Halaman

10 Jun 2015

Yang Jualan Pakaian Dalam Tutup Juga Donk, hahaha...!

Bagi pembaca Rekreasi Hati mungkin bisa menduga pendapat saya tentang kontroversi Menteri Agama soal toleransi selama Ramadhan. Yak, saya sependapat dengan Pak Menteri walau banyak yang lain tak setuju. Dulu walau secuil saya sempat bahas betapa tak ada perlunya aturan tutup bagi rumah makan, tempat hiburan dan sejenisnya selama Ramadhan. Kenapa?

Perang Badar terjadi saat bulan puasa. Bayangkan betapa beratnya berperang sambil puasa. Musuhnya bukan cuma kaum kafir, tapi juga setan laknatullah. Sambil tahan nafsu, mereka juga mesti jaga hati. Beratnya jaga hati bisa dilihat dari pengalaman Umar bin Khatab ra.
Sebelum dibunuh sang musuh ternyata meludahinya. Umar batal membunuhnya. Orang itu malah disuruhnya pergi menjauh. Karena Umar takut bila niatnya membunuh rusak, bukan lagi karena membela nama agama Allah, tapi justru karena marah telah diludahi.

Salah niat dalam perang betapa bahayanya. Bayangkan bila mereka bunuh musuh karena lapar. Bukannya dapat pahala, justru malah berdosa. Membunuh saat bulan Ramadhan? Iihh…ngeriik….!

Islam adalah agama yang kuat. Keren abis. Dengan jumlah personel yang tak seimbang, umat Islam malah mampu memenangkan perang. 317 melawan 1000 orang. Perang Uhud, apa benar umat Islam kalah? 700 melawan 3000 orang? Islam tak pernah kalah dalam perang.

Jadi jika begitu kuatnya, kenapa umat Islam Indonesia kini malah begitu cengengnya minta dihormati kala berpuasa. Itu mencederai Islam sendiri. Saya 100% yakin dan jamin bahwa muslim yang tak puasa itu sama sekali bukan karena rumah makan terlihat begitu seksinya. Saya juga percaya bahwa mereka berjualan juga bukan bagi orang-orang yang berpuasa. Lalu di mana salahnya? Kenapa mereka mesti dilarang buka saat puasa? 

Perintah berpuasa adalah bagi setiap orang beriman. Jika tak puasa berarti mereka tak beriman, bukan? Jika ingin berdakwah, mestinya mereka itulah yang diingatkan. Diancampun tak masalah, bahwa setiap muslim yang tak puasa akan dihukum. Saya sangat setuju bila begitu.

Islam agama yang toleran. Rahmatallilalamiin, termasuk bagi bukan umat Islam sekalipun. Umar bin Khatab ra pernah ‘mengancam’ Amru bin Ash yang saat itu menjadi Gubernur di Damaskus atas laporan seorang Yahudi yang merasa diperlakukan tidak adil.

Islam agama yang punya wibawa dan berkharisma. Muslimah yang berkarakter mustahil mengalami tindakan pelecehan seksual. Saya ‘terpaksa’ ikutan, saat seorang teman ambil wudhu begitu mendengar suara adzan.

Tokoh2 dan pemimpin Islam disegani di mana-mana. Gazza yang begitu kecilnya ternyata tak pernah mampu ditaklukkan Israel dan Amerika sekalipun. Di jaman kekhalifahan, negara dan kekuatan mana yang mampu menaklukkan Islam. Konstantin? Romawi? 

Nah kenapa terhadap mereka yang tak ada urusannya dengan Islam dan puasa kita protes? Meminta mereka tutup selama berpuasa tidak saja mencederai kekerenan Islam, malah sebaliknya. Islam akan terlihat begitu lemahnya. Lebih jauhnya lagi, bertolak belakang dengan prinsip Islam yang rahmatallilalamin. Mengangkangi hak asasi manusia. Mereka kan berhak cari nafkah untuk mendapatkan hak hidup yang layak? Rejeki yang mereka dapat juga halal. 

Jika alasannya demi kenyamanan berpuasa? Rentan godaan terhadap yang lemah iman? Kalau begitu, tolong minta juga tutup toko dan warung yang jualan rokok atau makanan ringan. Bahkan bila perlu yang jualan baju sekalian. Sebab, saat lihat pakaian dalam saja pikiran saya sudah kemana-kemana, hahaha…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...