Halaman

25 Sep 2015

Bye, Facebook...!



Di grup itu saya termasuk anggota senior, jika diklasifikasikan berdasar masa bergabung yang sudah cukup lama. Saya ingat, saat itu anggotanya masih berkisar sekitar 800-an orang. Diajak bergabung oleh seorang teman, pesohor. Walau saya tahu itu grupnya pendukung Ahok, tapi sebagai teman yang baik, saya sih welcome saja. Yah, hitung-hitung demi kegembiraan bersama, haha…! Dan saat-saat terakhir itu sudah melebihi 43ribu anggota. Sekitar seminggu sebelumnya saya sempat posting keberatan saya bahwa ini grup sangat tidak demokratis. Beberapa kali saya berniat posting ‘agak beda’ tak pernah diijinkan admin. Padahal postingan saya tegas sangat terjaga sopan santunnya (as usually, hehe…), walau tetap menggalaukan, haha…!

Entah bagaimana kisahnya, malam itu semua berubah. Kendali admin direbut oleh pihak anti Ahok. Asyiknya, admin baru ini membebaskan semua postingan. Euforia tak terkendali, membuat banyak yang lupa diri. Kata-kata kotor menghina dan memaki Ahok pun bertebaran di postingan. Saya pun berinisiatif mengingatkan…!
































Tuh, yang lain aja walau pro Ahok, tak ikut-ikutan menyalahkan saya, kan...?





































Kaget, shock dan entah apalagi, para pendukung Ahok yang selama ini sudah dibuat buta oleh admin-admin sebelumnya dengan postingan-postingan yang memuja Ahok dan mendiskreditkan Islam dan tokoh-tokohnya membuat mereka kalap. Saya yang jelas-jelas cuma posting ‘pencerahan biasa’ dikejar kemana-mana. Bahkan postingan ‘gajeben’ saya (tentang Dian, wkwkwk…) di dinding pribadipun ikut dikomentarinya.

“Kenapa sih, kamu dukung koruptor?”, kurang lebih begitu komentarnya. 

Entah apa maksudnya? Sejak kapan pula saya dukung koruptor? Dan entah dari postingan mana pula dia bisa menuding saya begitu, hahaha….!

Dan terakhir, mereka pun melaporkan akun saya ke Facebook dengan tuduhan akun palsu, hahaha…! Dan celakanya, Facebook pun sepakat bahwa akun saya memang palsu hingga layak dibekukan, huahuahuahuaks! Nangis….!

Berani taruhan, akun Siraul Nan Ebat adalah akun yang paling akuntabel dan paling transparan, setidaknya dari puluhan akun-akun Facebook yang selama ini sudah saya stalking. Tanggal lahir komplit. Alamat email, sites, nomor HP, data-data di mana saya pernah belajar dan bekerja seluruhnya di-set buat publik. Pun begitu dengan seluruh postingan, status, poto-poto dan aneka kiriman lainnya. Bahkan siapa saja dengan bebas menulis, men-tag dan beriklan di dinding saya, sebab juga saya set untuk publik. Saya ingin tahu, ada akun lain yang begitu…?

Facebook mempermasalahkan nama saya…?

Padahal dari seluruh ‘ancaman’nya tak satu poin pun saya langgar. Nama saya tak menggunakan simbol-simbol dan karakter yang aneh-aneh. Juga tak menggunakan huruf besar yang tak sewajarnya. Juga tak menggunakan kata-kata yang menyinggung dan tak sepantasnya.

Sebagai penulis, para pembaca, fans ataupun calon fans :D mengenal saya sebagai Siraul Nan Ebat. Sudah saya jelaskan pula bahwa nama itu sudah saya gunakan sejak era Friendster. Seluruh akun jejaring sosial saya juga menggunakan nama yang sama: Siraul Nan Ebat. 

Seluruhnya sudah saya jelaskan ke Facebook. Tapi Facebook ngotot menuduh akun saya palsu, walau saya 100% yakin bahwa akun saya jauh lebih transparan ketimbang akun pelapor.
Sebetulnya Facebook sangat baik hati. Dianjurkannya saya berganti nama, maka akun saya akan dipulihkan. Tapi saya ngotot mau pakai nama Siraul Nan Ebat. Celakanya, Facebook juga ngotot bahwa saya tak boleh gunakan nama itu lagi. WTF…!

Karena sama-sama tak mau mengalah, Facebook pun menawarkan solusi lain. 

“Kalau kau memang artis, gunakan fitur ‘Halaman’ aja!”, kurang lebih begitu katanya. Hahaha…!

Kenapa tak ada yang memberitahu Facebook bahwa sebagai artis saya ini sangat merakyat. Sangat banyak buku Rekreasi Hati yang saya antar langsung ke rumah pemesannya, semata agar saya bisa memenuhi beberapa permintaan remeh seperti tandatangan atau poto bareng, hahaha…! Dengan menggunakan fitur ‘Halaman’, otomatis komunikasi saya dengan Para Penggaruk (FanBase Rekreasi Hati, hihi…!) menjadi timpang tak berimbang. Saya tak bisa ‘berteman’, chatting dan lain sebagainya dengan mereka. Saya tak bisa stalking TL mereka (bagi yang tak di-set untuk publik). Padahal saya kan sangat suka stalking TL teman-teman saya yang rata-rata cantik dan pintar itu, wkwkwk….! 

Jadi begitulah, teman-teman. Saya merasa perlu tulis postingan ini semata untuk pemberitahuan dan menghindari fitnah. Saya sangat tahu bahwa ada banyak teman yang suka stalk juga ke TL saya. Maka, ketika mereka tak lagi menemukan saya tentu akan timbul bermacam spekulasi yang buruk. Sejak berkarir di Facebook saya tak pernah melakukan blokir, apalagi remove teman. Jadi jika kalian tak temukan lagi saya dalam list, itu bukan karena saya remove. Akun saya di banned, hahaha…! Sampai jumpa di lain kesempatan. Insya Allah saya akan tetap Facebookan, kok! Tenang saja, satu keajaiban membuat saya sempat menyelamatkan seluruh nama yang ada di list saya. Insya Allah di post berikutnya akan saya jelaskan ‘keajaiban’ itu, hehe…!

*So, bye Facebook…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...