Halaman

10 Jan 2018

Kelola Jengkelmu, Teman!

Dari segi penulisan Rekreasi Hati itu sebetulnya buku yang sangat buruk. Saya bahkan berani klaim itu mungkin terburuk dari yang pernah ada sepanjang sejarah dunia kepenulisan. Saya sama sekali tak yakin guru-guru bahasa Indonesia saya di sekolah dulu akan bangga dengan buku Rekreasi Hati tersebut. Saya malah bisa membayangkan betapa kecewa, malu dan marahnya mereka begitu mulai membaca buku tersebut. Tapi it's OK!

Saya takkan membela diri sama sekali bahwa Rekreasi Hati adalah buku yang saya terbitkan secara mandiri. Saya juga takkan menyangkal bahwa saya butuh pelajaran yang sangat serius bila ingin tetap jadi penulis. Dan saya juga bukannya tak ingin belajar. Tentu saja segala yang tahu butuh diperbaiki saya akan perbaiki. Saya sendiri sangat menyadari bahwa saya takkan mungkin menjadi seorang yang dikenal 'sebagai penulis'. Jika sekedar ingin ngetop, mencari popularitas, sejak lama telah saya kirim naskah Rekreasi Hati pada penerbit. Tapi saya punya prinsip dan misi sendiri.

Setidaknya ada beberapa misi terselubung dibalik 'kesengajaan' saya menulis seadanya tersebut. Melalui amburadulnya penulisan tersebut saya menggiring paksa pembaca supaya fokus pada substansi. Itulah kenapa narasinya saya buat sekuat dan sedalam mungkin dengan materi yang tak sembarangan. Wacana langka yang saya kembangkan dari sudut pandang pribadi saja rasanya tak cukup untuk mengangkat Rekreasi Hati. Buku ini harus bermaterikan ide-ide paling baru yang benar-benar sangat orisinal dan belum pernah dibahas sebelumnya. Tanpa itu semua sudah jelas berakhir sebagai bualan omong kosong belaka. Dan saya yakin kelak waktu akan membuktikan Rekreasi Hati akan menjadi salah satu buku yang paling berpengaruh dan dibicarakan di Indonesia, aamiin!

Untuk yang pertama ini saya pikir cukup berhasil. 3 tahun usia Rekreasi Hati nyaris tak seorangpun yang memberikan kritiknya. Saking minimnya saya bahkan butuh memaksa pembaca untuk mengkritik habis-habisan di ruang publik. Apakah minimnya sikap kritis tersebut karena keengganan, rasa segan dan sejenisnya saya juga tak begitu yakin. Sebab setelah buku pertama terbit, mereka juga beli buku kedua dan tetap berharap buku-buku saya berikutnya. Artinya, saya berhasil memaksa mereka fokus pada substansi yang saya tulis, bukan pada persoalan penulisannya. Alhamdulillah!

Sedang berikutnya yang paling utama adalah membangkitkan minat baca pada kenalan dan teman-teman dunia maya saya. Dan beriringan dengan misi berikutnya pula, memompa ghirah menulis, berkarya, sebab ternyata begitu banyak diantara mereka yang punya bakat jauh melebihi kemampuan saya.

Masa-masa awal nge-blog dulu saya kagum dengan betapa hebatnya tulisan-tulisan teman sesama blogger. Beberapa diantaranya saya kenal langsung di dunia nyata, sebab banyak juga ternyata di antara kami berasal dari kampung yang sama. Walau minder terhadap tulisan-tulisan mereka, tapi saya layak berbangga diri. Begitu Rekreasi Hati saya terbitkan mandiri, polos apa adanya, orang-orang tersentak. Tulisan beginian bisa dijual...?

Maaf saja, tapi dari cuma sekian 'pengikut resmi' akun blog Rekreasi Hati, lebih dari separuhnya adalah akun blogger baru yang dibuat karena jengkel, nulis beginian apa susahnya sih? Saat mereka masih seolah tak percaya, Rekreasi Hati Jilid Ke-2 saya terbitkan lagi untuk membuktikan bahwa saya serius. Saya serius berkata bahwa bila mau, kalian bisa jauh lebih baik dari Rekreasi Hati. Kalian, teman-teman dan saudara saya di dunia tulis-menulis bisa melengkapi kekurangan Rekreasi Hati. Jengkel amat kan, kalian para penulis melihat tulisan amburadul saya? Marah? Merasa terhina? Ayo kelola jengkelmu! Mari menulis dan membuat buku, sebab Rekreasi Hati saya tulis memang untuk kalian sempurnakan!

Selamat Berkarya!
Kalian bisa!

1 komentar:

  1. Hahaha paling tidak sudah ada buku karya diri sendiri untuk dikenang bang original dan unik.
    Terbitin buku kami jg lah 😎

    BalasHapus

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...