Di situ saya bertetangga pula dengan seorang cewek badung lagi cantik bernama Sari yang akrab dipanggil Amoy yang juga telah saya anggap sebagai adik sendiri. Setiap kali jalan bareng cowok, pengakuan pada orangtuanya adalah main ke rumah saya (rumah keluarga angkat saya yang lainnya lagi) di Seraya Atas. Saya adalah abangnya setiap kali dia bolos sekolah.
"Bang, tandatangani surat sakit Amoy donk!", katanya.
Dulu dia sering berkomentar di postingan Facebook saya. Suatu kali seorang teman MTs saya saat di kampung bertanya di kamar pesan, kenapa saya sepertinya begitu akrab dengan Sari alias si Amoy tersebut. Ternyata teman saya itu adalah sepupu dari Si Amoy, hahaha...!
Percakapan chatting kami makin seru dan panjang. Topik utama tentu saja membicarakan betapa bandel dan badung sepupunya itu. Ketika beralih cerita ke masa kecilnya yang ternyata di Batam saya kaget. Walau MTs di kampung dan sekelas dengan saya, SD ternyata dia sekolah di Batam dan sekelas dengan teman sekelas SMK saya yang di atas. Betapa ajaibnya hidup saya, hahaha...!
Allah SWT memberi saya pengalaman hidup yang indah. Lalu nikmat hidup seperti apalagi yang hendak saya ingkari?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar