Halaman

9 Okt 2013

Prihatin Amerika

Posting Hari Ke-9

Indonesia kebangetan ya…!. TV, Koran, internet sampai warung-warung kopi di pedalaman desa sibuk bicara soal uang yang miliaran jumlahnya. Pada ga’ prihatin ya, sama Amerika. Ga  peka nih, Amerika lagi bangkrut, tauuuu….!

Bicara soal uang atau barang mewah memang asyik. Indonesia paling suka soal yang beginian, nih! Bicara korupsi yang melibatkan uang besar tidak melulu cuma hak manusia kota. Warung-warung kopi di pedalaman pedesaan pun ikut  larut dalam diskusi soal yang sama. Soal miliaran uang negara yang ditilep para penguasa, soal mobil mewah yang katanya murah. Barusan tadi juga baca ada ratusan orang yang antri buat membeli rumah seharga Rp 900.000.000,- di kawasan Serpong.

Kasihan donk, sama Amerika. Sementara negara mereka kolaps, kita sibuk bicara soal uang, yang nilainya miliaran pula. Mereka pasti tersinggung. Kita bicara soal mobil murah, padahal untuk menggaji pegawainya saja Amerika sudah tak kuasa. Kita siapkan miliaran rupiah cuma sebagai landasan tempat pendaratan helicopter yang akan membawa Obama ke Indonesia, padahal dana untuk bahan bakar heli-nya itu saja Amerika tak punya.

Para pejabat kita di DPR gontok-gontokan soal tempat parkir. Sebelah sini punya si ini, yang situ baru punyanya situ. Hey DPR, kalian sibuk membeli tempat parkir, padahal ongkos buat ke Indonesia saja Obama tak punya. Bagaimana sih, kalian? Tak punya kerjaan lain apa? Masih banyak yang butuh perhatian kalian. Komisi Hukum, kalian tau kan, bagaimana situasi hukum kita sekarang ini? Itu yang mesti kalian urus! Bukannya malah saling berebut tempat parkir, PAHAAAAM…..?

Prihatin dikit kek, sama Obama? Ingat dia itu sudah mengharumkan nama Indonesia lho. Cuma sekolah sampai kelas 3 SD saja di Indonesia, dia bisa jadi Presiden. Di Amerika pula. Kita mestinya bangga, donk! Jadi ketika dia sedang ditimpa musibah begini, kan tak elok kita bicara soal uang-uang yang miliaran rupiah. Soal mobil dan rumah mewah yang bagi kita murah saja. Kita ini orang Timur. Tak ada dalam budaya kita soal bahagia atas penderitaan orang lain. Apalagi agama kita melarangnya juga. Pancasila pun melarang kita untuk berfoya-foya dan bergaya hidup mewah. Begitu, kan?

Nah buat kalian wahai Amerika! Belajar jugalah dari Indonesia! Kalian lihat, dengan kerja keras para pemuda kami bisa merebut medali emas di ajang AFF kemaren. Begitulah mestinya. Hidup mesti diperjuangkan. Mereka berjuang untuk mendapatkan medali emas itu. Para sarjana dan pemimpin kami memberikan kalian tambang emas terbesar di dunia, supaya anak-anak muda kami mengerti soal perjuangan untuk mendapatkan emas itu kembali, satu demi satu. Yaa….lewat olahraga semacam sepakbola itulah. Itulah makanya, Boaz, Tibo, Wanggai dan anak-anak Papua lainnya begitu semangat merebut kembali emas yang telah kalian ambil dari kampungnya.

Eee, tapi kenapa kalian begitu bodohnya? Sudah kami berikan tambang emas terbesar di dunia pun ternyata kalian masih bangkrut juga? Kami bingung bagaimana lagi cara kami membantu kalian. Kami undang kalian ke pertemuan APEC. Itu bagus lho, untuk membicarakan strategig pemulihan ekonomi. Eee tapi ternyata Presiden kalian tak mau datang. Kami juga tersinggung tauuu? ….

*Postingan ini karena sudah kehabisan ide… :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...