Halaman

9 Jul 2015

Saya Di-Trio Macan-kan...?



Beberapa saat lalu saya bertemu dengan seorang teman sekerjaan dulu. Mengenang lagi memori-memori lama semasa masih bekerja. Dan betapa kagetnya saya saat dia berkata menceritakan tentang Pilpres lalu.

“Seluruh anak printing pilih Jokowi. Kami anak Elektronik cuma si Anu saja. Saat Jokowi terpilih, tiap istirahat siang habis kami diceramahinya. Coba aja waktu itu abang masih ada”, katanya.

Saya kaget bukan karena teman-teman satu section saya ternyata dukung dan pilih Jokowi. Itu hak pribadi masing-masing. Saya kaget karena tiba-tiba mencium bahwa ada konspirasi besar untuk menyingkirkan saya dari perusahaan itu. Dan ini ada kaitannya dengan Jokowi dan Pilpres.

Sebagaimana diduga bahwa Jokowi Presiden adalah proyek konspirasi asing, aseng dan anti Islam untuk menguasai Indonesia. Jokowi telah dipersiapkan sejak lama, saat masih di Solo dulu. Jokowi mereka gembor-gemborkan sebagai New Hope dengan bantuan media-media yang rata-rata milik mereka. Semua media dibayar demi promosi dan muluskan Jokowi jadi Presiden. Sebaliknya suara-suara fals tentang Jokowi mereka diamkan, bungkam dan bully habis-habisan oleh tim khusus yang bertugas di media social. Lihat apa yang dialami Amien Rais, misalnya.

Amien Rais adalah ‘orang pertama’ yang bersuara sumbang tentang Jokowi. Sebagai warga Solo, tentu saja beliau adalah yang paling mengerti kepemimpinan mantan Walikotanya itu. Tapi tipi, Koran dan portal media online semuanya seolah-olah tak mendengar teriakannya. Sebaliknya, di social media robot relawan Jokowi dengan kejamnya membully beliau. Nasib serupa dialami Obor Rakyat dan terakhir, Trio Macan.

Hasilnya mulus. Jokowi melenggang jadi Presiden dengan mewariskan Solo pada wakilnya yang non muslim. Nasib Jakarta juga sama. Ibukota Negara itu dierahkan kepada Ahok. Dan lihat apa saja kebijakan mereka. Sangat meminggirkan Islam dan Cina sentries.

Lalu apa hubungannya dengan saya?

Tak bisa dipungkiri bahwa pengaruh saya dalam pergaulan sangat significant, wkwkwk….! Bahkan saya pikir cuma saya satu-satunya personel perusahaan itu yang punya singgasana, ‘tempat duduk pribadi’ saat istirahat siang. Di bawah pohon, hahaha…!

Tak seorangpun berani mendudukinya. Entahlah sekarang, hahaha…! Bahkan cowok Dian saja pernah menegur seorang anak karena secara lancang berani mendudukinya.

“Hey, jangan duduk di situ! Itu tempat duduknya Siraul Nan Ebat”, bentaknya.

Setiap istirahat siang saya adalah bintang di tempat itu. Posisinya yang sangat strategis membuat semua mata dan telinga audiens mau atau ogah, terpaksa atau tidak tertuju pada Sabda Raul, hahaha…! Maka tak salah mereka butuh dan merindukan kehadiran saya, minimal demi membungkam sorak si Anu atas kemenangan Jokowi.

Pengaruh saya yang besar itulah yang ditakutkan Jokowi. Saya di-Amien Rais, di Obor Rakyat dan di Trio Macan-kan. Saya mesti disingkirkan. Pengaruh saya mesti dihilangkan.

Dari pembicaraan dengan teman tadilah saya menyadarinya. Saya coba telusuri dan akhirnya menemukan mata rantainya. Yaa, manejer saya itu.

Sangat aneh, seorang supervisor sebuah perusahaan di Mukakuning yang dipecat karena tak becus malah diangkat jadi manejer di sebuah perusahaan Internasional seperti tempat kami bekerja? Kenapa? Karena dia adalah ‘agen’ yang sengaja disusupkan demi misi Jokowi Presiden.

Proyek menyingkirkan saya dilakukan secara massif, terstruktur, sistemik dan terencana. Saya dibuat tak betah. 

“Ini adalah kontrakmu yang terakhir. Sehabis ini saya takkan pernah perpanjang kontrakmu lagi, bagus atau tidak kerjamu 6 bulan ke depan”, katanya begitu saya selesai sign kontrak terakhir saya.

Demi memuluskan misinya, supervisor sebagai benteng terkuat saya juga dibuat tak betah dan akhirnya ‘terpaksa’ resign. 

Curiga tidak? Apakah suatu kebetulan kalau saya diberhentikan hanya beberapa saat menjelang Pemilu? Apakah suatu kebetulan pula kalau dia alumni UGM juga seperti halnya Jokowi?

Masih tak percaya kalau konspirasi itu ada? Hahaha….!

*Just 4 Fun. Selamat berpuasa…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...