Di jaman
Mario Teguh begini mestinya lirik Indonesia sudah jauh lebih berkualitas sarat
dengan pesan moral postif. Di jaman internet begini kualitas lirik music Indonesia
mestinya jauh lebih baik, setidaknya ketimbang lirik-lirik lagu jadul dan japur
yang bahkan walau sederhana tapi tetap indah dinikmati sebab kita mampu
merasakan pesan-pesan yang disampaikannya. Satu saja, kita simak lirik salah
satu band yang sempat digandrungi masyarakat beberapa waktu lalu, Radja yang
berjudul Bintang.
Cobalah kau lihat di langit biru, rangkaian bintang-bintang.
Cobalah kau pilih diantara itu, tunjukkan padaku
Cobalah kau pilih diantara itu, tunjukkan padaku
Bagaimanapun caranya saya takkan mungkin menyukai lagu ini. Untuk menyukai
sebuah lagu saya mesti mampu merasa berada dalam situasi yang digambarkan
olehnya. Yang saya tahu langit itu terlihat biru di siang hari. Dan saya sulit
membayangkan diri saya sedang melihat bintang di siang hari, wkwkwkwk....!
Ini lirik lagu sebuah band lho…! Tau kan,
band itu apa? Kumpulan musisi yang bermain music dengan menggunakan alat music masing-masing,
hahaha…!
Aneh sekali, bagaimana mungkin tak
seorangpun diantara mereka yang meresa ganjil dengan liriknya. Sudah pasti
mereka memainkan lagu ini dengan soul yang hampa. Penjiwaan yang kosong. Lebih konyolnya lagi kenapa orang-orang seperti producer misalnya juga sampai kebobolan dengan lirik yang abnormal begini, hahaha...! Sangat
bertolak belakang misalnya dengan lirik November Rain-nya Guns N Roses,
misalnya, hahaha…! Ngebandingin Radja dengan Guns N Roses? Wkwkwkw…!
Tak satupun diantara personel Guns N Roses
yang saya kenal. Tak mengerti pula saya bagaimana perasaan Axel saat
menciptakan lagu ini. Tak ada pula tafsir yang tegas tentang makna sesungguhnya
lagu ini. But, walau ini lagu ciptaan Axel sang vocalist, saya mengerti betul
suasana hati Slash saat memainkan riff-riff melody-nya. Saya sendiri
menafsirkan lagu ini tentang seorang Slash yang merelakan pacarnya (atau wanita
yang dicintainya diam-diam…?) dinikahi temannya Axel. Dengan besar hati, Slash
pula yang mendampingi sahabatnya itu di saat pernikahannya. Dan setelah
menyelesaikan ‘tugas’nya mendampingi sahabatnya itu, Slash yang tak sanggup
menyaksikan prosesi selanjut keluar menyendiri dan memainkan melodi gitar yang
sungguh menyayat hati. Tapi ahhh, memang keterlaluan sih membandingkan Guns N
Roses dengan Band Radja, hahaha…!
Okelah, dengan teman saya saja dulu! Teman
saya punya band bernama Glass dan punya banyak lagu ciptaan sendiri. Walau
bukan terhitung lagu paling favorit, tapi saya menyukai lagu yang berjudul
Terang. Dan saya mengerti betul kenapa yang menyanyikan lagu ini adalah Inel
sang gitaris, bukan Jarno’, vocalist utamanya. Sebagai pencipta lagu, Inel memang
paling mengerti bagaimana soul-nya lagu ini. Khusus di lagu ini saya merasakan
betul bagaimana marahnya seorang Inel saat menciptakan dan mengisi trak di
rekamannya.
Saya sungguh menghormati teman yang satu
ini. Musisi penuh bakat dengan idealisme yang kuat. Memang begitulah mestinya
seniman. Lirik yang sembarangan itu mengkhianati music sebagai seni. Sebab seni
itu sendiri indah, bahkan walau tanpa lirik sekalipun. Lagi-lagi solo Sad-nya
si Inel mampu membuat saya merasa pilu, walau musiknya itu sama sekali tanpa
lirik. Keren abis, saying file yang saya punya hilang, hiiiks… L
Salah satu lagu pop Inggris yang saya suka
adalah karya Ribas yang berjudul She Grey. Silahkan cek di Google! Sama sekali
tak saya temukan liriknya. Entah apa yang disebutnya di lagu itu, tapi saya tau
bagaimana rasanya bertemu lagi dengan mantan pacar yang sekarang sudah begitu
berbeda hanya karena ‘ditinggal sebentar’, hahaha…!
Sebagai penutup saya ingin menterjemahkan
sebuah solo keren dari Joe Satriani. Tanpa vocal juga, tapi berkat pesan music yang
disampaikannya punya karakter yang begitu kuat saya bahkan sangat ingin
sekaligus tak ingin untuk lancing membuatkan liriknya. Sangat ingin, sebab
musiknya sangat keren. Tapi juga sangat tak ingin karena saya tak ingin
mencederai kekerenan lagu ini. So, saya deskripsikan saja tafsir yang saya
rasakan saat mendengarnya.
Friends…
00:00 – 00:28
Intro
00:29 – 00:37
Kemanapun kau pergi, aku selalu ada menemani. Kemanapun kau…
(menguraikan
suatu kisah persahabatan. Sepertinya Joe sedang galau dan mengenang kisah
persahabatannya).
00:38 – 00:50
Aku merindukanmu sobat. Aku sangat merindukanmu. Sungguh…! (Saya merasa Joe
sedang kehilangan dan merindukan sahabatnya).
00:51 – 00:55.
Bahwa apa saja yang mereka hadapi terasa ringan karena persahabatan.
00:56 – 01:00
Bahwa apa saja akan mereka tertawakan.
01:01 – 01:06
Bahwa apa saja akan buat mereka ceria bersama.
01:07 – 01:11
Termasuk hal-hal gila seperti saat kita … (dikejar-kejar bencong itu? hihihi…!)
01:12 – 01:18
Memang pernah kita berkelahi dan ribut hebat.
00:19 – 00:23
Bahkan pernah sekali… (sulit sekali melukiskan bagian akhir yang di sini)
Intinya mereka pernah dalam suatu pertikaian yang hebat.
01:24 - 01:29
Tapi ikatan persahabatan yang tulus membuat mereka kembali berbaikan
01:30 – 01:35
Dan semuanya kembali indah
01:36 – 02:01
Dan sambil bergembira mereka saling bercerita tentang marah mereka saat itu
02:02 – 02:07
Bahwa dia tak ingin lagi kehilangan sahabatnya itu…
02:08 – 02:13
Apapun yang terjadi dia akan memertahankan hubungan mereka.
02:14 – 02:24
Walau harus begini begitu, hahaha…! Walau harus gadai celana demi nebus KTP
yang tergadai di tukang jual bensin eceran, hahaha…! (Maaf Joe….!)
02:25 – 02:30
Pokoknya sekuat tenaga akan dipertahankannya persahabatan mereka.
02:31 – Balik
lagi ke bait awal…
*Selamat Pagi…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar