Halaman

19 Okt 2013

Anugerah Itu Mandat

Posting ke-16

“Raul, pinjam duitmu dulu Rp 20.000,-. Saya tak punya duit lagi nih”, kata seorang teman kerja.

Tanpa pikir panjang sang teman saya pinjami, meski setelahnya berbalik saya yang jadi tak punya uang sama sekali. Sebenarnya kurang tepat orang ini saya anggap sebagai teman. Anak gadisnya saja cocok sekali jika bersedia jadi pacar saya, hahaha…! Lebih dari itu, kami juga kenalnya juga cuma di tempat kerja, itupun berbeda departemen pula. Intinya yaa, kami cuma teman sebatas kenal saja, lain tidak.

Mestinya dia tidak tahu bahwa saya ini orang baik. Jadi kenapa dia percaya diri bahwa saya bisa dimintai tolong begitu mencurigakan saya. Jangan-jangan bahwa saya memang orang baik sudah bukan rahasia lagi, hahaha…! Jika memang begitu, pertanyaan saya tentang nasehat teman beberapa waktu lalu terjawab sudah. Seorang teman sekolah dulu yang sekarang kami dipisahkan jarak dan belum pernah sekalipun bertemu lagi (sekitar 13 tahun lebih) sejak tamat sekolah pernah menasehati agar saya jangan terlalu baik sama orang.

Saya heran, darimana dia tahu kalau saya ini orang baik. Terlalu baik malah hingga dia merasa perlu untuk menasehati saya. Jaman sekolah dulu, sama sekali tak ada indikasi sama sekali kalau saya ini akan jadi orang baik. Sebaliknya malahan, dia yang terlalu baik sama saya. Dia yang selalu traktir saya setiap ke kantin sekolah, atau ongkos pergi nonton festival band. Dia yang baik karena mengerti saya pasti tak punya ongkos atau duit buat jajan. Siaaal, kok jadi mellow gini ya? Jadi kangen saya sama orangnya, hahaha…!

Intinya saya heran, dari mana orang-orang tahu bahwa saya orang baik? Saya tak tahu jawabannya. Dan saya juga tak butuh orang lain tahu bahwa saya orang baik, karena saya tahu pasti bahwa Allah Yang Maha Tahu pasti tahu bahwa saya orang baik. Nah, inilah yang paling penting.

Allah tahu saya orang baik, karena itu si teman digerakkanNYA kepada saya. Allah mempercayakan teman ini kepada saya. Allah percaya bahwa sayalah orang yang tepat yang bisa membantunya. Diberi kepercayaan oleh Allah itu suatu anugerah sekaligus mandat. Anugerah karena tak semua orang bisa memperoleh kepercayaan begitu saja. Apalagi kepercayaan dari Allah pula. Dengan segudang prestasinya yang mendunia saja, Pak Jusuf Kalla ‘gagal’ mendapat kepercayaan untuk jadi Presiden di Pilpres 2009 lalu, bukan? Padahal itu cuma butuh kepercayaan dari manusia saja.

Selain sebagai anugerah, kepercayaan dari Allah itu juga mandat. Diberi mandat oleh Allah itu juga bukan prestasi sembarangan lho. Allah memberi mandat karena tahu pasti bahwa saya sanggup mengembannya. Mustahil Allah tak tahu yang begitu, sebab sifatnya sebagai YANG MAHA TAHU. Jadi jika Allah memerintahkanmu melakukan sesuatu, yaa lakukan, donk! Karena dia pasti tahu bukan, kalau kamu sanggup melakukannya?

Segala yang menyangkut mandat memang tak mudah. Jangankan mandat dari Tuhan, amanat dari manusia saja banyak yang malah khianat terhadapnya. Koruptor adalah orang-orang yang serupa itu. Dan ternyata banyak sekali malah jumlahnya di Negara kita. Awalnya mereka adalah orang-orang terpercaya. Karena dipercaya itulah mereka peroleh mandatnya. Tapi sekali lagi itu kan cuma mandat dari manusia yang memang sifatnya mudah keliru. Pasti beda donk, dengan Tuhan Yang Maha Tahu…?

Saya diberi kepercayaan oleh Allah untuk membantu si teman. Saya tak mungkin berani mengecewakan Allah dengan mensia-siakan kepercayaanNYA itu. Saya juga akan laksanakan segala mandat yang Allah berikan karena pasti mampu melakukannya. Saya memang mampu melakukannya, tapi soal betapa beratnya, Insya Allah nanti saya ceritakan berikutnya saja, yaaa… :D

NB: maaf, masih dalam suasana mellow ini. Something runs bad :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...