Bagi pembaca Rekreasi Hati mungkin bisa menduga pendapat saya
tentang kontroversi Menteri Agama soal toleransi selama Ramadhan. Yak,
saya sependapat dengan Pak Menteri walau banyak yang lain tak setuju.
Dulu walau secuil saya sempat bahas betapa tak ada perlunya aturan tutup
bagi rumah makan, tempat hiburan dan sejenisnya selama Ramadhan.
Kenapa?
Perang Badar terjadi saat bulan puasa. Bayangkan betapa
beratnya berperang sambil puasa. Musuhnya bukan cuma kaum kafir, tapi
juga setan laknatullah. Sambil tahan nafsu, mereka juga mesti jaga hati.
Beratnya jaga hati bisa dilihat dari pengalaman Umar bin Khatab ra.
Sebelum dibunuh sang musuh ternyata meludahinya. Umar batal
membunuhnya. Orang itu malah disuruhnya pergi menjauh. Karena Umar takut
bila niatnya membunuh rusak, bukan lagi karena membela nama agama
Allah, tapi justru karena marah telah diludahi.
Salah niat dalam
perang betapa bahayanya. Bayangkan bila mereka bunuh musuh karena lapar.
Bukannya dapat pahala, justru malah berdosa. Membunuh saat bulan
Ramadhan? Iihh…ngeriik….!
Islam adalah agama yang kuat. Keren
abis. Dengan jumlah personel yang tak seimbang, umat Islam malah mampu
memenangkan perang. 317 melawan 1000 orang. Perang Uhud, apa benar umat
Islam kalah? 700 melawan 3000 orang? Islam tak pernah kalah dalam
perang.
Jadi jika begitu kuatnya, kenapa umat Islam Indonesia
kini malah begitu cengengnya minta dihormati kala berpuasa. Itu
mencederai Islam sendiri. Saya 100% yakin dan jamin bahwa muslim yang
tak puasa itu sama sekali bukan karena rumah makan terlihat begitu
seksinya. Saya juga percaya bahwa mereka berjualan juga bukan bagi
orang-orang yang berpuasa. Lalu di mana salahnya? Kenapa mereka mesti
dilarang buka saat puasa?
Perintah berpuasa adalah bagi setiap
orang beriman. Jika tak puasa berarti mereka tak beriman, bukan? Jika
ingin berdakwah, mestinya mereka itulah yang diingatkan. Diancampun tak
masalah, bahwa setiap muslim yang tak puasa akan dihukum. Saya sangat
setuju bila begitu.
Islam agama yang toleran. Rahmatallilalamiin,
termasuk bagi bukan umat Islam sekalipun. Umar bin Khatab ra pernah
‘mengancam’ Amru bin Ash yang saat itu menjadi Gubernur di Damaskus atas
laporan seorang Yahudi yang merasa diperlakukan tidak adil.
Islam agama yang punya wibawa dan berkharisma. Muslimah yang berkarakter
mustahil mengalami tindakan pelecehan seksual. Saya ‘terpaksa’ ikutan,
saat seorang teman ambil wudhu begitu mendengar suara adzan.
Tokoh2 dan pemimpin Islam disegani di mana-mana. Gazza yang begitu
kecilnya ternyata tak pernah mampu ditaklukkan Israel dan Amerika
sekalipun. Di jaman kekhalifahan, negara dan kekuatan mana yang mampu
menaklukkan Islam. Konstantin? Romawi?
Nah kenapa terhadap
mereka yang tak ada urusannya dengan Islam dan puasa kita protes?
Meminta mereka tutup selama berpuasa tidak saja mencederai kekerenan
Islam, malah sebaliknya. Islam akan terlihat begitu lemahnya. Lebih
jauhnya lagi, bertolak belakang dengan prinsip Islam yang
rahmatallilalamin. Mengangkangi hak asasi manusia. Mereka kan berhak
cari nafkah untuk mendapatkan hak hidup yang layak? Rejeki yang mereka
dapat juga halal.
Jika alasannya demi kenyamanan berpuasa?
Rentan godaan terhadap yang lemah iman? Kalau begitu, tolong minta juga
tutup toko dan warung yang jualan rokok atau makanan ringan. Bahkan bila
perlu yang jualan baju sekalian. Sebab, saat lihat pakaian dalam saja
pikiran saya sudah kemana-kemana, hahaha…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar