Kemungkinan pertama saya akan menolaknya. Di kepala saya langsung terbayang segala macam kesulitannya. Mulai dari ide tema, alur dan plot cerita sampai pada segala kebutuhan observasinya. Soal biaya dan segala macam perijinan yang mungkin saja dibutuhkan, mengingat kebiasaan saya selama ini selalu menggunakan karakter orang lain sebab merasa tidak mampu menciptakan karakter sendiri. Belum lagi ketakutan dibebani kesuksesan yang diraih Naga Bonar sebelumnya. Imajinasi tersebut menganjurkan saya untuk menolaknya.
Tapi kemungkinan berikutnya, bisa saja saya menerimanya. Toh, saya pernah coba-coba menulisnya dan setidaknya menurut saya sangat berhasil. Banyak yang menyukainya😊. Saya merasa mampu. Saya yakin sangat mengenal Naga Bonar. Untuk keperluan observasi misalnya, saya punya novel Naga Bonar 2. Saya bahkan hapal 'seluruh dialog' di film Naga Bonar pertama. Ditambah bayangan akan berkarir di layar kaca (😂😂😂) dan segala imajinasi keindahan lainnya seperti misalnya saya akan lebih mudah mendapatkan Rani. Itu semua pasti menghasut saya menerima tawaran tersebut.
Keputusan saya ternyata cukup berdasar imajinasi. Saya menolak karena takut tidak mampu, walau belum tentu juga saya akan berhasil. Belum tentu berhasil itu yang meyakinkan bahwa saya tidak akan mampu. Saya akan gagal, dan beneran gagal karena tawaran tersebut saya tolak. Bingung? Bodo amat, haha...!
Sebaliknya, saya terima bila yakin saya sanggup, walau belum punya ide sama sekali. Wah, untuk hal sebesar itu ternyata saya tak membutuhkannya. Pokoknya sign MOU dulu, ide belakangan. Ini menakjubkan. Ada penjual dan pembeli ide yang bertransaksi walau barangnya itu sendiri belum ada. Cuma modal percaya belaka. Ide ternyata bukan hal yang penting bagi yang percaya pada kemampuan.
Entah apa yang terjadi bila deadline mendekat, sementara ide tak kunjung didapat. Tapi faktanya begitu saatnya tiba, ide itupun selalu saja muncul entah dari mana. Hidayah itu selalu ada. Untuk itulah manusia diberiNYA akal. Maka bila ada yang mengaku belum mendapat hidayah, butuh ditinjau lagi itu dia berakal atau tidak😊.
Akankah saya berhasil menyelesaikan proyek tersebut? Belum tentu! Tapi yang pasti kesediaan menerima tawaran tersebut akan memaksa saya untuk menuntaskannya. Kita bisa digagalkan imajinasi sendiri, tapi juga bisa berhasil karena dipaksa tekad pribadi. Persoalannya cuma satu: tawaran menulis Naga Bonar ke-3 tersebut cuma misal.
PS: Dan mestinya Rani mengerti bahwa untuk mendapatkannya saya tak perlu harus menulis Naga Bonar, kan?
PS: Dan mestinya Rani mengerti bahwa untuk mendapatkannya saya tak perlu harus menulis Naga Bonar, kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar