Bicara soal uang atau barang mewah memang asyik. Indonesia paling suka soal yang
beginian, nih! Bicara korupsi yang melibatkan uang besar tidak melulu cuma hak
manusia kota .
Warung-warung kopi di pedalaman pedesaan pun ikut larut dalam diskusi soal yang sama. Soal miliaran
uang negara yang ditilep para penguasa, soal mobil mewah yang katanya murah.
Barusan tadi juga baca ada ratusan orang yang antri buat membeli rumah seharga
Rp 900.000.000,- di kawasan Serpong.
Kasihan donk, sama Amerika. Sementara negara mereka kolaps,
kita sibuk bicara soal uang, yang nilainya miliaran pula. Mereka pasti
tersinggung. Kita bicara soal mobil murah, padahal untuk menggaji pegawainya
saja Amerika sudah tak kuasa. Kita siapkan miliaran rupiah cuma sebagai
landasan tempat pendaratan helicopter yang akan membawa Obama ke Indonesia ,
padahal dana untuk bahan bakar heli-nya itu saja Amerika tak punya.
Prihatin dikit kek, sama Obama? Ingat dia itu sudah
mengharumkan nama Indonesia
lho. Cuma sekolah sampai kelas 3 SD saja di Indonesia , dia bisa jadi Presiden.
Di Amerika pula. Kita mestinya bangga, donk! Jadi ketika dia sedang ditimpa
musibah begini, kan
tak elok kita bicara soal uang-uang yang miliaran rupiah. Soal mobil dan rumah
mewah yang bagi kita murah saja. Kita ini orang Timur. Tak ada dalam budaya
kita soal bahagia atas penderitaan orang lain. Apalagi agama kita melarangnya
juga. Pancasila pun melarang kita untuk berfoya-foya dan bergaya hidup mewah. Begitu,
kan ?
Nah buat kalian wahai Amerika! Belajar jugalah dari Indonesia ! Kalian
lihat, dengan kerja keras para pemuda kami bisa merebut medali emas di ajang
AFF kemaren. Begitulah mestinya. Hidup mesti diperjuangkan. Mereka berjuang
untuk mendapatkan medali emas itu. Para
sarjana dan pemimpin kami memberikan kalian tambang emas terbesar di dunia,
supaya anak-anak muda kami mengerti soal perjuangan untuk mendapatkan emas itu
kembali, satu demi satu. Yaa….lewat olahraga semacam sepakbola itulah. Itulah
makanya, Boaz, Tibo, Wanggai dan anak-anak Papua lainnya begitu semangat merebut
kembali emas yang telah kalian ambil dari kampungnya.
Eee, tapi kenapa kalian begitu bodohnya? Sudah kami berikan
tambang emas terbesar di dunia pun ternyata kalian masih bangkrut juga? Kami
bingung bagaimana lagi cara kami membantu kalian. Kami undang kalian ke
pertemuan APEC. Itu bagus lho, untuk membicarakan strategig pemulihan ekonomi.
Eee tapi ternyata Presiden kalian tak mau datang. Kami juga tersinggung tauuu? ….
*Postingan ini karena sudah kehabisan ide… :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar