Saya sendiri tak jelas
koleksinya. Macam-macam, yang penting unik. Jarang dimiliki orang lain. Saking
uniknya saya malah punya buku yang membahas ekonomi, dan bahkan buku resep
memasak saja saya punya, hahaha…! Buku yang tak saya suka cuma buku humor.
Alasannya remeh. Kalau belum bisa melawak cerdas (seperti saya, hahahak),
takkan saya pernah beli buku humor. Saya memang bukan pelawak, meski bisa
melawak, tapi hobi juga melawak. Lucu bagi saya itu mesti selalu terbaru. Semua
(buku) lawakan terasa garing, sebab saya sudah terlalu banyak tahu soal
lawakan.
Lapar sekali rasanya jika
sudah berada di Gramedia. Mulai dari buku computer, saya punya koleksi sekitar
50-an. Berguna? Lho wong PC saya saja rasanya yang paling kolot se-Indonesia.
Apa masih ada yang sampai sekarang masih pakai Pentium III, hahaha…? Kalau yang
ini sebenarnya saya tak beli bukunya. CD software dan tutorialnya yang biasanya
sebagai pendamping buku itu lebih menghasut.
Buku2 Sains saya malah punya
banyak, meski saya sendiri bukan orang sains, hahaha…! Ini lebih saya beli
karena unik, plus sangat banyak ilmu pengetahuan di dalamnya. Tapi yang paling
saya suka adalah buku untuk rekreasi otak seperti Matematika dan Logika. Soal
dan teka-teki menantang yang dihadirkan
buku-buku seperti itu malah sempat menghasut saya untuk menciptakan buku
tandingan, meski nyaris mustahil saya wujudkan. Otak saya tak mampu menciptakan
sendiri utuh satu buku. Blog ini sendiri awalnya saya buat malah untuk
mengabadikan kreasi-kreasi saya tentang Matematika, ilmu sulap mentalist
ciptaan (lebih tepatnya, mungkin modifikasi) sendiri. Tapi karena materinya
sedikit, maka terpaksa dihapus saja, hahaha…. Rekreasi Otak ganti jadi Rekreasi
Hati. Tapi beberapa sudah sempat saya post lagi, kan ? Insya Allah, nanti saya tambahkan lagi,
deh… (:
Lainnya koleksi saya yaa
buku-buku seperti blog ini. Berbagai artikel pendek di koran atau majalah yang
dikumpulkan jadi sebuah buku. Seperti buku2nya Prie GS yang saya punya
(awalnya) sampai 9, yang 3 sudah hilang dipinjam hiiiks, dan tak didapat lagi
gantinya. Padahal saya sempat perintahkan adik saya yang kuliah di Jogja untuk
mencari gantinya di toko2 buku loakan. Gagal, tanpa hasil.
Nah bisa donk, kalian
imajinasikan bagaimana patah hatinya saya saat terima laporan itu.
”Bang, saya mau ngembalikan buku. Tapi yang satunya hilang”.
Bersambung lagi, yaa… (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar