Halaman

25 Jan 2013

Merasa Keren itu Penting

Mick Jagger dan the Rolling Stone itu keren, aku tak membantahnya. Tapi membuat album rock dan tur keliling dunia di umurnya yg sudah lewat 70 tahun ? Betapa tak tau dirinya gerombolan kakek2 ini, hanya karena mereka MERASA para penggemar merindukan mereka. Rick Allen (Def Leppard) meski satu tangannya di amputasi, ngotot tak mau diganti sebagai drummer karena MERASA mampu bermain dengan satu tangan. Jason Becker (pernah gabung di David Lee Roth Band, menggantikan Edi van Hallen) gitaris yang kemampuannya dianggap melebihi Yngwie, pada umur 19 tahun mulai menderita lumpuh. Dari Cuma kaku jari sampai akhirnya lumpuh total (cuma bisa mengedipkan mata). Dan sampai sekarang dia telah menghasilkan 2 album berkelas tinggi hanya dengan mouse computer yang digerakkan dengan kedipan matanya, karena seluruh anggota tubuhnya yang lain LUMPUH TOTAL, hanya karena MERASA mampu.

“Tuhan boleh melumpuhkan semua anggota tubuhku, tapi tidak pikiranku”, katanya.

Gembira rasanya jika status2ku di Facebook banyak yang menyukai atau mengomentari. Jika komentar atau  yang ngasih jempol itu cewek makin gegap gempita kegembiraanku. Tak jarang malah pikiranku jadi ngawur. Jangan2 dia ini bukan hanya suka statusnya, tapi juga penulisnya, hahaha…!

Akibatnya apa? Aku jadi merasa perlu menjaga kualitas status2ku. Aku tidak ingin mereka merasa kecewa dan merasa bosan pada status2ku berikutnya. Padahal pastinya itu lebih kepada perasaan ‘merasa-ku’ itu saja. Soal mereka kecewa atau bosan sama status2ku itu pasti hanya ada di pikiranku saja. Soal mereka suka sama penulisnya apalagi,

“Iihhh…amit-amit !”, begitulah terbayang di kepalaku tanggapan mereka, lengkap dengan segala ekspresinya, hahaha…!

Tapi intinya, hanya karena merasa-merasa itu, status-statusku jadi kujaga mutunya. Karena merasa hebat, aku jadi tak mau terlihat konyol dan bodoh. Tapi yang lebih penting, aku jadi gembira karenanya. Jadi semua cuma bermodal narsis. Itu saja. Sederhana, tapi berdampak nyata.

Hanya karena merasa mampu, banyak yang mencalonkan diri jadi Presiden. Soal benar-benar akan jadi Presiden itu lain soal. Fakta bahwa ikut bersaing sebagai kandidat saja sudah membuktikan bahwa dia layak jadi kandidatnya.  

Jadi, betapapun kacau tampangmu, ‘merasa keren’ itu perlu. Cermin boleh setiap saat menyodorkan duka, yang penting jangan dipercaya. Jika sodoran duka itu dipercaya, kita akan melulu ‘merasa’ berduka. Merasa berduka? Merasa hina saja bisa membuat seseorang mengakhiri hidupnya. Belum tentu benar-benar terhina sebenarnya. Baru sebatas merasa,  tapi hasil keputusannya nyata. MATI.

Apakah dengan merasa keren, kita jadi keren beneran? Belum tentu. Tapi jika kita sudah merasa keren, berarti kita memang layak untuk beneran keren.

*Quote macam apa ini? ;)
*Selamat Malam….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...