Hubungan saya
dengan mereka ini sungguh unik. Saya sangat mencintai sekaligus membenci mereka
dalam dosis yang nyaris sama. Saking bencinya, sudah 8 tahun ini saya tak
pernah bertegur sapa dengan salah seorang dari mereka, walau nyaris tiap waktu
bertatap muka. Saking cintanya, saya bersedia melakukan apapun yang bisa demi
mereka. Bingung?
Ini salah
satu keluarga angkat saya di Batam. Suami istri dengan sepasang anak yang
sekarang sudah menikah. Putra cowok teman sekelas saya dan sekarang tinggal
bersama istrinya entah di mana, hahaha…! Yang cewek, 2 tahun di bawah saya dan
sekarang juga sudah bersuami dengan teman satu SMP-nya dulu. Kisah romantisme
mereka salah satu yang terkeren dari banyak pasangan yang saya kenal selama
ini.
Ibunya…? ‘wanita
asing’ terbaik yang pernah saya kenal. Jika melihat saya sedang nongkrong di depan,
beliau akan segera masuk rumah. Siapkan makanan tanpa bertanya dulu saya sudah
makan atau belum. Sudah pasti mau atau tidak saya mesti makan karena sudah
terlanjur disiapkan dan saya tinggal menyantapnya saja. Yang paling buat saya
terharu adalah saat saya nge-kost agak jauh dari rumahnya. Sekitar jam 4
dinihari bela-belain ngantarin saya makan buat sahur saat bulan Ramadhan.
Sang Bapak…?
Nah inilah bintangnya dalam uniknya ‘hubungan kekeluargaan kami’. Sejak 8 tahun
lalu sebab suatu konflik kami menolak saling bicara. Satu-satunya momen
perdamaian kami adalah saat sang putri menikah, akhir Maret tiga tahun lalu.
Itupun cuma masing-masing sepatah kata doank!
“Angkat ke
mana, nih?”, Tanya saya berinisiatif memulai percakapan walau karena dipaksa
keadaan.
“Ke situ!”,
jawabnya pendek.
Dan sejak
itulah sampai sekarang kami kembali dalam situasi default. Saling mendiamkan,
hahaha…!
Tapi walau
begitu kami tetap saling support dan merepotkan satu sama lain. Misalnya saya
sedang butuh sesuatu terhadapnya, maka saya akan minta tolong sama anaknya
untuk bicara dengan si Bapak. Pun sebaliknya begitu pula. Jika butuh maka dia
juga akan minta anaknya untuk bicara dengan saya.
Seperti kali
ini, putrinya mengirim pesan di ruang chat Facebook,
“Bang, papa
minta tolong titip jaga rumah. Kami semua mau pulang kampung. Jumat sampai
Senin tidur di rumah ya!”, kurang lebih begitu bunyi pesannya.
Begitulah,
sodara-sodara. Laki jomblo itu tugasnya emang buat dititipin jaga rumah, hahaha…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar