Persoalan cover selesai, selanjutnya persoalan sang ikon. Putri Penggaruknya itu siapa? Siapa yang paling tepat menggantikan Dian?
Kehadiran Dian saat itu juga sangat tepat, walau tetap sambil membonceng persoalan lain. Tepat, karena saya berhasil mengkonfirmasi persoalan kami berdua. Tapi sekaligus persoalan baru. Begitu saya luluskan permintaan pertemanannya, diikuti pula oleh permintaan pertemanan dari cowoknya, hahaha...! Yang lebih ajaib lagi, saya pernah cek profilnya. Mutual friend saya dengannya cuma dua orang. Mau tahu siapa? Dian dan Rani, hahaha...! Ajaib banget kan, drama hidup saya. Ohh God, thanks for giving me the beatifull life stories. NikmatKU yang mana lagi yang hendak kau dustai, hai manusia yang terlahir bernama Asrul Khairi...? Itu nama sudah sangat berjodoh dengan wanita yang terlahir bernama Khairani Eka Putri, hahaha...!
Beberapa hari sebelum minta kesediaan Rani untuk dijadikan model cover, saya bertemu lagi dengan teman pertama (ingat part 1). Pertanyaan yang waktu itu diulanginya lagi.
"Gimana, Bang? Kapan buku keduanya?", katanya.
"Aku belum tanya Rani, kira-kira dia mau ga ya, potonya aku pakai?", apa boleh buat, saya mesti jawab kan?
"Pasti mau, Bang! Aku dah bilang abang mau pakai namanya, dia kayaknya girang banget", jawabnya.
Jawaban ini akhirnya buat saya mantap. Perhatikan pernyataan saya dan tanggapan si teman. Saya tak tahu apa persis yang dikatakannya pada Rani. Saya tak tahu persis bagaimana Rani menanggapinya. Tapi saya ingat sekali pernyataan saya. Kami bertiga bisa saja saling telah salah paham, saling keliru memberi atau menangkap informasi. Tapi saya tegaskan bahwa saya sama sekali tak pernah minta pakai nama Rani. Lah, saya minta potonya aja ga (belum) berani, apalagi minta ijin gunakan namanya?
Tapi jawaban si teman tadi buat saya yakin bahwa Rani pasti bersedia saya pakai di Rekreasi Hati. Yaa, poto dan sekaligus namanya. Tapi semua mesti ada prosesnya. Minta potonya ternyata tak sulit, tapi minta namanya saya butuh nyali yang sangat besar. Dan Rani sangat tahu berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk memupuk keberanian meminta kesediaannya. Saya minta potonya pertengahan Juni dan baru sekitar awal September berani minta namanya. Itu juga terdorong waktu yang kepepet target rilis buku kedua paling lambat 2 tahun setelah buku yang pertama. Dan begitu saya minta namanya, Rani menolak, hahaha...!
Rani tahu persis bagaimana prosesnya. Saya bahkan tegaskan langsung padanya bahwa saya percaya 100% dia akan bersedia. Dan terbukti kan, Ran? Haha...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar