Halaman

8 Feb 2015

Toge dan Bulu Ketiakku



Dicukur numbuh lagi, dibiarkan makin menjadi. Begitulah tabiat bulu ketiakku, hahaha…! Ini serupa banyak fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia. Buku yang sudah ditarik dari peredaran bertahun silam bisa beredar lagi beberapa tahun kemudian. Bulan Agustus lalu, Elexmedia juga sempat ditegur karena menerbitkan buku anak kontroversial ‘WHY Puberity’ yang mengajarkan paham LGBT (Lesbian, Gay, Bisexsual, Transgender). Minta maaf. Ehh… 3 hari kemudian kena lagi. Benar-benar 3 hari lho! Buku beda tapi dengan muatan yang sama, 'My Wondering Body', masih soal LGBT. 

Garuk di sini gatal di sana. Dunia Lain dibunuh, mereka lahirkan Bukan Dunia Lain. Empat Mata dicekal, muncul Bukan Empat Mata. Orang2nya sama, judulnya direnovasi. Muatannya sama covernya diganti.
Kejahatan berulang yang dilakukan oleh pihak yang sama mestinya tak terjadi jika hukum ditegakkan dengan serius. Dalam konteks ini sudah jelas yang salah adalah hukum yang tak beri efek jera. Sanksi yang tepat bagi pelaku sebetulnya adalah cekal permanen untuk kegiatan sejenis. Cekal Permanen. Melanggar HAM? Melanggar hak bersuara?

Keliru jika menilainya begitu. Amerika yang katanya memproklamasikan HAM dengan begitu gempita saja pernah menghukum seorang hacker berumur 16 tahun, Jonathan James tak boleh menyentuh computer selama 10 tahun. Seorang hacker remaja lainnya yang dikenal dengan julukan ‘Cosmo the God’ juga mendapat sanksi yang sama, 6 tahun tak boleh menyentuh computer. Mesti menyerahkan semua akun login dan password, melaporkan semua peralatannya yang bisa terhubung dengan ke internet untuk disita semuanya.

Cukup? Belum! Dia juga dilarang berhubungan dengan semua orang yang terkait dengan dunia hacking. Dia cukup beruntung. Karena masih di bawah umur (15 tahun) saat ditangkap, dia cuma dikenakan hukuman percobaan. Walau hukum percobaan, tapi itu mesti dijalaninya dengan penuh terror akan ditambah penjara 3 tahun jika melanggar satu saja persyaratan hukuman yang dijalaninya.

Hukum di Indonesia tak bisa memberi efek jera. Penerbit misalnya. Mencabut ijin terbit tanpa saksi dicekal untuk tidak melakukan kegiatan sejenis, percuma. Elexmedia dimatikan akan muncul Bukan Elexmedia atau Elekmedia hahaha…!

Azas praduga tak bersalah dalam hukum di Indonesia sangat rawan untuk diselewengkan. Azas ini sangat ramah terhadap pelanggar hukum dan sangat bertentangan dengan  paham preventif mencegah kebih baik ketimbang mengobati, sedia payung sebelum hujan. Penerapan yang keliru atas azas praduga tak bersalah lah biang kerok makin rusaknya kondisi hukum di Indonesia. Apalagi jika aparat hukumnya sendiri juga sudah rusak pula. Azas praduga tak bersalah mestinya tak bisa diterapkan pada aparat hukum. Aparat yang terindikasi saja sebetulnya sudah layak dipecat dan bukannya malah dibela dengan tameng praduga tak bersalah. Bahkan kalaupun ternyata sangkaan hukum keliru, nama baik kan bisa dipulihkan. Juga oleh hukum. Itulah gunanya hak rehabilitasi, kan?

Apakah dengan meminta maaf si Toge bisa dilepaskan begitu saja? Islam, sebagai pihak yang paling terhina dengan bukunya itu mestinya ingat peringatan Allah bahwa Yahudi dan Nasrani takkan pernah berhenti untuk merusak Islam. Karena umat mendiamkan prilaku Ocid, akhirnya sekarang dia sudah beranak, ‘Gue Juga Islam’. Pernikahan Raffi - Nagita disiarkan TV, Anang - Ashanty tak mau kalah. Mau melahirkan pun mesti ditonton seluruh pemirsa tipi di Indonesia. Goyang Ngebor sudah beranak pinak. Dari yang sekedar patah-patah, sampai kepada yang bergoyang sambil ngecor, sambil kayang atau sambil menggergaji hinggga melahirkan Morena dan Maju-mundur.

Penjarakan Toge, cabut ijin penerbitnya dan cekal permanen untuk usaha yang sejenis. Saya penulis, tapi tak sudi disetarakan dengan Toge. Saya penulis, tapi tak butuh penerbit murahan serupa Brilliant International tersebut. Tak semua masalah bisa hilang dengan goyang dumang. Tak semua keliru bisa beres dengan maaf doank. Tabiat si Toge itu sama persis seperti bulu ketiakku. Basmi  Toge dari dunia tulis….!

Takkan berubah nasib suatu kaum sampai dia mau menggaruk gatalnya sendiri ~ Rekreasi Hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...