang akan
protes. Sebab Band dan solo itu sungguh beda. Band butuh penyatuan konsep dan
visi masing-masing personel untuk kemudian membentuk satu konsep baru. Tak
banyak band yang besar, dan legend sekalipun yang mampu mempertahankan
cita-cita awal pembentukan bandnya. Sebab, pasti tak mudah karena masing-masing
personel tetap punya idealisme sendiri-sendiri. Band sekelas Bon Jovi pun
terakhir sudah ditinggal gitaris yang telah mendampinginya hampir sekitar 30
tahun. Di Indonesia, Slank generasi pertama adalah musisi-musisi besar yang
akhirnya malah berkarir sendiri-sendiri.
Ribas, adalah asset musit
terbaik di Indonesia .
Kenapa tidak terkenal, sebab dia banyak menghabiskan waktunya di luar negeri,
kuliah. Sekarang dia sudah jadi Doctor, Phd…WOW… (: Jurusan: filsafat.
Bayangkan saja kualitas lirik dari seorang doctor filsafat! Gila…Keren beud,
hehehe…!
Masalahnya, lirik yang tak
biasa itu justru tak ramah dalam industri musik kita yang orientasinya melulu
soal uang. Saya sendiri sungguh kecewa kenapa lagu ‘Sebelah Hati’ dan ‘Kekasih
Buat Kekasihku’ yang dipilih untuk dijadikan single andalan di album 1 dan
2-nya. Bukan karena lagu atau liriknya tak bagus. Khususnya lagu ‘Kekasih Buat
Kekasihku’, lagu apa yang bisa menandingi kualitas kegalauan liriknya? Saya
belum melihat tandingannya kecuali ‘Butiran Debu’ dan ‘Lelaki Yang Menangis’, atau
malah ‘Simphoni Hati’ yang semuanya juga adalah lagu ciptaanya sendiri.
Ditunjang lagi oleh
kesempurnaan ‘soul’ musik dan vokalnya, ini lagu sungguh menghanyutkan
perasaan. Hanya saja ‘terlalu biasa’
bagi seorang doctor filsafat seperti Ribas. Saya yakin pasti jika punya kuasa,
Ribas akan memilih ‘Seseorang Yang Lain’ atau ‘Tak Bisa Berhenti’ untuk
dijadikan single andalan. Atau jika bisa negosiasikan ‘Aku Rindu Padamu’ dengan
produsernya, jika ingin tetap ada unsur komersialnya.
Untuk album pertama, lagu
‘Bandara’ bolehlah. Tapi jika saya yang berkuasa, lagu pilihan saya adalah
‘Lelaki Yang Menangis’, sebagai single pertama. Karena Cuma 2 lagu yang
dibuatkan vidklip, ‘Menunggu Ternyata Menyakitkan’ lebih bisa menarik perhatian,
tanpa mesti kehilangan idealisme liriknya. ‘Sebelah Hati’ terlalu biasa, Ribs…!
(mudah2an aja dia nyasar ke blog ini, hehehe…!)
Ribas adalah lirikus terbaik
di Indonesia .
Maestronya lagi galau, hahaha…! Sejak berhenti nyanyi (konon karena produser
menganggapnya tak bisa nyanyi, ngiik), dia beralih jadi produser sendiri. Lihat
saja betapa hebohnya ‘Butiran Debu’. Walau Cuma beredar 2 bulan sebab
bermasalah dengan penyanyinya, satu albumnya keseluruhan terbilang sangat
sukses. Butiran Debu adalah lagu Indonesia yang terbanyak di cover
version, versi Youtube. Butiran Debu adalah lagu terbanyak yang pernah
dijadikan sebagai soundtrack FTV dan sinetron di Indonesia . Terakhir info dari
Ribasnya langsung, sekitar 16 judul.
Sayang, rilis Maret, awal
Juni semua albumnya ditarik lagi dari pasaran dan radio-radio, termasuk
menghapus semua file yang ada di 4shared, hihihi…! Saya sendiri sebagai
penikmat gratisan sempat mengamankan 6 dari keseluruhan 10 lagu di album Rumor
tersebut. Ribas tenggelam? Tidak. Rata-rata lagu album Rumor tersebut langsung
dipakai oleh banyak penyanyi lainnya. ‘Butiran Debu’ dipakai Terry. Studi
banding dipakai Derbi Romero. Wow dipakai XOIX. Lagu-lagu lainnya juga sedang
dalam proses rekam oleh penyanyi lain.
Kepanjangan, ahh…! Sambung nanti lagi yaa… (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar