Halaman

7 Okt 2013

Buku Syukur

Posting Hari Ke-7

Si Benu, seleb ke 2 ini postingannya (hampir) tak ada bagusnya. Selain postingan proses syuting, behind the scene, promosi sinetron dan acara TV-nya, juga upload gambar-gambar koleksi tas, sepatu, dan sebagainya plus foto-foto narsis. Sesekali sih ada juga tulisannya tentang kehidupan sosial, alam. Tapi itu juga tak sering dan pendek pula.

Terus bagusnya apa?

Saya sendiri bingung, hahaha…! Oh ya ada yakni tema ‘Quote’. Saking bagusnya tulisan ini saya malah tak mengerti sama sekali, sebab berbahasa Inggris, hahaha…!

Tapi satu alasan saja kenapa saya follow blog ini. Dia selalu mengingatkan saya untuk selalu bersyukur. (Hampir) tiap Jum’at malam dia selalu post soal kegembiraan yang diraih selama seminggu berjalan. Buat saya kegembiraan adalah segalanya. Saya nyaris terhasut karena postingan rutinnya itu. Seperti juga banyak dianjurkan oleh aneka buku motivasi dan pengembangan diri, saya juga sudah persiapkan satu buku kecil untuk dicatat tiap hari soal kegembiraan yang saya raih. Lihat juga beberapa post saya sebelum ini yang cukup banyak saya pamer kegembiraan. Sampai satu saat dan ini gegara Dian lagi, hahaha…!

Saya sempat tulis bahwa meski kehilangan Dian, saya tetap bisa gembira. Banyak memang koleksi kekecewaan dan kesedihan saya. Tapi dengan rumus membalik logika, ternyata kegembiraan saya tak kalah ramainya. Jadi bisa dibayangkan gempitanya perasaan saya saat kami berdua memutuskan islah, hahaha…!

Akibatnya, saya malah jadi sulit untuk menuliskan dan posting soal kegembiraan saya. Sebab terlalu banyak. Saya pikir lagi, ternyata anjuran untuk menuliskan aneka kegembiraan itu justru rawan terhadap kufur nikmat, lho…?

Kegembiraan yang saya raih sudah terlalu banyak, dan saya bersyukur untuk itu. Makin banyak yang bisa saya tulis makin meningkat pula rasa syukur saya. Saya mengerti perintah Al-Quran, siapa bersyukur nikmat akan ditambah. Rumus itu saya terapkan terus. Maka saya makin bersyukur. Makin saya bersyukur, makin bertambah kegembiraan saya. Bertambah kegembiraan, bertambah juga rasa syukur saya. Eee tapi semakin saya bersyukur, ternyata pada saat yang sama saya malah semakin kufur akan nikmat.

Semakin banyak yang saya tulis, semakin melupakan saya akan nafas yang masih bertiup, jantung yang masih berdetak, darah yang masih mengalir. Saya lupa, bahwa saat gatal saya bisa menggaruk. Lupa bahwa, saya bisa mencapai toilet tepat waktu. Lupa bahwa, makanan di kantin tadi siang tak ada lagi lalat atau rambut. Lupa bahwa, tak ada yang menyadari saat tadi saya kentut. Karena, semua itu tak pernah saya tulis di buku syukur saya itu.

Astagfirullahaladziim…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...