“Raul, pinjam duitmu dulu Rp 20.000,-. Saya tak punya duit
lagi nih”, kata seorang teman kerja.
Tanpa pikir panjang sang teman saya pinjami, meski
setelahnya berbalik saya yang jadi tak punya uang sama sekali. Sebenarnya
kurang tepat orang ini saya anggap sebagai teman. Anak gadisnya saja cocok
sekali jika bersedia jadi pacar saya, hahaha…! Lebih dari itu, kami juga
kenalnya juga cuma di tempat kerja, itupun berbeda departemen pula. Intinya
yaa, kami cuma teman sebatas kenal saja, lain tidak.
Mestinya dia tidak tahu bahwa saya ini orang baik. Jadi
kenapa dia percaya diri bahwa saya bisa dimintai tolong begitu mencurigakan
saya. Jangan-jangan bahwa saya memang orang baik sudah bukan rahasia lagi,
hahaha…! Jika memang begitu, pertanyaan saya tentang nasehat teman beberapa
waktu lalu terjawab sudah. Seorang teman sekolah dulu yang sekarang kami
dipisahkan jarak dan belum pernah sekalipun bertemu lagi (sekitar 13 tahun
lebih) sejak tamat sekolah pernah menasehati agar saya jangan terlalu baik sama
orang.
Saya heran, darimana dia tahu kalau saya ini orang baik.
Terlalu baik malah hingga dia merasa perlu untuk menasehati saya. Jaman sekolah
dulu, sama sekali tak ada indikasi sama sekali kalau saya ini akan jadi orang
baik. Sebaliknya malahan, dia yang terlalu baik sama saya. Dia yang selalu
traktir saya setiap ke kantin sekolah, atau ongkos pergi nonton festival band. Dia
yang baik karena mengerti saya pasti tak punya ongkos atau duit buat jajan. Siaaal,
kok jadi mellow gini ya? Jadi kangen saya sama orangnya, hahaha…!
Intinya saya heran, dari mana orang-orang tahu bahwa saya
orang baik? Saya tak tahu jawabannya. Dan saya juga tak butuh orang lain tahu
bahwa saya orang baik, karena saya tahu pasti bahwa Allah Yang Maha Tahu pasti
tahu bahwa saya orang baik. Nah, inilah yang paling penting.
Allah tahu saya orang baik, karena itu si teman
digerakkanNYA kepada saya. Allah mempercayakan teman ini kepada saya. Allah
percaya bahwa sayalah orang yang tepat yang bisa membantunya. Diberi
kepercayaan oleh Allah itu suatu anugerah sekaligus mandat. Anugerah karena tak
semua orang bisa memperoleh kepercayaan begitu saja. Apalagi kepercayaan dari
Allah pula. Dengan segudang prestasinya yang mendunia saja, Pak Jusuf Kalla
‘gagal’ mendapat kepercayaan untuk jadi Presiden di Pilpres 2009 lalu, bukan?
Padahal itu cuma butuh kepercayaan dari manusia saja.
Selain sebagai anugerah, kepercayaan dari Allah itu juga
mandat. Diberi mandat oleh Allah itu juga bukan prestasi sembarangan lho. Allah
memberi mandat karena tahu pasti bahwa saya sanggup mengembannya. Mustahil
Allah tak tahu yang begitu, sebab sifatnya sebagai YANG MAHA TAHU. Jadi jika
Allah memerintahkanmu melakukan sesuatu, yaa lakukan, donk! Karena dia pasti
tahu bukan, kalau kamu sanggup melakukannya?
Segala yang menyangkut mandat memang tak mudah. Jangankan
mandat dari Tuhan, amanat dari manusia saja banyak yang malah khianat
terhadapnya. Koruptor adalah orang-orang yang serupa itu. Dan ternyata banyak
sekali malah jumlahnya di Negara kita. Awalnya mereka adalah orang-orang
terpercaya. Karena dipercaya itulah mereka peroleh mandatnya. Tapi sekali lagi
itu kan cuma mandat
dari manusia yang memang sifatnya mudah keliru. Pasti beda donk, dengan Tuhan
Yang Maha Tahu…?
Saya diberi kepercayaan oleh Allah untuk membantu si teman.
Saya tak mungkin berani mengecewakan Allah dengan mensia-siakan kepercayaanNYA
itu. Saya juga akan laksanakan segala mandat yang Allah berikan karena pasti
mampu melakukannya. Saya memang mampu melakukannya, tapi soal betapa beratnya,
Insya Allah nanti saya ceritakan berikutnya saja, yaaa… :D
NB: maaf, masih dalam suasana mellow ini. Something runs bad
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar