25 Des 2018
Naga Bonar : Rahmat Natal
11 Des 2018
Reuni Aksi Bela Islam 212
Lalu kita umat Islam yang dituduh merongrong Pancasila? Kalau bukan Islam ibu kandungnya, apa mungkin begitu bunyi Pancasila?
Kitalah penjaga Pancasila sesungguhnya. Reuni 212 adalah rangkuman bukti Pancasila yang kita rawat dan jaga. Ketuhanan Yang Maha Esa. Tahajjud dan Subuh dengan jamaah terbanyak yang pernah ada. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Yang buta dibimbing, yang lumpuh dituntun dan yang beda diperlakukan sama. Bersatu dalam keragaman. Tertib sesuai kesepakatan dan semua dalam nuansa syahdu, ceria dan cerah dalam kegembiraan? Lalu Pancasila yang mana yang akan kita kudeta?
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!
4 Des 2018
ILC : Pasca Reuni 212
Sebelum ini sudah pernah ada aksi serupa dan Prabowo gagal memaksimalkannya. Membelot nya Yusril (dan PBB juga?) adalah karena kegagalan Prabowo menampung aspirasinya. Harus dijadikan pelajaran. Sebagai parpol tentu tak boleh abstain dalam Pilpres (Demokrat abstain di Pilpres 2014, karena belum ada aturannya?). Sejak awal telah tersirat Yusril dan PBB mendukung Prabowo. Tapi apa pernah mereka diajak diskusi merumuskan konsep koalisinya? Bahkan saat Deklarasi di KPU saja saya tak melihat Koalisi mengajak PBB. Terang saja sebagai parpol mereka pindah dukungan. Dan ini harus jadi pelajaran.
Bagi Jokowi sebetulnya inilah momen paling tepat untuk mengangkat elektabilitasnya. Bahkan inilah saat paling tepat bagi pemerintah untuk unjuk wibawa di panggung dunia. Andai jadi Jokowi, hal pertama yang akan saya lakukan adalah instruksikan seluruh media untuk mem-booming-kan Reuni Aksi Bela Islam 212.
Saya akan katakan pada dunia agar jangan macam-macam dengan Indonesia. Saya punya jutaan pejuang yang siap mati demi Indonesia. Saya akan panggil pemimpin Cina misalnya.
"Anda kalau tidak bisa menghentikan produksi dan pengiriman narkoba ke negara saya, silahkan panggil pulang Duta Besar Anda!"
"Singapur, Anda mau jemput sendiri Dubes anda, atau ekstradisi koruptor2 buronan kami dari negara anda?"
Saya akan datangi sidang umum PBB dan berpidato, "Saya mewakili seluruh rakyat Indonesia malu menjadi anggota PBB. Organisasi besar berisi negara-negara besar dengan cita-cita besar perdamaian dunia. Tapi membereskan konflik di negara kecil seperti Palestina, Suriah atau Myanmar saja bertahun-tahun tak kelar-kelar. Kami keluar dari PBB!"
Apa tidak shock negara-negara besar seperti Amerika, Inggris, Cina atau Rusia tersebut? Apa tidak kagum negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar atau Turki? Apa tidak hormat negara-negara berkembang atau negara-negara kecil lainnya?
Kita pernah punya sejarah sebagai pemimpin dunia. Indonesia lah pencetus dan pemimpin Gerakan Non-Blok Blok, Asia Afrika termasuk ASEAN. Indonesia pernah memboikot Piala Dunia dan Olimpiade. Bahkan Indonesia mampu menciptakan event tandingannya. Dan momen Reuni 212 ini adalah saat paling tepat mengulang sejarah tersebut.
Kembalikan jati diri Indonesia sebagai negara besar dan pemimpin dunia. Indonesia negara penting. Sebagai negara dengan jumlah muslimnya yang terbesar di dunia, Indonesia dengan Islamnya adalah negara terpenting di dunia. Muslim Indonesia lah yang dimaksud berbagai ayat Al-Quran dan Hadist sebagai Islam akhir jaman. Ujung tombak kebangkitan dan kejayaan Islam dari Timur itu siapa lagi kalau bukan kita, muslim Indonesia? Kitalah pengibar panji-panji hitam, ar-rahmah tersebut. Memangnya siapa lagi?
Melalui Reuni Aksi 212 ini umat Islam khususnya telah membuktikan kesiapannya untuk berjuang demi agama dan negara. Tinggal bagaimana para pemimpin menggerakkan dan mewujudkannya. Siapapun mereka, Jokowi atau Prabowo. Saat ini Jokowi punya peluang besar jadi pemimpin dunia, sayang sekali kenapa dia pilih jadi petugas partai.
Dah, segitu aja Bang Karni!
"Pemimpin itu mengarahkan, bukan menunggu arahan," kata Siraul Nan Ebat, penulis buku Rekreasi Hati.
Kita rehat sejenak!
30 Nov 2018
Maulid Nabi, Perlukah?
"Kapankah Nabi Muhammad SAW dilahirkan?" tanya Pak Ustadz.
Ada yang menjawab 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Ada pula yang menjawab 12 Rabiul Awal 571 Masehi. Dan kedua jawaban itu sebetulnya keliru.
Tahun Gajah hanya sekedar julukan, sebab pada tahun tersebut terjadi sebuah peristiwa penting. Pasukan bergajah Abrahah menyerang kota Mekah hendak menghancurkan Ka'bah. Ini seperti kita di Indonesia menyebut tahun 2019 sebagai tahun Pemilu atau tahun 1945 sebagai tahun Kemerdekaan. Orang Cina menyebut tahun 2016 sebagai tahun Monyet atau Siraul Nan Ebat menyebutnya sebagai Tahun Para Penggaruk.
Sementara jawaban 12 Rabiul Awal 571 Masehi juga tidak tepat. Ini menunjukkan ketidakkonsistenan kita umat Islam. Jika tanggal dan bulannya menggunakan kalender Hijriyah, kenapa tahunnya memakai Masehi?
Saya pernah menulis, membuktikan betapa jauh melesetnya perhitungan kalender Masehi dan betapa sempurnanya akurasi kalender Hijriyah. Tapi soal menetapkan waktu tepatnya kelahiran Nabi Muhammad SAW jelas tak mungkin sebab kalender Hijriyah baru dimulai setelah peristiwa hijrah.
12 Rabiul Awal 53 QH (Qobla Hijriyah)?
Yaa, tetap ga bisa, donk! Kan ga mungkin ada tanggalan dan nama bulannya sebelum tahunnya itu sendiri ada?
Yang paling mungkin adalah menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW lahir 53 tahun sebelum peristiwa hijrah, walau dapat angka 53 itu sendiri pedomannya juga masih pakai hitungan Masehi. Tetap tidak konsisten? Itu salah satu bukti bahwa sebetulnya umat Islam 'tak perlu merayakan' Maulid Nabi☺
***
28 Okt 2018
Wasiat Naga Bonar
Witan :Siap, Opung!
Naga Bonar :Berapa umurmu sekarang?
Witan : 20 hari yang lalu saya masih 16 tahun, Opung! Sekarang berarti...
Naga Bonar :Ahhh... Kau ini sama saja seperti si Bonaga anakku atau si Monita calon menantuku itu. Bicara berputar-putar macam mencari ketiak ular saja. Tapi cocok!
Witan :Cocok apanya, Opung?
Naga Bonar :Kau kenal Sentot Alibasya?
Witan :Kenal betul tidak, Opung! Tapi saya tahu dia pahlawan kita.
Naga Bonar :Kau benar, Witan! Tak banyak orang yang mengenalnya. Dia pahlawan kita, walau negara belum pernah mengakuinya.
Witan :Kenapa bisa begitu, Opung?
Naga Bonar :Aku tak tahu, Witan! Mungkin karena dia terlalu sibuk berjuang demi negara, sampai lupa berjuang demi dirinya sendiri.
Witan :Maksudnya, Opung?
Naga Bonar :Dia sudah pergi ke medan perang waktu seumuran kau ini, Witan. Itulah kenapa tadi kubilang cocok. Belanda terlalu takut padanya. Banyak komandan mereka yang stress sampai bunuh diri karena siasat perangnya. Dia akhirnya dicurangi, ditangkap dan dibuang kesana kemari sampai akhirnya meninggal jauh dari kampungnya. Besar kemungkinan waktu itu dia masih jomblo. Maka tak ada keturunan yang bisa memperjuangkan gelar pahlawan untuknya.
Witan :Memangnya gelar pahlawan itu harus diperjuangkan ya, Opung?
Naga Bonar :Bukan begitu maksudku, Witan! Di luar negeri siasat perang terornya tersebut dipelajari dengan detil. Bahkan sampai dibukukan segala. Musuh menghormatinya, memberinya julukan hebat, Napoleon Jawa. Lalu kenapa kita bangsanya sendiri seolah tak mau tahu?
Witan :Begitu ya, Opung?
Naga Bonar :Kau tahu kenapa hari ini kita peringati sebagai Hari Sumpah Pemuda, Witan?
Witan :Karena 90 tahun yang lalu para pemuda dari berbagai daerah telah bersumpah, Opung!
Naga Bonar :Kau benar. Tapi perlu kau tahu pula. Hampir seabad sebelum itu Sentot Alibasya juga telah melakukan dan membuktikannya langsung.
Witan :Ohya?
Naga Bonar :Setelah menangkapnya di ujung Perang Diponegoro, Belanda mengirimnya ke Padang untuk menumpas kaum Paderi. Kau tahu, dia malah bekerjasama dengan nenek moyang si bengak Bujang itu melawan Belanda. Padahal waktu itu sedang panas-panasnya sentimen anti Jawa di Sumatera. Nah, Sentot memberangus sentimen itu dengan sama-sama berjuang mengusir Belanda. Jadi dia itu sungguh layak jadi Pahlawan Nasional, Witan!
Witan :Iya! Saya mengerti, Opung!
Naga Bonar :Melihatmu saat ini Witan, aku seperti merasakan langsung kehadiran beliau di hadapanku. Kau pakai semangat mudanya itu, Witan! Jangan kau tiru pula Siraul Nan Ebat itu!
Witan :Siraul Nan Ebat itu siapa lagi, Opung?
Naga Bonar :Ahh, orang tak penting. Satu kampung juga sama si Bujang. Dan bengaknya sama pula. Waktu seumuranmu, menjadi Ketua Kelas saja dia dipecat.
Witan : (bingung)
Naga Bonar :Sudahlah! Dia itu sangat tak penting. Yang penting sekarang kau lanjutkan cita-cita dan perjuanganku dulu.
Witan :Apa itu, Opung?
Naga Bonar :Dulu Jepang menjajah negara kita. Dan yang berhasil kulakukan cuma mencopet arloji komandannya yang waktu itu sedang mabuk. Setelah kita merdeka anakku si Bonaga malah mengajaknya bekerjasama mengelola kebun kelapa sawitku. Aku tak suka. Tapi lagi-lagi yang bisa kulakukan cuma mencopet arlojinya. Dan sekarang Jepang datang lagi ke Indonesia. Kali ini giliranmu. Tugas ini sekarang kuserahkan padamu.
Witan :Opung menyuruhku mencopet arloji Jepang?
Naga Bonar :Usir Jepang itu dari Indonesia, Witaaaan...! Bahhhh!
Witan :Maksud Opung?
Naga Bonar :Kalahkan Jepang! Buktikan bahwa Indonesia lah sesungguhnya komandan Asia. Indonesia lah pemimpin Asia. Indonesia lah juara dan macan Asia. Kalau nanti kau cetak gol lagi, cari aku di lapangan tempat kita biasa main dulu. Ada hadiah untukmu.
Witan :Hadiah apa, Opung! Jersey Christiano Ronaldo macam yang Opung kasih buat Tulus waktu itu?
Naga Bonar :Bukan! Hadiah spesial karena kau mampu usir Jepang dari Indonesia. Arloji Jepang teman kerja anakku si Bonaga yang kucopet waktu itu ingin kuwariskan untukmu.
Witan: (melongo)
***
22 Okt 2018
Beda
20 Okt 2018
Ipung
15 Sep 2018
Sepenggal Tulisan Buat Eross
6 Sep 2018
Rekreasi Hati and Friends
5 Sep 2018
Naga Bonar : Speaker Adzan
Lukman :Itu soal dialah! Aku cuma mau bersikap adil.
Naga Bonar :Adil? Adil yang bagaimana yang kau maksud?
Lukman :Bang, wanita itu sendiri korban...
Naga Bonar :Korban? Dia itu pelaku penista agama, Lukmaaaaan! Arrrrrgh...😈
Lukman :Makanya dengar dulu aku selesai ngomong. Abang suka sekali memotong omongan orang. Dia itu terganggu volume speaker adzan, Bang! Itu kan artinya dia korban?
