Sebagai doa dan cita-cita tagline Batam
Bandar Madani tentu sangat layak diapresiasi. Tapi sebagai fakta dan realita
sah pula untuk merasa miris atau malah geli. Batam yang tak terlihat di peta
dunia itu di Indonesia adalah pusat aneka jenis criminal level internasional.
Pertumbuhan penularan HIV AIDS di Batam
adalah yang tertinggi se Kepri yang menduduki peringkat 6 di Indonesia tahun
lalu. Sekian % pelajar yang mengaku sudah tidak perawan. Banyaknya
penghulu/kadi nikah siri dengan peserta yang keburu hamil sebelum ijab kabul. Kasus-kasus
perdagangan manusia, dan narkoba Batam adalah juaranya. Berton-ton tangkapan
narkoba nyaris tiap tahun kita dengar di Batam. Tak heran pula bila aparat
POLRI asal batam cukup banyak yang mendapat promosi penting di Mabesnya karena ‘prestasi-prestasi’
di kasus narkoba. Anton Bachrul Alan, Dai Bachtiar sampai KAPOLRI sebelum ini,
Sutarman adalah mantan Kapolda Batam. Kasus korupsi? Bayangkan saja, PNS Batam
pernah berbulan tertunda gajian karena kas daerah kosong. KOSONG. Kemana
anggarannya?
Batam adalah gudangnya barang bajakan
seperti VCD film, CD music dan software, barang-barang impor gelap asal
Singapura mulai dari pakaian sampai kepada peralatan elektronik. Biangnya
demo-demo buruh yang bila ditotal pertahun mencapai nyaris sebulan, ckckckck…!
Destinasi favorit para peminta sumbangan dari luar daerah.
Di luar itu, kasus-kasus ‘kelas teri’ juga
tak kalah banyaknya. Mulai dari jambret dan begal dan temuan-temuan korban kejahatan
rampok atau perkosaan yang sudah jadi mayat di beberapa lokasi sepi. Kasus
kejahatan anak tahun lalu di Kepri, separuhnya berlokasi di Batam. Belum lagi
kasus kekerasan terhadap perempuan. Si Mawar, Mutil dan Brewok Simelekete tiap
hari nongol di Posmetro Batam, hahaha…!
Ditambah lagi kasus-kasus premanisme, rebutan
lahan parkir dan sejenisnya. Bahkan saking legendnya si preman sampai namanya
diabadikan sebagai nama jalan, yakni Simpang Frengky, wkwkwkw…!
Itu belum dihitung pula dengan banyaknya usaha abu-abu
seperti aneka gelanggang permaianan judi, tempat message plus, peserta arisan
Sie Jie dll. Banyaknya wanita pembalut, yang dibeli dan dipakai sekali untuk kemudian
dicampakkan yang bahkan saking ketatnya kompetisi bisa memasang tarif dua ribu
perak belaka.
“walau cuma boleh diliat-liat saja” kata
teman saya, wkwkwk…!
Lalu madani-nya di mana…?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar