Halaman

31 Mei 2016

Calon Presiden Negara Penggaruk 1



Banyaknya fenomena artis menjadi politisi betul-betul mengherankan saya. Apa sebetulnya yang mereka cari? Kekayaan sudah mereka punya. Popularitas pun begitu pula. Memiliki keduanya adalah anugerah tak terhingga. Dengan kekayaan dan popularitas mereka sudah memiliki ‘hak istimewa’sebagai rakyat. Akses kemana-mana mudah. Identitas sebagai artis  adalah jalan tol untuk segala tetek urusan administrasi. Maka satu-satunya kesimpulan saya: mereka adalah orang yang benar-benar tulus ingin mengabdi demi bangsa. Sangat mustahil rasanya bila mereka berniat korup, sebab dunia keartisan mereka telah menawarkan segalanya. Saya sangat mengerti betapa geram betul rasanya punya potensi, tapi tak berdaya.

Dengan alasan yang sama pula maka saya ingin menjadi yang berguna bagi bangsa saya. Beberapa teman menyarankan saya beneran jadi politisi. Malah ada yang menawarkan saya kolom tetap di sebuah tabloid politik pimpinannya, haha…!

Tapi saya merasa tak layak nulis soal-soal politik buat umum. Biarlah saya menulis khusus bagi orang-orang yang menikmati tulisan saya, yakni Para Penggaruk, hahaha…! Saya hanya ingin mengabdi dan berguna bagi negeri fantasi saya, negeri Para Penggaruk. Saya ingin jadi Presiden Negara Penggaruk. Berikut saya akan menyampaikan visi misi saya sebagai calon Presiden dalam beberapa seri.

1.      Bidang HANKAM (Pertahanan dan Keamanan).

Ini sebetulnya tinggal memaksimalkan saja. TNI kita sangat ditakuti, disegani dan dihormati negara lain. Angkatan Darat kita adalah yang paling ditakuti dunia selain Jerman. 89 negara di seluruh dunia dilatih oleh Kopassus kita. Beberapa waktu lalu saat latihan perang bersama, pasukan tentara Amerika minta dipulangkan sebab ngeri latihan dengan tentara kita.

“Mereka latihan perang pakai peluru betulan”, begitu alasannya, hahaha…!

Dan sejarah kita juga membuktikan betapa angkatan perang kita sejak dahulu kala memang tak bisa dianggap sebelah mata. Khubilai Khan dari Dinasti Mongol yang sudah mengusai ¾ belahan dunia tak ada apa-apanya dihadapan rakyat Singasari. Sejarah perang gerilya kita sudah menginspirasi perjuangan kemerdekaan banyak negara Asia dan Afrika khususnya.

Persoalannya, kenapa masih saja ada negara kecil seperti Singapura atau Malaysia yang dengan pongahnya mengklaim pulau-pulau kita sebagai milik mereka. Ini patut kita pikirkan. Bila mengingat hal-hal tersebut di atas, tentunya ini hal yang mestinya tak mungkin terjadi…?

Soal alutsista walau penting tapi rasanya bukan itulah penyebabnya. Toh, sejak dahulu permasalahan peralatan tempur ini sudah ada. Kita punya kekuatan, namun miskin kharisma. Ini persoalan serius, sebab menyangkut martabat bangsa.

Untuk menjadi bangsa yang bermartabat dan dihargai tentu kita membutuhkan pemimpin yang juga punya dan mampu menjaga martabat dan harga diri bangsa. Inilah yang tidak kita miliki.

Walau militer kita disegani dunia, bila komandannya begitu lembek tentu percuma. Prajurit tentu cuma mendengar apa kata komandan. Dan komandan, panglima tertinggi prajurit adalah Presiden. Itulah kenapa kita butuh presiden yang disegani dan dihormati, bukan saja oleh prajurit, tapi juga oleh bangsa lain.

Pemimpin yang tegas tinggal berikan komando, maka prajurit akan selalu siap tempur membela kehormatan negara. Pelanggaran atas kedaulatan negara tak butuh lagi diplomasi sebab semua negara berdaulat sudah tahu aturannya. Pilihannya buat mereka cuma: minta maaf, atau perang. Saya yakin saudara semua sependapat. Karena itu saya berani garansi, bangsa lain takkan berani macam-macam mengusik kedaulatan kita, Merdeka…!

*Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...