Halaman

11 Mar 2014

Asap Manusia dan Api Neraka Allah

“Alhamdulillah, akhirnya listrik hidup juga”, posting seorang teman di Facebook.

Bagi teman ini bersyukur itu ternyata mudah saja. Caranya menikmati hidup dengan penuh syukur ini amat menarik. “Alhamdulillah, bisa juga nonton Hallo Selebriti”, begitu kira-kira yang ada dalam pikirannya.

Banyak kita yang alpa bersyukur sebab keliru cara pandang. Sebab bersyukur dan kufur itu antar syukur dan kufur cuma dibatasi oleh cara memandang. Itulah kenapa begitu timnas U19 mencetak gol semua langsung bersorak, tapi langsung memaki dan berbuat anarkis, hanya dalam hitungan menit, ketika lampu stadion mati, Jebreeet…!

Bersyukur adalah perintah Allah. Sayangnya kita terlalu sempit dalam mendefenisikan kata syukur. Selain bersyukur atas rahmatNYA, kita juga mesti bersyukur terhindar dari laknatNYA. Selain bersyukur karena mendapatkan, kita juga mesti bersyukur terhindar dari kehilangan. Sesungguhnya apa saja pengalaman dalam hidup adalah karunia dari Allah. Kesulitan dan kemudahan hidup yang kita raih akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Tuhan.

Pandang dengan gaya yang lain, maka akan terlihat betapa sungguh agungnya karunia Allah buat kita. Panas yang begitu terik di Batam mesti disyukuri jika kita melihat bencana asap yang menimpa Pekanbaru dan sekitarnya. Kebakaran beberapa titik di Batam belakangan ini belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebakaran yang mengasapi Riau daratan, dan sebahagian Sumatera Barat.

Tiap hari dalam seminggu belakangan ini saya lihat dan dengar jeritan sirine mobil Damkar mondar-mandir di jalan depan tempat saya tinggal. Tapi juga tiap hari saya lihat kondisi Pekanbaru, dan saya bersyukur tidak mengalaminya. Panas terik Batam yang kita keluhkan itu belumlah seberapa ketimbang banjir Jakarta. Hujan asap Pekanbaru tak lebih buruk ketimbang awan panas Sinabung.

Asap ulah manusia itu belum ada apa-apanya ketimbang api nerakaNYA Allah SWT. Anggap saja bencana ini sebagai ujian dari Allah yang mesti kita syukuri. Tak semua manusia lho, berkesempatan mendapat ujian begitu dari Allah. Hanya manusia layak ujilah yang akan diujiNYA. Apa bencana keuangan Amerika bisa disebut sebagai ujian dari Allah SWT? Tidak bukan? Siprus, Yunani, Irlandia, Portugal dan Spanyol sudah bangkrut. Ukraina segera menyusul. Apa itu semua ujian dari Allah?

Dengan membalik logika berpikir seperti inilah kita bisa melihat betapa sayangnya Allah terhadap kita. Allah itu Maha Suka-suka. Ada saja caranya untuk memperlihatkan kepada kita kuasaNYA. Dan semua berpulang kepada kita untuk bersikap terhadapNYA: bersyukur atau kufur.

*Selamat Siang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...