Halaman

30 Okt 2013

Saya Penulis, Bukan Blogger

Posting Ke-24

Selamat Hari Blogger, semuaaa…!
(jika kalian baca posting ini 2 hari yang lalu, hehehe…)

Semalam saya sempat baca kiriman di Grup Blogger soal tawaran untuk jadi narasumber acara sebuah sekolah di Tanjung Balai Karimun. Awalnya saya tertarik, sebab syaratnya juga mudah saja, yang penting seorang blogger. Itu saja. Tapi nyali saya langsung ciut begitu tahu tema acaranya berupa ‘optimasi blog’. Bukan karena saya tak mengerti, tapi lebih karena idealisme saya saja. Di post berikutnya saya akan uraikan alasan detailnya, hehehe…!

Meski tak ahli, tapi saya cukup paham apa itu SEO, misalnya. Saya mengerti pengaruh penggunaan label, tag, peng-kategorian dan lain semacamnya untuk meningkatkan Pagerank di Google index, misalnya. Saya juga paham penggunaan bermacam widget akan menguras bandwith buat pengunjung. Saya pun tahu, bahwa untuk berkomentar di blog saya tak mudah sebab dengan alasan pribadi, sama sekali saya memang tak punya niat mempermudahnya. Saya pun mengerti apa itu backlink dan semacamnya.

Penulis mestinya beda dengan blogger. Saya ini penulis, meski cuma di blog saja. Padahal blog ternyata bukan cuma milik penulis.  Ada blog yang isinya cuma berupa gallery photo, dan ini pasti milik seorang photographer. Selain itu juga ada sharing blog sebagai tempat saling berbagi file ebook, video, lagu, software dan semacamnya.

Ada banyak blog copy-paste. Baik yang sudah ijin pada poster aslinya, ataupun yang tanpa permisi sama sekali. Intinya sama saja, ini pasti milik seorang plagiator. Dan yang lebih parah lagi, banyak blog yang isinya melulu materi pornografi, entah itu berupa gambar atau video. Tak jelas, apa sebutan yang cocok bagi pemilik blog ini. Tapi yang pasti sebagai penulis, saya sama sekali tak rela jika disetarakan dengannya.

Terakhir ada juga blog yang tanpa identitas. Campur aduk, semua hal bisa kita temukan di sana. Sehari dia posting belasan, bahkan sampai puluhan artikel. Entah terbuat dari apa otaknya hingga mampu konsisten melahirkan karya yang bermutu serupa itu, dan banyak pula. Semua hal dia kuasai. Mau soal tekhnologi, wawasan umum, politik bahkan berbagai fakta langka pun dia ketahui. Hebatnya lagi, belum terdeteksi pula sebagai blog spam atau copy-paste.

Mencampuradukkan semuanya sebagai blogger saya rasa sungguh tak bijak. Saya juga punya banyak teman photographer. Tapi menyamakan seorang penulis dan photographer tentu keliru. Yang satu tukang tulis, sedang satu lagi tukang photo. Saya juga penggemar fanatic blog yang suka sharing aneka file. Banyak malah yang secara diam-diam saya manfaatkan tanpa permisi sama sekali, apalagi sampai mengucapkan terimakasih.

Tapi sekali lagi, menganggap sama orang yang suka berbagi dengan orang yang suka mencuri tentu tak adil. Bagaimana mungkin orang yang suka berbagi file kita setarakan dengan orang yang suka mencuri artikel. Bagaimana mungkin karya seni berupa photografi dianggap sama dengan foto porno fake artis, yang kemungkinan hasil copas pula?

*Udahan dulu yaa… :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...