Halaman

15 Sep 2017

Begitu Dekat, Begitu Nyata

Upacara Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2017. Di sebelah Presiden dan Wakil Presiden. Di samping Ketua MPR/DPR. Beberapa hari berikutnya Irman Gusman kena Operasi Tangkap Tangan KPK, ngeriiii...!

Kecuali untuk posting di blog, memang telah lumayan lama saya jarang 'online' di Twitter atau pun Facebook . Bukan tak pernah, tapi biasanya setelah update status atau cuitan di Twitter saya langsung off dan mengabaikan saja notifikasi yang masuk. Jarang sekali saya scrolling timeline sehingga agak kurang update terhadap perkembangan terkini. Untuk tahu informasi terkini saya cuma menyimpan halaman sebuah akun secara offline, dan tinggal melakukan refresh online begitu mau baca informasi. Belakangan saya sedang asyik-asyiknya membaca novel-novel detektif koleksi lama. Ini saya rasakan sangat membantu melatih kemampuan deduksi saya, haha...!

Dan betapa kagetnya saya begitu tahu berita Indra J Piliang diciduk perkara narkoba. Innalillah...!

Begitu dekat, begitu nyata dan mungkin sebentar lagi kita. Terkenang lagi saya cuitan Fahri Hamzah dua bulan yang lalu tersebut. Saya dan IJP tak saling kenal, tapi kami cukup intens berkomunikasi di Twitter. Terakhir, bulan lalu dia mencoba membantu saya menghubungi Pak JK terkait buku-buku biografi Pak JK koleksi saya. Pak JK salah seorang tokoh favorit saya. Saya punya banyak koleksi buku-buku biografinya. Sayangnya, Twiter saya justru diblokirnya. Dan IJP memfasilitasi saya untuk menghubunginya.

IJP salah satu semangat saya dalam berkarya. Sebagai sesama penulis, kami punya idealisme yang sama. Karya kami terlalu berharga untuk dilepas ke penerbit begitu saja. Dia mengklaim sebagai penulis indie paling produktif se-Indonesia, dan saya percaya. Tapi beliau angkat topi saat saya mengklaim sebagai penulis paling indie se-dunia, hahaha...! Ehh, Rekreasi Hati itu saya tulis,susun, edit, desain, cetak, jilid, terbitkan, bahkan jual dan beli sendiri lho, hahaha...!

"TOP indie", katanya saat itu.

Sejak itulah beliau follow twitter saya. Saya memang tak punya buku-bukunya, tapi dia beli Rekreasi Hati saya walau katanya belum sempat dibaca, haha...! Dan sejak itu kami sering interaksi via mensyen, terutama bila Chelsea sedang kalah. Dia mungkin tak tahu kalau saya fans berat Arsenal, hahaha...!

Dan sekarang dia tersandung masalah narkoba. Saya tersinggung saat dia mengakui bahwa sabu dia konsumsi demi observasi dan sebagai doping. Konon edisi pertama dari trilogi tentang pengguna narkoba banyak dikritik karena kurang greget, sehingga dia putuskan untuk mendalami observasinya, sebagai pemakai sebenarnya.

Dia keliru. Sebagai fans sepakbola yang hobi membaca dan menulis dia tentunya pernah mendengar quote terkenal dari pelatih legendaris Ariggo Sacchi,

"Tak perlu jadi sepatu untuk menjadi penjual sepatu".

Sebagai pembeli Rekreasi Hati dia mestinya telah baca bahwa tak perlu jadi penggaruk walau tinggal di kandang monyet. Dia mestinya tahu Rekreasi Hati itu sangat inspiratif. 7 dari cuma 11 followernya adalah blogger pemula yang membuat akun setelah membaca Rekreasi Hati, hahaha...! Jatuh bangga donk, saiiia, wkwkwkwk...!

Tapi yaa begitulah, dia mungkin benar. Rekreasi Hati sudah dibelinya, tapi belum dibacanya, hiiiks...!

IJP hanyalah sedikit dari teman Twitter saya yang berurusan dengan pihak kepolisian. Teman dalam pengertian kami saling follow dan memfollow. Ada Ongen, Fahira Idris, Dwi Estiningsih atau Yulianis. Saya belum paham betul persoalan yang membelit IJP. Tapi dia satu-satunya yang berurusan karena persoalan narkoba. Dan dialah kerabat selebtwit terdekat saya.

"Begitu Dekat, Begitu Nyata Sebentar Lagi Kita" ~ Fahri Hamzah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...