Banyaknya
fenomena artis menjadi politisi betul-betul mengherankan saya. Apa sebetulnya
yang mereka cari? Kekayaan sudah mereka punya. Popularitas pun begitu pula.
Memiliki keduanya adalah anugerah tak terhingga. Dengan kekayaan dan
popularitas mereka sudah memiliki ‘hak istimewa’sebagai rakyat. Akses kemana-mana
mudah. Identitas sebagai artis adalah
jalan tol untuk segala tetek urusan administrasi. Maka satu-satunya kesimpulan
saya: mereka adalah orang yang benar-benar tulus ingin mengabdi demi bangsa. Sangat
mustahil rasanya bila mereka berniat korup, sebab dunia keartisan mereka telah
menawarkan segalanya. Saya sangat mengerti betapa geram betul rasanya punya
potensi, tapi tak berdaya.
Dengan alasan yang
sama pula maka saya ingin menjadi yang berguna bagi bangsa saya. Beberapa teman
menyarankan saya beneran jadi politisi. Malah ada yang menawarkan saya kolom
tetap di sebuah tabloid politik pimpinannya, haha…!
Tapi saya merasa
tak layak nulis soal-soal politik buat umum. Biarlah saya menulis khusus bagi
orang-orang yang menikmati tulisan saya, yakni Para Penggaruk, hahaha…! Saya
hanya ingin mengabdi dan berguna bagi negeri fantasi saya, negeri Para
Penggaruk. Saya ingin jadi Presiden Negara Penggaruk. Berikut saya akan
menyampaikan visi misi saya sebagai calon Presiden dalam beberapa seri.
1.
Bidang HANKAM (Pertahanan dan
Keamanan).
Ini sebetulnya
tinggal memaksimalkan saja. TNI kita sangat ditakuti, disegani dan dihormati negara
lain. Angkatan Darat kita adalah yang paling ditakuti dunia selain Jerman. 89
negara di seluruh dunia dilatih oleh Kopassus kita. Beberapa waktu lalu saat
latihan perang bersama, pasukan tentara Amerika minta dipulangkan sebab ngeri
latihan dengan tentara kita.
“Mereka latihan
perang pakai peluru betulan”, begitu alasannya, hahaha…!
Dan sejarah kita
juga membuktikan betapa angkatan perang kita sejak dahulu kala memang tak bisa dianggap
sebelah mata. Khubilai Khan dari Dinasti Mongol yang sudah mengusai ¾ belahan
dunia tak ada apa-apanya dihadapan rakyat Singasari. Sejarah perang gerilya
kita sudah menginspirasi perjuangan kemerdekaan banyak negara Asia dan Afrika
khususnya.
Persoalannya,
kenapa masih saja ada negara kecil seperti Singapura atau Malaysia yang dengan
pongahnya mengklaim pulau-pulau kita sebagai milik mereka. Ini patut kita pikirkan.
Bila mengingat hal-hal tersebut di atas, tentunya ini hal yang mestinya tak
mungkin terjadi…?
Soal alutsista
walau penting tapi rasanya bukan itulah penyebabnya. Toh, sejak dahulu
permasalahan peralatan tempur ini sudah ada. Kita punya kekuatan, namun miskin kharisma.
Ini persoalan serius, sebab menyangkut martabat bangsa.
Untuk menjadi
bangsa yang bermartabat dan dihargai tentu kita membutuhkan pemimpin yang juga punya
dan mampu menjaga martabat dan harga diri bangsa. Inilah yang tidak kita
miliki.
Walau militer kita
disegani dunia, bila komandannya begitu lembek tentu percuma. Prajurit tentu cuma
mendengar apa kata komandan. Dan komandan, panglima tertinggi prajurit adalah
Presiden. Itulah kenapa kita butuh presiden yang disegani dan dihormati, bukan
saja oleh prajurit, tapi juga oleh bangsa lain.
Pemimpin yang
tegas tinggal berikan komando, maka prajurit akan selalu siap tempur membela
kehormatan negara. Pelanggaran atas kedaulatan negara tak butuh lagi diplomasi
sebab semua negara berdaulat sudah tahu aturannya. Pilihannya buat mereka cuma:
minta maaf, atau perang. Saya yakin saudara semua sependapat. Karena itu saya
berani garansi, bangsa lain takkan berani macam-macam mengusik kedaulatan kita,
Merdeka…!
*Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar