Halaman

4 Jun 2013

Saya Keren Maka Saya Galau Part 2

Telah diceritakan kenapa saya begitu mengagumi Dian pada posting sebelumnya.

”Dian! Abang tu kalau tidur istirahat siang sering ngigau-ngigau nama Dian, lho!”

Ini gaya gombal aneh saya yang lainnya. Sering saya praktekkan buat teman-teman cewek yang lain. Tapi (seingat saya) sepertinya gombalan itu belum pernah saya tujukan buat Dian. Di tempat kerja saya sering menyuruh teman untuk  kirim ucapan seperti itu pada setiap ada incaran atau karyawati baru. Sampai saya kena batunya, sialnya malah ketika ucapan kiriman itu ditujukan buat Dian betulan. Kok bisa…?

Seorang teman mengaku telah menyampaikan kiriman itu buat Dian di ruang chatting Facebook. Alamatnya sudah tepat. Dian Rawa Sari, cuma penerimanya meleset: Pacar si Dian, huahua….

Celaka buat saya yang malah tak tau apa-apa. Nama saya ikut di mention. Tanpa ampun dan belas kasihan saya di-remove dan sudah pasti takkan bisa melihat Dian saya lagi, bahkan dalam daftar pencarian sekalipun. Lebih celaka lagi, Dian sudah pasti tak menyadarinya. Buktinya: apdetan status terakhir saya masih di-likenya, sampai kemudian saya pasti menghilang dari berandanya, ketika akunnya digunakan sang pacar. Peluang saya cuma satu dan satu-satunya: Dian sendiri yang meminta pertemanan kembali. Karena dia masih bisa mencari saya di pencarian. Persoalannya: tentu dia mesti menyadari terlebih dahulu bahwa dia telah memblok saya. Persoalan seriusnya: kapan dia akan menyadarinya? Persoalan lebih seriusnya: akankah dia melakukannya? hahahaha….huahuahuahuak…..huuk…huuuk…huuk…hoeeek….hoooeeeekkk….
*nangis L

Mestinya saya kecewa karenanya. Pertama karena Dian yang begitu saya kagumi ternyata begitu sembrono membagi akun pribadinya pada orang lain, meski itu pacarnya sekalipun. Tapi mohon dimengerti, ya! Kecerobohan Dian itu serupa dengan kentut Bapak saya. Mengganggu, tapi termaklumi melulu. Jadi kekecewaan saya limpahkan sama si teman yang inisiatifnya (menurut saya) berlebihan. Suatu yang tak perlu dilakukan, karena saya lebih dulu mengenal dan menggombal Dian. Saya pernah menasehatinya agar hati-hati saat chatting. Jangan sembarangan, karena bisa fatal akibatnya. Saya pernah mengalaminya sekali. “Suit..suit…!”, tulis saya di kamar chatting seorang teman cewek. Itulah kali terakhir saya bisa melihatnya…Hening.

Tapi kecewa dan bahagia, sedih dan gembira itu cuma soal memilih. Boleh meratap saat mobil dikepung banjir, tapi boleh juga berfoto-foto narsis di sampingnya. Begitu pula soal kekecewaan saya. Daftarnya bisa banyak sekali. Tapi sebaliknya daftar kegembiraan sayapun juga bisa banyak sekali. Di blok dari pertemanan adalah alasan yang sah untuk saya kecewa. tapi karena alasan itu pula saya merasa berhak untuk gembira. Ketimbang memilih kecewa, tentu saja saya akan menggunakan hak saya untuk bergembira.

Kenapa begitu? Di postingan berikutnya saja, yaa…;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...