Halaman

29 Agu 2017

Profesor Kuota Internet

"Naikkan IQ, maka hoax akan turun" ~ Rocky Gerung.

Bertebarannya berita-berita hoax bisa jadi memang karena rendahnya kualitas manusia Indonesia. Maaf, tapi memang mesti kita akui dengan berlapang dada. Menyakitkan, sebab UUD1945 sendiri mengamanatkan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Negara dalam hal ini pemerintah bukannya tak berupaya menunaikannya. 20% belanja negara tiap tahun digunakan untuk sektor pendidikan. Itu nilai yang sangat besar. Terlalu besar malah jika kita komparasikan dengan mutu manusia Indoneaia yang dihasilkannya.

Melihat betapa banyaknya bangunan sekolah yang buruk, fasilitas yang minim dan kehidupan guru yang jauh dari sejahtera sama sekali tak menggambarkan kecocokan dengan ongkos tahunan yang dianggarkan. Pemerintah tak usah bangga dengan banyaknya misal pihak yang terkesan peduli pendidikan dengan banyaknya berdiri usaha-usaha seperti Bimbel, Les Private atau lembaga-lembaga pelatihan swasta lainnya. Itu mestinya dirasa sebagai tamparan keras bahwa pemerintah telah gagal dengan telak dalam bidang pendidikan. Pengusaha-pengusaha Bimbel dan sejenisnya itu hanyalah orang yang memanfaatkan kegagalan tersebut dengan membayar guru-guru yang juga gagal disejahterakan pemerintah. 

Pemerintah selalu kaku dengan kurikulum, padahal ilmu pengetahuan selalu berkembang.Cara yang begitu-begitu selalu juga akan menghasilkan yang serupa itu-itu melulu. Bukannya beradaptasi dengan teknologi, malah banyak sibuk dengan istilah. SMA, ganti SMU, balik lagi SMA. PMP, PPKn, Pendidikan Pancasila dan sebagainya. Nama pengurusnya pun begitu pula. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sekarang menjadi Kementrian Pendidikan Riset dan Teknologi Tinggi. Untuk hal-hal yang begini saja berapa banyak ongkos yang mesti dibayarkan? Semua butuh biaya yang tak murah. Jangan sampai anggaran pendidikan banyak disedot hanya demi  sosialisasi perubahan istilah.
Teknologi makin berkembang dan dunia semakin sibuk. Kita semua jadi pihak yang sibuk. Guru mesti disejahterakan agar punya waktu untuk tidak hanya mengajar tapi juga mendidik. 

Ongkos pendidikan seperti belanja buku sebetulnya bisa dialihkan menjadi kuota internet belaka. Jauh lebih irit. Saya pernah baca satu artikel (sayang sudah lupa lagi, hahaha...), dengan ongkos 2 juta rupiah saja untuk berkeliaran di internet, bisa menghasilkan seorang berpengetahuan setara lulusan S2. Betapa banyak yang bisa dihemat? Saya bahkan sangat optimis bahwa kita bisa mencetak para profesor dan ilmuwan hanya dengan bermodal kuota internet, hahaha...!

*Ngigau...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...