Halaman

18 Agu 2017

Bola dan Damainya Dunia Maya

Musim bola 2017/2018 telah dimulai. Ini sebetulnya berkah bagi semua. Sepakbola bisa mencairkan bahkan bisa melenturkan ketegangan politik kita. Ramai tapi damai. Saat bicara bola saya dan Najwa Shihab bisa berkoalisi membully Profesor Mahfud MD, bila saat itu Manchester United kalah misalnya. Akun twitter Panca dan Partai Socmed misalnya bisa terlihat 'mesra' saat bicara bola, walau di hari lain mereka nyaris selalu perang twit politik.

Seluruh rakyat Indonesia bersamaan kedudukannya dalam hukum dan sepakbola. Seorang Deddy Mizwar atau Said Didu 'boleh di-bully' saat Manchester City kalah. Bicara hal lain, semua orang mesti hormat terhadap seorang Tiffatul Sembiring. Tapi saat Barcelona kalah, itulah kesempatan dan saat terbaik untuk memperolok-oloknya. Profesor sekelas Mahfud MD akan terlihat begitu gobloknya berkilah dan ngeles saat MU kalah.

Akhir pekan dan beberapa kali di tengah minggu terlihat begitu damainya keberagaman di Indonesia. Tak ada lagi istilah Jokower, Wowok, Brewok, Ahoker, Panasbung, Kecebong, Kodok dan sejenis lainnya. Dan inilah menariknya bola dan dunia maya.

Di dunia nyata antara suporter 2 klub bisa saja terjadi perang ludah bahkan bertumpah darah, di dunia maya justru sebaliknya. Belum pernah terdengar ada perang twit bola berlanjut di dunia nyata. Sebaliknya, twitwar politik ada yang butuh diselesaikan dengan jantan di dunia nyata.

Bagi saya pribadi, musim bola inilah saat terjadinya silaturrahmi dengan sanak family, walau itu sekedar saling ejek di postingan Facebook. Anak Minang seperti keluarga besar kami memang sulit kumpul bersama di dunia nyata. Ada yang namanya 'pulang basamo', tapi selalu saja ada cacatnya. Yang ini tak bisa pulang karena mesti begini, sementara yang itu harus begitu.

Keluarga kami memang besar dan begitu besarnya. Saking besarnya beberapa diantara kami malah tak saling kenal rupa satu dengan lainnya. Selain rentang usia, kami  tersebar pula merantau di segala penjuru laiknya anak Minang lainnya. Maka silaturrahim di dunia maya ini tentu penting untuk dijaga.

Yaa, postingan status-status bola saya biasanya memang cuma antar kami sesama saudara sepupu. Beberapa teman lain memang sering ikut nimbrung juga, terutama teman sekampung. Jika dia ternyata bukan teman sekampung, biasanya akan berhenti begitu saja, karena mungkin tak paham, kami ini bicara apa, hahaha...!

Maka nikmati sajalah pertunjukan saling ejek kami sampai nanti musim bola jeda lagi. Dan mohon doanya, musim ini mungkin memang yang terburuk buat saya. Karena prestasi yang jelek musim lalu, tahun ini Arsenal cuma main di kasta ke-2 kompetisi bola Eropa. Sedang tim-tim para sepupu saya itu semuanya main di kompetisi utama, hiiiks...! Sudah kebayang aneka jenis bully-annya.

"Peserta Liga Malam Jumat"

"Kompetisi Klub Medioker"

"Liga Klub-klub Pecundang"

dan sebagainya, duh...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...