Naga Bonar :Kau ini sepertinya alergi sekali dengar suara adzan, Lukman! Sudah macam Iblis saja kau.
Lukman :Apanya maksud Abang nih?
Naga Bonar :Iblis itu menderita dengar suara adzan, Lukman! Kau mau membela Iblis? Apa maksudnya kau kirim edaran soal aturan speaker adzan itu?
Lukman :Kan sudah kubilang aku cuma mau berlaku adil.
Naga Bonar :Berlaku adil terhadap Iblis? Kau jangan munafik begitulah, Lukman! Sama si Bengak Bujang itu saja kau tak bisa berlaku adil.
Lukman :Maksud abang?
Naga Bonar :Dia merasa kau tidak adil terhadapnya.
Lukman :Apanya maksud abang ni? Sumpah, aku benar-benar tidak tau, Bang!
Naga Bonar :Si Murad yang pedagang kopi itu saja kau kasih pangkat Kolonel, padahal kopinya bukan kopi nomor 1. Si Barjo, bekas guru yang dipecat karena tak pernah masuk tapi tetap terima gaji kau kasih Letnan Kolonel. Kau sendiri Mayor. Nah Si Bengak itu cuma kau kasih Kopral. Tega sekali kau! Jauh-jauh dia merantau dari Padang Panjang cuma dikasih Kopral. Sekarang kau pula sok-sok mau berlaku adil pada perempuan yang macam iblis itu.
Lukman :Alamaaak, soal itu lagi! Bang, si Bujang sudah mati. Sudah dimakan cacing dia.
Naga Bonar :Dia mati karena marah sama kau, Lukman. Dia tak mau dikasih pangkat Kopral. Karena itu dicurinya seragam Jendralku lalu menyerang Belanda di Parit Buntar.
Lukman :Bang, abang ini sebenarnya mau ngomong apa? Itu masa lalu, Bang! Ayo move on! Masa' abang kalah sama si Maryam. Dia itu sekarang sudah jadi staff ahli Menteri, Bang!
Naga Bonar :Nah, itulah! Aku sebetulnya bangga terhadap kau, Lukman! Dulu dagang beras kau laku. Kau pernah turun pangkat, dari Mayor menjadi Sersan Mayor. Tapi sekarang kau sudah jadi Menteri. Tapi sejak jadi menteri inilah aku jadi betul-betul kecewa. Kenapa kau sampai buat aturan speaker adzan itu? Kenapa, hah?
Lukman :Aturan itu bukan aku yang buat, Bang! Aturan itu sudah ada sejak 40 tahun yang lalu. Aku sekedar mengingatkan saja, bahwa soal itu sudah ada aturannya.
Naga Bonar :Lalu kenapa tidak ada aturan speaker untuk konser musik, di bandara, mall, untuk kampanye dan lain-lainnya. Adzan itu mengingatkan kita akan janji Allah SWT. Kau itu jadi Menteri karena Presiden waktu kampanye itu koar-koar janjinya pakai speaker, Pahaaaam! Nah, kenapa itu tidak ada aturannya?
Lukman : (hening)
Naga Bonar :Kalau waktu itu dia kampanye tak pakai speaker, kau ini sekarang takkan jadi menteri, Lukman! Tak ada yang mau dengar koar-koarnya itu.
Lukman :Iya, Bang!
Naga Bonar :Kau selalu bilang mau berlaku adil. Nah itu ustadz favoritku dipersekusi dimana-mana kenapa tak kau bela? Padahal dia orang kampung kita juga?
Lukman :Makanya abang itu kalau nonton tipi jangan cuma Halo Selebriti. Tonton juga program berita lainnya. Aku sudah tegaskan, bahwa keselamatan beliau harus terjamin.
Naga Bonar : Lah, buktinya dia merasa diintimidasi sampai batalkan banyak jadwal ceramahnya. Heran aku! Katanya Aku Pancasila, toleran, demokrasi, liberal dan sebagainya. Tapi jangankan untuk nulis apalagi ngomong, mau dengar pengajian aja payah.
Lukman :Tak ada yang larang pengajian, Bang!
Naga Bonar :Diam, kau! Mau kuturunkan lagi pangkat kau? Kuturunkan pangkat kau jadi prajurit baru tau rasa kau!
Lukman : (diam)
Naga Bonar :Kecewa. Betul-betul aku kecewa sama kau, Lukman! Ada yang bubarkan pengajian, yang membubarkan yang kau bela. Ada yang divonis menista agama, ehh malau kau bela pula. Padahal yang dinista agamamu. Kau ini pemeluk agama yang aneh, Lukman!
Lukman :Islam bukan agama yang aneh, Bang!
Naga Bonar :Lukman, kau itu Menteri Agama! Jadi yang kau bela agama, bukan penistanya. Paham kau, Bah! Bikin malu saja kau! Sudah, pergilah kau, sana!
Lukman :Sebentar dulu, Bang! Abang mau kemana?
Naga Bonar :Aku mau nonton. Sialan, sudah mau habis pula ini siarannya.
Lukman :Emang abang mau nonton apa?
Naga Bonar :Halo Selebriti.
*kemudian hening
4 Sep 2018
ILC Mantan Napi Korupsi
Tapi kita sebagai pemilih juga punya hak dan juga tak bisa dilarang terkaitnya. Dia berhak mencalon, dan kita juga berhak tidak memilihnya, sesederhana itu. Bahwa dia pernah korupsi itu soal hukum. Bahwa dia tak punya malu maka mencalon lagi itu soal moral
"Negara menegakkan hukum,
Agama menegakkan moral.
Hukum itu memaksa,
Moral itu menghimbau.
Jangan dibalik, nanti anarkis" ~ Fahri Hamzah.
Bila negara disenergikan dengan baik dengan agama, demokrasi dan politik negara kita akan semakin baik. Sayangnya itulah pula yang tidak terjadi. Malah yang kerap terjadi presiden justru membenturkan agama dengan negara. Malah presiden sendiri ingin agar agama dan negara dipisah. Akhirnya dunia politik Indonesia dikuasai oleh orang-orang yang 'tak beragama'.
Secara moral seorang mantan napi itu mestinya malu untuk mencalon lagi. Tapi karena 'tak bermoral', PeDe aja lagi. Ini buruk.
Bila partainya bermoral, mustahil mereka mau memajukan sang mantan napi. Tapi bila partai tersebut memang diisi oleh orang-orang yang tak bermoral, tentu saja yang akan mereka ajukan adalah yang tak bermoral pula. Sebab selain tak bermoral, yang mereka milikipun juga cuma orang-orang yang tak bermoral. Ini buruk sekali.
Tapi yang paling buruk sekali adalah bila calon pemilihnya juga tak bermoral. Bila terpilih artinya artinya yang terpilih adalah orang tak bermoral, yang dicalonkan oleh orang-orang tak bermoral dan dipilih pula oleh orang-orang yang tak bermoral.
Calonnya tak punya malu. Dicalonkan oleh partai yang tak punya malu. Dipilih pula oleh orang-orang yang tak tau malu. Alangkah memalukannya negeri ini.
Dah, gitu aja Bang Karni!
"...seperti bulu ketiakku. Dicukur numbuh lagi, dibiarkan makin menjadi, kata Siraul Nan Ebat dalam bukunya Rekreasi Hati"
Kita rehat sejenak.
1 Sep 2018
Selamat Menulis
31 Agu 2018
Pasangan Ideal
30 Jul 2018
Tawaran Menulis Naga Bonar
PS: Dan mestinya Rani mengerti bahwa untuk mendapatkannya saya tak perlu harus menulis Naga Bonar, kan?
26 Jul 2018
Saya Tahu Karena Saya Kenal
21 Jul 2018
Pengantar Dari Alfred Hitchock
17 Jul 2018
SD-ku Dulu dan Kini
4 Hal Penting Dalam Menulis
Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...
-
Hi, Para Penggaruk semua! Apa kabar? Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan asyik selalu, ya! Aamiin...! Sebagai posting pembuka ...
-
Seri Komplotan mungkin serial karya Enid Blyton yang paling tidak populer di Indonesia. Meski cuma terdiri dari 6 judul, tapi inilah karya s...
-
Saat Eros mencipta sebuah lagu cinta, tentang Anugerah Terindah. Dan kau pun mulai meminta aku 'tuk mencipta sebuah lagu tentang cinta....