Posting Ke-20
Apa kaitan Sumpah Pemuda dengan para artis menimbulkan
pertanyaan di otak landai saya. Setiap peringatan Hari Sumpah Pemuda mesti para
artis lah yang jadi sasaran para pemburu berita, khususnya media infotainment.
Kepada para artis disodorkan pertanyaan soal makna Sumpah Pemuda. Hampir semua
infotainment menanyakan soal yang sama, termasuk ‘Hallo Selebriti’ tentunya,
hahaha…!
Okelah, namanya saja infotainment, jadi narasumbernya mesti
para artis, bukan? Persoalannya, Sumpah Pemuda itu tujuannya jelas bukan untuk
hiburan, apalagi untuk sekadar bermain-main. Mana ada yang namanya ‘sumpah’
dijadikan sebagai ‘hiburan atau mainan belaka. Lagipula tak satupun dari artis
narasumber tersebut yang tercatat sebagai saksi sejarah, apalagi terlibat dalam
Sumpah Pemuda itu. Artis itu dunianya sekadar hiburan saja. Pura-pura belaka. Sedang
Sumpah Pemuda adalah soal yang begitu seriusnya. Jadi mestinya tak ada kaitan
sama sekali antara artis dan Sumpah Pemuda.
Apa yang bisa kita ambil dari para artis soal Sumpah Pemuda?
Keteladanan? Sebagai public figure mestinya mereka memang jadi panutan.
Masalahnya, banyak diantara mereka adalah sosok yang jauh dari layak untuk
diteladani. Banyak memang artis berprestasi, tapi yang dikenal karena sensasi
dan kontroversinya malah jauh lebih banyak lagi.
Pemuda dulu belajar dari pengalaman, sedang para pemuda kini
belajarnya dari tontonan. Para pemuda-pemudi dulu
mengorbankan harta bahkan nyawa demi kehormatan dan harga diri bangsa. Kita,
muda-mudi jaman ‘Hallo Selebriti’ banyak yang malah berlaku sebaliknya,
mengabaikan kehormatan dan harga diri demi mengupdate rokok dan pembalut. Tontonan
adalah satu diantara sebabnya.
Sebagai artis biasa, dia cuma muncul di tipi dan di koran.
Tapi sebagai artis porno, di Handphone pun dia bisa eksis, hahaha…! Sebagai
penyanyi, seluruh albumnya cuma laku sekian juta keping. Sebagai artis film,
dia cuma nongol di bioskop sekian waktu dalam setahun. Tapi sebagai actress 3GP,
dalam seminggu saja sudah puluhan juta download, hahaha…!
Saya bisa membayangkan konflik batinnya saat itu. Saya bisa
menerawang pikirannya untuk bunuh diri saja. Tapi dia pasti tak ingin mati.
Mati bunuh diri saja sudah demikian horornya. Apalagi sudah matinya bunuh diri,
dosa kelakuan minusnya itu ikut pula pasti. Sudah menghadap Tuhan dengan bekal
berlipat-lipat dosa, meninggalkan aib pula bagi manusia yang mengenalnya. Kambing
kurban saja matinya bangga dan menghadap Tuhan dengan kepala tegak karena diiringi seluruh umat Islam dengan doa. Jadi
dia pasti pilih hidup saja, meski tentu saja tak mudah.
Kesulitan pertamanya tentu soal nama baik yang mesti
dipulihkan. Persoalannya itu bukan main rumitnya di Indonesia. Kita sudah
diajarkan pepatah ‘sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang takkan percaya’.
Dia juga pasti mengerti pepatah ini. Jadi dia juga tau cara mengatasinya:
TEGAR.
Dapurnya mesti berasap. Gatalnya butuh digaruk, hahaha…!
(kumat). Lagipula sebagai (mantan) artis terkenal dia butuh untuk tetap eksis.
Inilah kelebihan artis terkenal, tetap punya akses ke dunia tipi. Kelakuan adalah soal belakangan, yang utama adalah nilai jual beritanya. Itulah pula
yang membedakannya dengan saya yang baru calon artis. Meski kelakuan saya tak
parah begitu, tapi dia menyalib saya melulu, hahaha…! Jadilah, dia kembali jadi
tontonan dan saya tetap jadi penonton. Dan sebagai penonton, dialah yang kita
jadikan tuntunan.
Kepanjangan dan mulai ngawur. Ntar aja lanjutannya yaa,
hehehe…:D
*Selamat Hari Sumpah Pemuda…!
*Selamat Hari Sumpah Pemuda…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar