Halaman

8 Mei 2016

Antara Niat, Sanksi dan Apresiasi

Banyak teman yang mengatai saya kurapan karena status saya gatal dan garuk melulu. Jadi normalnya saya bisa dipercaya sebagai Duta Menggaruk donk, hahaha…! Seorang teman di Twitter ‘menuduh’ saya sebagai buzzer PT Mayora karena setiap saat nge-twit tentang BengBeng. Di luar itu saya juga sering posting tentang Halo Selebriti. Maka mestinya wajar pula bila saya berharap untuk bisa menjadi Duta BengBeng atau Duta Halo Selebriti, sebagai penghargaan terhadap kontribusi saya dalam mempopulerkan brand mereka.

Tapi itu dulu. Sekarang saya tak lagi menginginkannya sama sekali. Sebab antara sanksi dan apresiasi tak jelas lagi kategorinya. Penghargaan dan pelecehan tak tegas lagi rumusnya. Makin sering bolak-balik mondar mandir dipenjara karena narkoba malah dinobatkan sebagai Duta Narkoba. Menghina Pancasila malah diangkat jadi Duta Pancasila. 

Hukum itu bukan membina tapi menghukum. Pembinaannya ialah dengan cara menghukum ~ Prie GS

Baru kemaren saya mengutip ucapan Prie GS tersebut, dan sebentar tadi saya membaca bahwa siswi yang mengaku sebagai anak Jendral sekarang sudah dinobatkan pula menjadi Duta Anti Narkoba. Alasan yang disodorkan memang baik dan masuk akal. Walau begitu, alasan untuk tidak begitu juga baik dan masuk akal pula. Di sinilah persoalannya. Bagaimana bisa 2 hal baik yang masuk akal malah bisa saling bertentangan. 

Indonesia benar-benar sudah menjadi suatu negara yang bingung. Perusahaan pembakar hutan yang mengasapi Asia Tenggara saja tak bisa dipidana karena tak terbukti ada yang terbakar, sebab semua bukti sudah terbakar, hahaha…! Walau korupsinya terbukti, tapi seorang Gubernur sampai sekarang masih merdeka dan dibayar negara hanya karena tak berniat korupsi.

Maka niat saya untuk diangkat sebagai Duta Ini dan Duta Itu mesti saya tinjau ulang sebab ternyata niat itu belum tentu baik dan buruknya buat saya. Apa baiknya saya sebagai Duta Halo Selebriti misalnya jika nantinya malah di-bully sebagai penganjur gossip. Apa manfaatnya sebagai Duta Uttaran, jika nanti saya malah disama-samain dengan emak-emak, hahaha…! 

Persoalan niat menjadi begitu pentingnya untuk difikirkan. Jika niat ke Mekah untuk ibadah, tunaikan rukun Islam ke lima, Insya Allah niat hajinya mabrur. Tapi jika niatnya ingin mati dan meninggal di sana, maka bila makbul belum tentu niat ibadahnya diterima, sebab hilang karena niat ingin matinya, hiiiks… 

Maka berhati-hatilah dengan niat. Jangan-jangan niat anak-anak yang berfoto injak-injak patung Pahlawan di Sumatera Utara itu juga karena ingin jadi pahlawan misalnya…? Hahaha…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...