Jika ada yang mencermati sebelum
kasus penistaan agama oleh Ahok ini muncul sebetulnya saya ‘sudah off posting
dan share link-link berita politik’ di Facebook. Alasan saya sederhana,
rata-rata teman Facebook saya cerdas dan sangat melek politik. Postingan
politik saya biasanya cuma opini-opini saya yang memang beda as always
ketimbang media manapun, hahaha…! Tapi begitu kasus penistaan agama ini muncul
saya hampir tiap hari menggila di Facebook. Alasan saya juga sangat sederhana.
Ibadah saya bolong-blong. Amal kebaikan minus sementara dosa-dosa saya tak bisa
saya bayangkan betapa banyaknya. Siapa tahu sikap saya dalam membela agama
lewat postingan-postingan Facebook saya itulah satu-satunya yang bisa saya
andalkan dihadapan Allah SWT kelak.
Makin hari makin ke sini makin
terlihat betapa tidak adilnya rejim ini terhadap Islam. Haji atau Umrah ke
Mekah terlalu jauh dari bayangan saya. Jihad ke Palestina, Suriah atau membela
saudara-saudara muslim Rohingya di Myanmar juga jauh dari kemampuan saya. Tapi
Allah SWT Maha Adil.
Saya kita hidup bukan di waktu
dan lokasi perang. Tapi Allah memberikan kesempatan yang sama, kita punya
peluang untuk berjihad membela agama. Aksi Bela Islam I dan Aksi Bela Islam II
saya gagal berpartisipasi. Tapi lagi-lagi Allah SWT Maha Adil. Ada peluang
untuk Aksi Bela Islam berikutnya, hari ini: 11 Februari 2017.
Jauh hari saya sudah bersiap dan
bertekad, kali ini saya mesti ikut. Kepada beberapa orang dekat saya telah
sampaikan tekad saya. Saya sudah berkoar-koar. Saya akan ikut Aksi Bela Islam.
Saya akan ada di barisan terdepan Gerakan Sejuta Ketapel Buat Ahok, hahaha…!
Maka segala hal yang berpotensi
menggagalkanya saya elakkan. Saya menolak 2 proyek (besar skala saya) yang
bertepatan waktunya dengan kesempatan jihad 11 Februari tersebut. Sebuah proyek
lagi sengaja saya ulur-ulur start pengerjaannya, lagi-lagi demi itu. Tapi nasib
berkata lain. Biaya yang saya butuhkan untuk ke Jakarta masih saja tak
mencukupi, hiiiiks…!
Fix, begitu merasa peluang untuk
itu benar-benar tertutup, seluruh ongkos yang telah terkumpul saya masukkan ke
dalam kotak infak mesjid saat shalat Jumat kemaren. Saya harap aneka kesulitan
yang mungkin menyertai saya berikutnya mampu menebus kegagalan saya membela
agama. Beberapa hari berikutnya saya mungkin akan hidup sehat. Bebas nikotin
dan tanpa caffein, hahaha…! Beberapa hari selanjutnya saya mungkin akan hidup
sederhana. Tidur bila lapar, hahaha…!
Tapi tidak. Allah SWT itu Maha
Pengasih, Maha Penyayang. Allah SWT Maha Pemurah. Tetiba saja, adik sepupu saya
menyodorkan selembar uang seratus ribuan. Wow, seksinya, hahaha…!
“Bang, nih” katanya.
“Ehh, uang apaan nih?”
“Uang jajan”, jawabnya lagi.
Entah darimana adik sepupu saya
ini dapat ilham memberi saya uang jajan. Seperempat abad sudah mengenalnya,
baru kali ini dia memberi saya uang. Apalagi uang untuk jajan, tanpa alasan.
Jumlahnya pun tak main-main pula. Seratus ribu, hahaha…! Padahal dia sendiri
pengangguran juga, sama seperti saya, abangnya ini, hahaha…!
Selamat Sore!
Selamat Berjuang Saudara-saudaraku!
Allahu Akbar…! Allahu Akbar…!
Allahu Akbar…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar