Halaman

18 Nov 2014

Beriman Kepada Uang

Prilaku buruk dan menjadi penyebab yang buruk tak ada bedanya. Sama-sama buruk, hahaha…! Walau begitu, prilaku buruk masih lebih baik ketimbang menjadi penyebab yang buruk. Prilaku yang buruk, walau bisa saja memberikan akibat yang buruk bagi yang lain, tapi ganjaran dosa yang didapat cuma oleh pribadi yang berlaku buruk itu sendiri. Lain halnya jika menjadi penyebab yang buruk. Dosa yang mungkin saja tak disadarinya, tapi menyebabkan orang lain menjadi buruk dan berdosa akibat prilakunya.

Apa yang salah dari profesi presenter, pelawak, penyanyi, pencipta lagu, artis dan dunia glamour selebriti lainnya? Itu ibadah, jika tujuannya untuk mencari nafkah baik bagi diri sendiri, keluarga apalagi jika juga mempu menghidupi orang2 sekitar yang terkait dalam profesinya juga. Tapi lain soalnya, jika profesi tersebut malah menghasilkan akibat yang buruk bagi orang lain, masyarakat atau public atau penonton.

Presenter, host, pembawa acara yang mencuci opini public karena pesanan kepentingan pemilik dan pembayar media. Lawakan yang melecehkan agama dan atau bermotif SARA. Musisi yang memperkenalkan lirik2 kotor dan menyesatkan. Atau artis yang memainkan peran yang membawa pesan merusakkan moral dan aqidah umat.

Selain untuk nonton bola dan Halo Selebriti, saya memang tak suka nonton tivi, haha…! Musim Pemilu sudah lewat, dan siaran tivi kembali pada kepentingannya masing-masing. Media cetak dan tipi yang dikuasai kaum Yahudi kembali pada misi abadinya, merusak Islam. Lihat saja program2 tivi yang ada sekarang.

Sekarang serigala yang ganteng pun lebih laku dan menarik pengiklan ketimbang manusia normal, walau tak ganteng, hahaha…! Menurut teori sinetron, serigala ternyata berasal dari manusia. Lebih menarik memang hidup di dunia khayal ketimbang di dunia nyata. Alangkah asyiknya memang jika bisa terbang, menghilang, punya teman ibu peri yang baik hati serta punya kekuatan sihir. 

Apa yang lucu dari si Ocid dan kawan-kawan? Terbahak2 saat takziah? Saling menghina di samping jenazah. Lucu? Saling hina sih iyyyyaaaa….! 

“Jangan banyak tanya. Ikuti saja, pahaaam!”, kata ustadnya. “Ini syarat!”, lanjutnya sambil menabur sesajian sepanjang jalan menuju pemakaman.

“Iyyyyyaaaaa, ustaaaaadz!”, jawab rombongan serempak. 

Keren amat brain washing-nya yak…?

Sutradara2, sineas2 yang sebenarnya berpotensi, setelah didik, ‘disekolahkan’ produser2 Yahudi menjadi pelacur karena beriman terhadap uang, rating dan popularitas.

“Elu lahir aja udah salah!”, itu lucu ya?

Itu pelecehan terhadap terhadap Tuhan yang Maha Berkehendak. Melecehkan orangtua. Kafir terhadap takdir. 

Kemana perginya ulama, KPI, MUI, KPAI dan pihak-pihak yang mestinya sensitive terhadap pelecehan agama dan perilaku yang mengeksploitasi anak. Lagu apa yang dinyanyikan peserta La Academia Junior? Lagu anak? Dengar deh, lirirknya….!

Ada produser yang menjual agama sebagai judul sinetronnya, kemana para ulama? Ada orang-orang berjilbab yang menyampaikan dialog-dialog dari sutradara2 dan sineas2 didikan dan ciptaan Yahudi, kemana MUI? Indonesia dan Islam berikutnya dalam bahaya. Islam Indonesia adalah target Yahudi karena Indonesia adalah Islam yang terbesar di dunia. Akankah kita diam saja?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...