Ada yang paham hubungan gerombolan pemuda yang bersusah payah menyelamatkan sebuah koin 500an agar bisa membayar tagihan di warung makan seorang gadis kampung dengan rokok Sampoerna Hijau Asyiknya Rame-Rame? Apa kaitan nyali dan keberanian dengan Extra Joss? Atau bagaimana penjelasan ilmiahnya aKU jadi TAU apa YANG KAU MAU hanya dengan minum Sprite?
Seluruh narasi iklan tersebut sama sekali 'tak ada kaitannya' dengan produk yang diiklankan. Yang punya produk sepertinya membuat iklan sesuka hati mereka. Yang penting iklannya disukai orang. Nyambung atau tidak dengan produk yang hendak dipasarkan terserah. Kenapa? Karena mereka telah punya brand. Tak penting apa yang disampaikan, yang penting adalah yang menyampaikan. Bagaimanapun bunyinya orang telah tahu itu rokok, Ektra Joss atau Sprite.
Maka saya sangat prihatin melihat masih saja ada teman pejuang rejeki online yang songong, sombong, angkuh, arogan, egois dan terus aja semuanya, tambahkan sesukanya.
"Mbak, kok ngiklan terus, sih?
Ini teman sebetulnya wajib diberi ucapan terimakasih, diberi apresiasi karena banyak hal. Pertama karena dia sabar atas gangguan-gangguan postinganmu yang memenuhi laman timelinenya. Berikutnya karena kamu tak diblokir sebab masih menghargai hubungan pertemanannya. Bahkan kamu juga belum diunfoll, walau bisa jadi postingan-postingan itu terus mangganggu, menguras bandwith dan kuota internetnya. Selanjutnya, karena dia bersedia mengingatkanmu. Ini yang paling utama.
Dia mencium potensi bahaya dari kelemahan dan ketidaktahuanmu.
"Yang like atau komen kok dikit, bahkan ga ada, mbak?".
Ehh, karena songong malah dijawab,
"Yang serius langsung nginbox, Sis! Hehehe...!".
Kalau saya tak seperti sang teman, ini orang sudah lama hilang dari TL saya. Jika dia kenalan di dunia nyata, mungkin sekedar saya unfoll. Tapi jika cuma kenal di Facebook saja, langsung dibuang dari list pertemanan. Sayangnya, saya bukan orang seperti itu, hehehe...! Jangankan untuk unfoll, unfriend bahkan siapa saja yang add pasti saya terima (list kuota masih banyak).
Itu yakin? Cek lagi deh! Siapa saja orang-orang yang masih suka like atau komen? Orangnya yang itu-itu aja, kan? Sori, demi teman walau entah siapa, sejak lama untuk soal ini saya telah lakukan riset alakadarnya.
Kuota pertemanan full, tapi yang beri atensi cuma 1 atau 2 orang, bahkan sering hampa? Yakin itu karena mereka tak serius? Bukan karena postinganmu tak pernah tampil lagi di beranda mereka?
Jualan online, apalagi produk kosmetik/kecantikan itu mudah, sebab brandnya sudah ada. Kamu bisa asal posting apa saja, sebab yang penting itu siapa yang mengatakannya, bukan apa yang dikatakannya?
Saya tak percaya dengan makan Pop Mie akan dikerubuti oleh cewek-cewek dari Hongkong. Tapi karena yang mengatakannya Pop Mie, saya mengerti apa yang dimaksudnya. Mana ada yang percaya Rekreasi Hati buku bacaan favorit Jon Bon Jovi? Tapi karena yang mengiklankannya adalah Siraul Nan Ebat, orang-orang pun paham apa yang dimaksudnya, wkwkwk...!
Dulu saya sering mengingatkan teman-teman pedagang online seperti ini. Tak jarang malah saya beri saran,
"Bro, Sist! Kalau mau jualan post-nya diset publik aja. Kalaupun aku tak beli, tapi beri like, postinganmu muncul juga di beranda temanku, walau dia tak berteman denganmu".
Tapi sekarang Facebook makin menyebalkan. Saya jelas lebih butuh postingan-postingan keren teman-teman yang lainnya, ketimbang (maaf) sampah-sampahmu itu. Yang jualan mohon jangan egoislah! Itu TAKKAN membuatmu jadi lebih baik. Yakin produkmu bakal makin diminati hanya karena banyak iklan? Orang sudah tahu yang kamu jual. Menjelaskan yang sudah jelas itu bukan memperjelas, tapi mengaburkan. Percayalah, semakin banyak iklanmu justru semakin menjelaskan mutu produkmu. Semakin banyak iklanmu, makin rusak brand produkmu. Semakin banyak iklanmu, semakin kotor rumahku, mengerti kan?
"Lho, aku ngiklan di wall sendiri kok?".
Tuh, songong, kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar