Betapa bahagianya imajinasi saya
dulu bersama Dian. Dian mengaku belum pernah naik pesawat terbang. Maka saya
janji memberinya pesawat, jika saya berhasil menemukan MH370 yang hilang
beberapa waktu lalu itu. Dian juga menerima saya apa adanya, termasuk bila saya
hanya mampu memberinya rongsokan puing pesawat tersebut, hahaha…! Malah kami
sudah janjian, sebagai hadiah ulang tahun ke 21-nya kami akan ke Brasil nonton
final Piala Dunia. Yaa, dengan puing pesawat tersebut, wkwkwkw…!
Benar bahwa realnya tak selalu
seperti yang saya bayangkan. Tapi hasil takkan pernah khianat terhadap usaha.
Tentu ada kebahagian lain, jika bersama Dian saya gagal mendapatkannya. Bahagia
itu di sini, bukan di situ, apalagi di sana. Maka ketika tiba saatnya si
BengBeng sialan itu merusak imajinasi kegembiraan masa depan saya bersama Dian,
saya tak lantas hancur karenanya. Selalu ada dinamika naik turun dalam
perjalanan. Maka persoalan bersama Dian saya anggap sebagai romantika
hidup biasa belaka. Saya tetap percaya bahwa kini dan kelak saya bahagia.
Dengan atau tak bersamanya. Toh, tak ada Dian, Rani pun jadi (lah), hahaha…!
Tulisan saya adalah soal-soal
yang menggembirakan. Akan jadi anomali bila dunia nyata saya malah berselimut
kegalauan. Hanya biang keladi yang akan terlihat jika hidup dihabiskan dengan melulu
meratapi masa lalu. Padahal persoalan butuh solusi, bukan kambing hitam, bukan?
Solusi mencapai tujuan adalah selalu bergerak maju ke depan, sebab masa depan
itu adanya yaa, di depan.
Saya sangat menikmati dan
melayani prosesnya. Apa yang membuat Dr Zakir Naek atau Ahmad Deedat seperti
selalu mampu menjawab lugas dan tegas pertanyaan menikam dari jamaah debatnya?
Saya rasa bukan soal keduanya ahli agama belaka. Sebab jika semata soal
keilmuan, itu juga bisa kita dapatkan dari guru-guru agama kita dan lainnya.
Naek dan Deedat, keduanya selalu
bersungguh-sungguh menjalani proses dakwahnya. Inilah kuncinya. Allah SWT Maha
Pemberi Petunjuk. Allah SWT memberikan petunjuk bagi segenap makhluknya yang
berakal. Maka jika ada yang mengaku belum mendapatkan hidayah layak dicurigai
sebagai makhluk yang tidak berakal, hehehe…!
Tak mudah memang menemukan
petunjuk. Tapi sebetulnya juga tidak susah. Bersungguh-sungguh, istiqomah
itulah kuncinya. Karena hanya yang serius mencari yang akan menemukan. Hanya
yang teguh berusaha yang akan peroleh hasilnya.
Dalam kesungguhan itu akhirnya
saya melihat tanda-tanda. Sekali lagi, hasil takkan pernah khianat terhadap
usaha. Rekreasi Hati takkan mati dengan perginya Dian, karena saya
bersungguh-sungguh memperjuangkannya. Allah memperlihatkan tanda-tandaNYA dan
saya tinggal meraih dan mendapatkannya, laiknya Deedat atau Naek yang tinggal
buka mulut, membungkam para pendebatnya. Saya mendapatkan Rani, setelah menafsirkan
tanda-tanda yang saya dapat, wkwkwkw…!
Ehh, apa lantas dengan begitu
Rani akan jadi akhir bahagia saya? Belum tentu juga. Saya bisa bayangkan betapa
kelak bahagia bersamanya. Tapi bisa jadi malah ada kegembiraan lain lebih yang
akan saya dapatkan akhirnya. Maka jika sekarang saya bahagia, kelak saya akan
tetap bahagia, dengan atau tanpanya. Tua itu pasti, bahagia itu pilihan. Maka
merugilah mereka yang menua tanpa bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar