Di grup itu saya termasuk anggota
senior, jika diklasifikasikan berdasar masa bergabung yang sudah cukup lama.
Saya ingat, saat itu anggotanya masih berkisar sekitar 800-an orang. Diajak
bergabung oleh seorang teman, pesohor. Walau saya tahu itu grupnya pendukung
Ahok, tapi sebagai teman yang baik, saya sih welcome saja. Yah, hitung-hitung
demi kegembiraan bersama, haha…! Dan saat-saat terakhir itu sudah melebihi
43ribu anggota. Sekitar seminggu sebelumnya saya sempat posting keberatan saya
bahwa ini grup sangat tidak demokratis. Beberapa kali saya berniat posting ‘agak
beda’ tak pernah diijinkan admin. Padahal postingan saya tegas sangat terjaga
sopan santunnya (as usually, hehe…), walau tetap menggalaukan, haha…!
Entah bagaimana kisahnya, malam
itu semua berubah. Kendali admin direbut oleh pihak anti Ahok. Asyiknya, admin
baru ini membebaskan semua postingan. Euforia tak terkendali, membuat banyak
yang lupa diri. Kata-kata kotor menghina dan memaki Ahok pun bertebaran di
postingan. Saya pun berinisiatif mengingatkan…!
![]() |
Tuh, yang lain aja walau pro Ahok, tak ikut-ikutan menyalahkan saya, kan...? |
Kaget, shock dan entah apalagi,
para pendukung Ahok yang selama ini sudah dibuat buta oleh admin-admin
sebelumnya dengan postingan-postingan yang memuja Ahok dan mendiskreditkan
Islam dan tokoh-tokohnya membuat mereka kalap. Saya yang jelas-jelas cuma posting
‘pencerahan biasa’ dikejar kemana-mana. Bahkan postingan ‘gajeben’ saya
(tentang Dian, wkwkwk…) di dinding pribadipun ikut dikomentarinya.
“Kenapa sih, kamu dukung
koruptor?”, kurang lebih begitu komentarnya.
Entah apa maksudnya? Sejak kapan
pula saya dukung koruptor? Dan entah dari postingan mana pula dia bisa menuding
saya begitu, hahaha….!
Dan terakhir, mereka pun
melaporkan akun saya ke Facebook dengan tuduhan akun palsu, hahaha…! Dan
celakanya, Facebook pun sepakat bahwa akun saya memang palsu hingga layak
dibekukan, huahuahuahuaks! Nangis….!
Berani taruhan, akun Siraul Nan
Ebat adalah akun yang paling akuntabel dan paling transparan, setidaknya dari puluhan
akun-akun Facebook yang selama ini sudah saya stalking. Tanggal lahir komplit.
Alamat email, sites, nomor HP, data-data di mana saya pernah belajar dan
bekerja seluruhnya di-set buat publik. Pun begitu dengan seluruh postingan,
status, poto-poto dan aneka kiriman lainnya. Bahkan siapa saja dengan bebas
menulis, men-tag dan beriklan di dinding saya, sebab juga saya set untuk
publik. Saya ingin tahu, ada akun lain yang begitu…?
Facebook mempermasalahkan nama
saya…?
Padahal dari seluruh ‘ancaman’nya
tak satu poin pun saya langgar. Nama saya tak menggunakan simbol-simbol dan
karakter yang aneh-aneh. Juga tak menggunakan huruf besar yang tak sewajarnya.
Juga tak menggunakan kata-kata yang menyinggung dan tak sepantasnya.
Sebagai penulis, para pembaca,
fans ataupun calon fans :D mengenal saya sebagai Siraul Nan Ebat. Sudah saya
jelaskan pula bahwa nama itu sudah saya gunakan sejak era Friendster. Seluruh
akun jejaring sosial saya juga menggunakan nama yang sama: Siraul Nan Ebat.
Seluruhnya sudah saya jelaskan ke
Facebook. Tapi Facebook ngotot menuduh akun saya palsu, walau saya 100% yakin
bahwa akun saya jauh lebih transparan ketimbang akun pelapor.
Sebetulnya Facebook sangat baik
hati. Dianjurkannya saya berganti nama, maka akun saya akan dipulihkan. Tapi
saya ngotot mau pakai nama Siraul Nan Ebat. Celakanya, Facebook juga ngotot
bahwa saya tak boleh gunakan nama itu lagi. WTF…!
Karena sama-sama tak mau
mengalah, Facebook pun menawarkan solusi lain.
“Kalau kau memang artis, gunakan
fitur ‘Halaman’ aja!”, kurang lebih begitu katanya. Hahaha…!
Kenapa tak ada yang memberitahu
Facebook bahwa sebagai artis saya ini sangat merakyat. Sangat banyak buku
Rekreasi Hati yang saya antar langsung ke rumah pemesannya, semata agar saya
bisa memenuhi beberapa permintaan remeh seperti tandatangan atau poto bareng,
hahaha…! Dengan menggunakan fitur ‘Halaman’, otomatis komunikasi saya dengan
Para Penggaruk (FanBase Rekreasi Hati, hihi…!) menjadi timpang tak berimbang.
Saya tak bisa ‘berteman’, chatting dan lain sebagainya dengan mereka. Saya tak
bisa stalking TL mereka (bagi yang tak di-set untuk publik). Padahal saya kan
sangat suka stalking TL teman-teman saya yang rata-rata cantik dan pintar itu,
wkwkwk….!
Jadi begitulah, teman-teman. Saya
merasa perlu tulis postingan ini semata untuk pemberitahuan dan menghindari
fitnah. Saya sangat tahu bahwa ada banyak teman yang suka stalk juga ke TL
saya. Maka, ketika mereka tak lagi menemukan saya tentu akan timbul bermacam
spekulasi yang buruk. Sejak berkarir di Facebook saya tak pernah melakukan
blokir, apalagi remove teman. Jadi jika kalian tak temukan lagi saya dalam
list, itu bukan karena saya remove. Akun saya di banned, hahaha…! Sampai jumpa
di lain kesempatan. Insya Allah saya akan tetap Facebookan, kok! Tenang saja, satu
keajaiban membuat saya sempat menyelamatkan seluruh nama yang ada di list saya.
Insya Allah di post berikutnya akan saya jelaskan ‘keajaiban’ itu, hehe…!
*So, bye Facebook…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar