Halaman

4 Sep 2021

Dialog

Rata-rata setiap tahun sinetron Para Pencari menampilkan 25-27 episode saja ... tayang selama Ramadhan. Tak pernah benar-benar full. Salah satu sebabnya adalah soal skrip cerita yang belum kelar? 

Untuk menyelesaikan konflik di PPT jilid pertama misalnya. Dalam blog pribadi penulisnya, Wahyu HS, menceritakan bahwa sudah nyaris frustasi. Plot cerita sudah rampung. Ayya harus memaafkan Azzam, agar konflik asmara mereka tuntas. Tapi butuh satu dialog yang pas, agar kisah mereka selesai dengan elegan. Dialog ini yang harus ditemukan. 

Kedua tokoh sudah terlanjur kuat karakternya. Keduanya seimbang, baik dari level agama, pun begitu dengan kecerdasan intelektualnya. Setiap yang satu berargumen, yang lain mampu membalas dengan argumen yang tak kalah cerdasnya. Penulis bahkan mengaku hampir tak bisa mengendalikan (karakter) keduanya. Tak mungkin diselesaikan dengan sekedarnya, bila tak ingin terlihat sebagai penulis tolol. 

Membaca dan menonton ulang, Ayya sudah terlanjur sering menangis karena Azzam. Kalau dikumpulkan, air matanya mungkin sudah seember. "Bisa untuk mandi," pikirnya iseng. 

Ehhh, ketemu. Itu dia dialognya. Tapi hanya cocok diucapkan oleh Bang Udin Hansip. Maka apa yang harus diucapkan oleh orang seperti Azzam. Apa yang akan dipikirkan Azzam untuk memanfaatkan seember air? Menyiram bunga? Memberi minum anjing yang kehausan? Berwudhu'? 

Nah, itu jawabannya. "Apalagi yang harus kulakukan agar kau mau memaafkanku? Bahkan andai syari'at membolehkan, akan kupakai airmatamu untuk berwudhu'." Ucapan Azzam itu memukul Ayya secara telak. Konflik antara keduanya berakhir secara elegan. 

Begitu pentingnya dialog dalam dunia kepenulisan. Bahkan sebuah sinetron stripping saja bisa diundur hari tayangnya, hanya gara-gara menunggu munculnya sepotong dialog? Betapa banyaknya pihak yang harus me-rescedhule jadwalnya, gara-gara sepotong dialog tersebut? Pihak televisi, produser, kru dan artis-artis sinetron, yang bahkan kesibukan mereka saja mungkin tak kuasa kita bayangkan. 

Lalu bagaimana dengan kita? Kenapa dengan segala kemerdekaan waktu yang dimiliki tak mampu menghadirkan dialog-dialog yang bermutu dalam setiap tulisan kita? 

Sepotong dialog indah, sebagai awal dari kisah panjang sukses serial Para Pencari Tuhan. Bahkan ketika sinetron ini dihentikan (2019) tuntutan penggemar memaksa sinetron ini hadir lagi sampai tahun lalu. Untuk yang terakhir kalinya? Karena hari ini sangat maestro, Wahyu HS, penulisnya telah berpulang ke hadapanNYA. 

Allahumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu, aamiin...! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...