Lingkungan pergaulan saya ini sebetulnya sungguh tak sehat bagi yang
bermental rapuh. Nyaris seluruh jenis criminal ada di sini. Mulai dari
yang kelas teri seperti maling hp, jambret, sampai, kepada yang berat
seperti ranmor, curas, rampok bahkan pembunuhan. Dan pelakunya adalah
orang-orang yang saya kenal dan juga mengenal saya. Minuman keras dan
narkoba adalah hidangan utama di setiap sesi nongkrong mereka. Peserta
nongkrongnya pun terkadang tak sembarang orang. Seorang anak bisa saling
tos gelas bir-nya dengan bapaknya sendiri yang ikut bergabung bersama
teman-teman si anak. GILA…!
Tapi sebetulnya pula, saya sungguh
nyaman bergaul dengan mereka. Ketimbang bergaul dengan manusia ‘lugu
tapi normal’ lainnya terus-terang saya lebih suka bergaul dengan mereka.
Orang-orang yang kita anggap pinggiran dan bodoh sehubung pergaulannya
itu faktanya jauh lebih punya empati dan menerima orang lain apa adanya.
Pintu rumah mereka selalu terbuka menerima siapa saja yang butuh
naungannya. Ini sungguh kontras dengan rumah orang-orang yang katanya
terhormat dan mulia, yang pagar rumahnya setinggi atap dilengkapi dengan
gembok yang berlapis-lapis.
Orang-orang yang punya empati dan
solidaritas tinggi yang tulus, bukan yang penuh motif ala-ala pejabat
dan politisi kebanyakan di masa-masa menjelang Pemilu. Sekali waktu
abang angkat saya punya sedikit masalah dengan seorang preman di depan
rumahnya. Belasan orang segera datang, demi tahu bahwa yang bermasalah
adalah abang angkat saya. Beruntung persoalan cepat kelar karena cuma
persoalan sedikit salah paham.
Mereka bisa saja memukuli orang
lain jika gagal dimintai uang untuk biaya mabuknya, tapi tidak terhadap
saya. Bukan karena mereka tahu saya takkan ikut minum, tapi karena
mereka tahu bahwa bila punya tanpa diminta pun saya akan memberi.
Mereka, yang sampai saya berumur segini masih saja suka bertanya;
“Sudah makan, kau…?”
Terhadap merekalah saya tak butuh malu untuk minta bila sedang
kehabisan rokok. Merekalah orang-orang yang tak pernah risau memikirkan
motornya yang saya bawa kabur berhari-hari tanpa kabar sama sekali. Dan
mereka yang mengerti bahwa bila membeli bir misalnya, saya juga mesti
dibelikan Soya dingin, hahaha…!
Tak terlalu luas juga sebetulnya
pergaulan saya di situ. Paling seputaran 3 atau 4 gang saja. Tapi
nyaris seluruhnya alumnus penjara, hahaha…! Khusus kasus narkoba,
setahun belakangan saya sangat banyak kehilangan mereka. Jumat lalu, 4
orang lagi ditangkap, tepat di saat salah seorang orangtua teman, yang
sekaligus juga teman nongkrong mereka meninggal. Teman mereka berkabung,
dan mereka diciduk.
Mereka bodoh. Sungguh bodoh. Bang Anu, si
Itu dan si Ini sudah mati karena over dosis. Belum setengah tahun lalu,
teman nonton Halo Selebriti yang ditangkap. Sebelumnya lagi 2 orang juga
diciduk.
“Kalian jenguklah aku sesekali! Bentar lagi aku sudah
tak ada lagi nih. Aku dah divonis hukuman mati”, bunyi sms seorang teman
yang tertangkap beberapa bulan sebelumnya pula.
Tahu Def
Leppard? Mereka legenda music rock yang jangankan narkoba, konsumsi
alcohol saja mereka tidak. Lihat betapa sehat dan pede-nya Phil Collen
sang gitaris manggung tanpa baju memamerkan tubuh kekar 58 tahunnya.
Mereka sangat paham betapa bahayanya miras sebab mereka sendiri sudah
mengalaminya. Gitaris pertama mereka pecat karena nekad mabuk saat
manggung. Gitaris berikutnya mati karena OD. Karena itulah mereka sampai
sekarang anti narkoba. Dengar deh White Lightning-nya…!
You wanna leave but you can't let go
You wanna stop but you can't say no
Run…! He’s coming to claim you
Run…! Nowhere to hide away
Run…! U dance with the danger
Run…! Ohh, you gotta ride
Apa kerennya akrab dengan narkoba? Mabuk? Emang apa sih enaknya mabuk?
Yang saya tahu mabuk itu pusing. Dan yang namanya pusing mana ada yang
enak?
You never laugh about it, you just can't live without it
You've had enough but you just want more
You never get what you're looking for
Dan sekarang terimalah nasib kalian. Pejabat, artis dan mereka yang
berduit mudah berdamai dengan hukum karena mereka punya kuasa untuk itu.
Tapi kita orang biasa? Bikin repot orangtua dan keluarga iya. Teman?
Jangan harap mereka akan mengunjungi. Meski bersimpati dan turut sedih
dengan apa yang dialami, tapi mustahil saya akan turut membesuk.
It's a no-win situation
And there's no way out
And no one will ever hear you
Scream and shout
Merasa keren bergaul dengan narkoba? Ayo kerenan mana kita? Jangankan
narkoba, sekedar miras saja saya ga pernah tau tuh, rasanya gimana? Dan
saya tetap merasa keren. Saat kalian sibuk dengannya, saya asyik
menghasilkan karya. Buku saya dibaca dan dibeli orang. Saya sudah punya
fans, Para Penggaruk, hahaha…!
If u wanna dance with the devil, u gotta play his way
Benar katanya. Tapi juga benar bahwa tak mesti jadi penggaruk, walau tinggal di kandang monyet, hahaha…!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 Hal Penting Dalam Menulis
Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...
-
Saat Eros mencipta sebuah lagu cinta, tentang Anugerah Terindah. Dan kau pun mulai meminta aku 'tuk mencipta sebuah lagu tentang cinta....
-
Hi, Para Penggaruk semua! Apa kabar? Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan asyik selalu, ya! Aamiin...! Sebagai posting pembuka ...
-
Seri Komplotan mungkin serial karya Enid Blyton yang paling tidak populer di Indonesia. Meski cuma terdiri dari 6 judul, tapi inilah karya s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar