Halaman

18 Okt 2015

Setahun Jokowi - JK (sedikit review)



Besok, tepat setahun sudah Indonesia dipimpin oleh orang yang digadang-gadang majalah sekaliber Time sebagai New Hope, Jokowi. Benarkah Jokowi adalah Sang New Hope…?

Nyaris tak ada lagi alasan untuk mempertahankan Jokowi sebagai Presiden. Banyak syarat untuk memberhentikannya sudah terpenuhi. 

Jokowi sebagai kepala pemerintahan sudah melakukan pelanggaran HAM atas bencana kabut asap yang belakangan sudah menghajar nyaris seluruh Indonesia. Sumatera, Kalimantan dan belakangan bahkan Sulawesi dan papua juga sudah mengalaminya. Lihat UU No 39 tahun 1999 pasal 9 ayat 3
 
“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”

Sudahkah kita mendapatkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat…? 

Tidak itu saja, dengan bencana kabut asap ini juga secara telak mengeaskan bahwa Jokowi sudah melanggar hukum tertinggi di Indonesia, UUD1945. Lihat pasal 27 ayat 2 UUD 1945:
 
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

Penghidupan yang layak. Sudahkah kita rakyat mendapatkan penghidupan yang layak? Layakkah hidup dalam kabut asap…?

Tentu ada usaha untuk mengatasinya. Tapi apakah sudah maksimal? Sungguh sangat diragukan. Betapa kasihannya nasib prajurit TNI yang bertarung nyawa demi padamkan kabut asap, tapi lihat bagaimana kelakuan para pemimpin korup kita? HUT TNI terakhir justru dirayakan di lokasi pabrik pembakar hutan terbesar di Indonesia. TNI, walau dengan pangkat Jendral sekaligus tetaplah saja prajurit yang selalu mesti taat dan patuh terhadap atasan. Panglima tertinggi mereka yaa, Presiden. Bila atasan memutuskan bahwa perayaannya mesti di situ, yaa berarti tak boleh disana. Begitu, kan? Ini sangat menyakiti rakyat.

Blusukan masuk asap? Ini adalah kelakuan PALING BODOH dan KONYOL Presiden Pilihan Kita itu. Poto tanpa maskernya dalam hutan asap ini seolah sangat menghina kami, korban asap. Potonya itu seolah bilang,

“Asap ini bagus untuk kesehatan”

“Asap ini bikin awet muda. Penambah ion tubuh, hahaha….!”

“Asap ini ga bahaya, kok! Buktinya saya aja ga pakai masker!”

Tolong tim penasehat Presiden di-check, apakah Presiden kita itu tahu peta Indonesia?Apa Jokowi tahu, Batam saja yang ratusan kilometer dari titik hotspots sudah demikian pengapnya.
Padahal itu baru soal asap. Belum lagi soal penegakan keadilan hukum itu sendiri. Presiden GIDI, yang jelas-jelas telah berlaku makar, melanggar UUD1945 pasal 29 ayat 2 tentang kebebasan beribadah bukannya diusir dari Indonesia, apalagi sampai dihukum mati, malah ditraktirnya makan di istana Negara. Sebaliknya, umat Islam berjenggot yang baru pulang dari pengajian malah di-dor tanpa merasa perlu untuk diinterogasi terlebih dahulu. Penguasa yang melakukan pembiaran terhadap pelanggaran telak UUD1945 adalah juga berarti melakukan pelanggaran itu sendiri.

Sungguh hebat rakyat Indonesia ini. Mereka begitu mencintai Indonesia. Setiap bulan Agustus rakyat beli bendera, sementara pejabatnya menjual negara. Pajabat makan suap, rakyat megap-megap makan asap. Entah sudah berapa bulan ini rakyat mensubsidi BBM untuk Negara? Ingat, sekarang kita beli premium di atas harga minyak dunia, lho! Artinya apa? Sekarang justru rakyatlah yang mensubsidi negara, ckckckc….!

Apa yang dilakukan pemerintah dalam membenahi morati-maritnya kehidupan rakayat belakangan ini? Sibuk? Yaa, sibuk ngeles sana-sini, bahkan menghasut rakyat.

Final Piala Kemerdekaan dibuat seolah final Piala Dunia. Rakyat sebetulnya tenang-tenang saja, tapi mereka anggap sedang begitu kacaunya. Entah darimana isu pertandingan final turnamen TARKAM itu bias bakal rusuh. Saya bahkan berani jamin, bahwa isu yang katanya beredar via broadcast BBM itu 100% hoax. Siapa yang katanya ditangkap itu? Emang ada wajahnya yang ditrampilkan di tipi. NOL….! It’s a BIG BULLSHIT….!

Jika sesuatu diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya. Sudah 14 abad yang lalu Islam mengingatkan kita. Tapi dengan sok tahunya Menegpora bekukan PSSI. Lihat nasib Persipura yang saat kampanye saja Jokowi berani ‘sumpah’ potong leher bahwa Persipura bakal juara. Ehh, begitu sudah sampai 8 besar malah dapat sanksi, hahaha….! 

“Saya jamin Persib dan Persipura bakal tetap bisa ikut AFC Cup”, sumbar si sok tahu.

Saya sungguh kepikiran. Ini orang beneran sok tahu kali yaa? Padahal sudah jelas dan tegas aturannya, pemerintah sama sekali tak boleh intervensi urusan federasi sepakbola masing-masing negara. Tuh lihat Kuwait! Sudah ikut kualifikasi Piala Dunia dengan total 3 kali menang, sekali draw dan sekali kalah tanpa kasihan sama sekali tetap disanksi FIFA karena intervensi pemerintahnya.

Kasihan anak-anak Papua. Boaz, Bonai, Wanggai, Mandowen dan lain-lain yang punya tambang emas terbesar dunia di kampungnya sekarang malah sibuk berebut satu medali emas turnamen kelas kampung, hahahak….!

Dan sampai sekarang tak ada tanda-tanda akan turunnya Imam Nachrowi. Sepakbola terus dibisnis dan politikkan. Gila, sudah berbulan-bulan kita diberi sanksi FIFA, tak ada tanda-tanda PSSI baru akan dibentuk? Lalu apa tugas Tim Transisi?

Bukankah tugasnya untuk membentuk kepengurusan PSSI baru? Sudah berapa bulan mereka bekerja? Apa hasilnya? Anggaran yang saking besarnya buat operasional mereka sempat diprotes public. Tapi PSMS yang juara Piala Kemerdekaan yang juga turnamen antar kampung sampai sekarang juga belum terima hadiahnya. Tadi Persib Bandung juga sudah juara. Hadiahnya? Kapan-kapan lagi? Hahaha….!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...