Halaman

6 Feb 2015

Ekstrak Kaki Jokowi

Sebagaimana Rasulullah mencintai umatnya begitulah pula Allah SWT ‘mengistimewakan’ kita umat Islam. Umat Islam tidak akan mengalami peristiwa kiamat seperti yang digambarkan dalam surat Al Zalzalah tersebut. Ketika bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat dan bumi mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya dan seterusnya itu, semua yang beragama Islam telah dimatikan terlebih dahulu. Hanya orang-orang kafirlah yang akan mengalami peristiwa horror tersebut.

Mestinya dengan begitu, sebagai penganut Islam saya bisa melanjutkan hidup dengan percaya diri. Tapi belakangan saya malah khawatir. Apa sebenarnya yang dimaksud Allah dengan mematikan umat Islam sebelum peristiwa besar itu terjadi?

Sebelum mematikan umat Islam, terlebih dahulu Allah mematikan para ulama. Dan inilah penyebab kekhawatiran saya. Benar, di KTP saya tertulis Islam. Tapi apakah saya benar-benar Islam? Situasi di Negara kita membuat saya meragukan ke-Islaman saya sendiri.

Wacana menghapus kolom agama di KTP akan membuat seluruh umat Islam di Indonesia hilang. MATI. Padahal Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Artinya, janji Allah bahwa orang Islam takkan mengalami peristiwa ketika gunung-gunung berhamburan seperti kapas dan manusia seperti anai-anai yang bertebaran itu sudah akan terjadi?

OK, ide kolom KTP itu masih wacana. Tapi ternyata itu tak menyurutkan kekhawatiran saya. Benarkah umat Islam masih ada? Benarkah Islam belum mati? Apakah Islam yang dimaksud Allah SWT itu benar-benar Islam dalam penegrtian harfiah…?

Kita layak waspada terhadap kemungkinan berikutnya? Bagaimana jika yang dimaksud Allah adalah orang Islam yang masih beriman kepadaNYA. Beriman dengan sebenar-benarnya iman. Bersih 100% dari dosa karena mempersekutukanNYA. 

Benar, masih banyak umat Islam yang taat ibadah. Tapi juga malah makin banyak yang telah melenceng dari aqidah. Padahal sudah jelas, ibadah sempurna sekalipun bakalan nonsens jika aqidah rusak, walau sedikit saja. Kaki Jokowi kini ada ekstraknya. Air bekas cucian kakinya dianggap suci untuk dipakai berwudhu’. Innalillah…

 Oke, anggap saja mereka benar-benar awam terhadap Islam. Tapi apakah mereka yang tiap tahun bolak-balik haji dan umroh tetap terjaga aqidahnya? Belum tentu. Lihat saja betapa gempitanya perlakuan mereka terhadap air zam-zam. Berharap berkah, mudah rejeki, enteng jodoh, urusan lancar, atau otak jadi pintar karena air zam-zam itu syirik atau bukan?

Banyakkah yang begitu? Wallahu’alam…! 

Sebelum mematikan umat Islam, Allah terlebih dahulu akan mematikan para ulama. Benarkah ulama masih ada (di Indonesia)? Ulama pasti mengerti bahwa menghentikan kemungkaran lebih utama ketiimbang menganjurkan kebaikan. Jika lebih banyak mudharat ketimbang manfaat, artinya tidak. Nah, sekarang? Apa masih ada ulama yang bersuara lantang terhadap kemungkaran? Aneka program TV yang tiap saat melecehkan dan merusak umat tiap hari berseliweran di depan mata. Tapi tak ada yang bersuara. Sinetron Ocid masih saja masih tayang dengan bebasnya. Ocid dan kawan-kawan sukses dan bebas menghina Islam dan kecerdasan umat. 

Diamnya ulama membuat musuh-musuh Islam makin leluasa merusak Islam. Maka muncul lagi yang baru. “Gue Juga Islam’. Apa ulama tak menyadari betapa bahayanya sinetron ini? Menggunakan aktris dan actor non muslim yang diidentikkan dengan Islam dan disempurnakan dengan judul yang sangat tendensius. Betapa bahayanya jika muslim2 awam meneladani tayangan ini. Islam akan mati. Apakah ulama tak tahu? Atau mereka tak mau tahu? Kalau begitu berarti mereka bukan ulama. Sebab ulama adalah orang yang tahu. Ulama tak ada? Berarti Allah sudah mematikan ulama? Inilah tanda-tanda pra kiamat yang diberitakan Allah itu.

*Astagfirullahaladziim…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...