Yak benar, semalam salah satu target berhasil saya capai.
Saya berhasil menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di Kepri Mall, hahaha…!
Atas ajakan seorang teman satu kampung, kami dan seorang teman lainnya reunian
di sana ,
bertiga saja. Sungguh saya begitu menikmatinya. Bukan sebagai penawar duka
karena masih saja gagal malam mingguan sama Dian, haha…! Tapi dari sini saya
banyak dapat ‘wawasan’ baru.
Bagi mereka berdua mungkin biasa saja, tapi beda sekali apa
yang saya rasakan saat itu. Saya yang dasarnya pendiam (?) benar-benar jadi
pendiam saat itu, wkwkwk…! Bukan karena mereka bukan teman akrab saya, bukan.
Mereka adalah teman sedari kecil, SD bahkan yang seorangnya lagi adalah teman
dari TK , SD
dan sampai di tingkat SMP-pun masih di sekolah yang sama, walau beda lokal.
Saya cuma diam saat mereka bicara bahwa di sini sekarang sudah di begini. Di
situ sudah dibangun itu. Si itu sekarang anaknya sudah sekian, ehh yang itu
sekarang masih jomblo, lho…!
Meski diam, saya tetap menyimak dengan sepenuhnya. Tapi
tetap gelap yang saya tangkap. Sungguh saya tak bermaksud lupa. Bahkan saking
berniat untuk tetap menjaga silaturrahim, saya pernah seharian mengirim ucapan
selamat Idul Fitri kepada SELURUH teman yang ada di list Facebook, yang waktu
itu masih sekitar 400-an lebih. Pegel, dan capek, wuiiiih…! Betul-betul
semuanya, sampai-sampai saya diprotes beberapa teman, sebab kegiatan itu
memenuhi beranda mereka. Itulah salah satu sebab kenapa sekarang saya tak lagi
melakukannya.
Pun, saya selalu sempatkan untuk mengucapkan selamat pada
hari2 spesial mereka seperti ulang tahun atau pernikahan. Semuanya? Tidak,
sebab beberapa hal. Selain saya juga tidak tiap hari Facebook-an, ada satu yang
membuat saya berpikir ulang untuk melakukannya, dan ini membuat saya sungguh
menderita.
Bagi saya ucapan selamat dan sejenisnya itu, baik via sms
atau sekedar chat di dunia maya, mesti selalu dengan menyebutkan nama. Inilah
wujud penghormatan saya terhadap mereka. Juga terhadap ucapan selamat ulang
tahun yang saya terima misalnya, saya selalu balas satu demi satu. Tidak dengan
kasih jempol, apalagi sekedar ucapan kolektif.
“Terima kasih untuk semua teman, adik, kakak, abang, paman
dll…”.
Tak sempat? Tak punya waktu? Sibuk? Bagi saya itu bukan
alasan. Bagi orang yang sudah menyediakan waktunya untuk memberi selamat,
mereka juga layak diberi waktu untuk beroleh ucapan terima kasih, secara
personil. Telat satu-dua-tiga hari atau bulan juga tak masalah, kan …?
Celakanya, tak semua dari mereka itu yang saya kenal.
Beberapa masih bisa saya kadali dengan menyebut Bu’, Pak, Bro dan sebagainya.
Tapi itupun ternyata tak aman. Saya pernah sok akrab, chatting dengan seseorang
yang ada di list.
Raul : Hi, aa kaba nyo, Da…?
Teman :Uda?
Aku ini cewek, tau…!
Raul :Ops,
sori yow, Ni! Abisan potonya cowok sih?
Teman :Uni?
Aku ini Etek-mu tau? Coba tanya sama Mamak-mu…
*Hening, hahaha….!
Tapi ada yang lebih buat saya tengsin, suatu saat. Lebaran
2012 kemaren saya pulang kampung, alhamdulillah! Ini lebaran pertama setelah 15
tahun di Batam (Mudik 2X sebelumnya tak pernah pas lebaran). Satu pagi saya
melihat ada cewek cantik pakai sepeda. Terkaan saya ini anak masih sekitar
kelas 2 atau 3 SMA. Iseng saya godain, khas saya donk! Pakai pembukaan Sicilia,
wkwkwk (Elu pikir catur?)
“Suit…suiiiit…!”
Dia cuma ngeliat, tak bisa saya tebak reaksinya. 2 hari
berikutnya pas lebaran pertama saya sowan ke rumah sepupu. Ramai sangat, sebab
semua anak cucu paman saya kumpul semua. Dan ternyata, itu cewek adalah ponakan
saya, wkwkwkw…! Ga tau deh, mudah2an aja dia ga cerita sama Ibunya, aamiin…!
*Oh ya kelupaan. Kayaknya dia beneran kelas 3 SMA, sebab
waktu saya tinggal merantau dulu dia masih 2 tahunan begitu. Mau nanya? Malu,
donk! hehehe…! Ga penting yak… (:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar