Keliru bila saya berhenti karena
keadaan, sementara Dian terus melaju memburu masa depan. Keliru bila saya
berhenti, sebab Dian juga belum sampai ke tujuannya. Yang pasti saya malah
makin jauh ditinggal dan sudah pasti lebih sulit pula untuk mengejarnya. Maka
walau tak berbarengan, yang pasti saya akan terus berada sejajar dengan
kemajuannya. Sebab bila ternyata Dian pun terhenti saya sudah berada tepat di
sampingnya.
Dian bisa jadi tak melihat saya
tetap memburunya. Tapi bila tiba saatnya, Dian akan tahu bahwa dia tak pernah
membuat saya tertinggal. Saya sangat hapal tulisan-tulisan saya sendiri dan saya beajar terhadapnya. Dian boleh pergi, tapi saya takkan tertinggal. Itulah kenapa saya tetap terbangkan Rekreasi Hati.
Sejauh ini perkembangannya lumayan maju. Terbaru, seorang artis sinetron juga
sudah membacanya dan Insya Allah akan memberikan komentarnya juga, hahaha…!
Insya Allah, pasca Idul Fitri
depan Rekreasi Hati segera beredar untuk semua. Sebetulnya saya ingin pasang
juga testimony dari sang artis. Sayangnya mungkin RH belum berjodoh dengannya.
Sekitar 3 bulan silam saya sudah kirim dan nyasar entah kemana. Dan saya yang
tak menduga akan baik-baik saja kaget saat beberapa waktu lalu bertanya
kabarnya. Ternyata kiriman tak pernah diterima. Pantas saja doi adem-adem aja,
hahaha….!
Yaa, sudah! Saya kirim lagi dan
kali ini tak mau kecolongan lagi. Nota pengiriman saya simpan rapat, demi
menjaga pengalaman sebelumnya tak terulang lagi. Sempat panic juga setelah
seminggu lebih dia mensyen masih belum nyampe juga.
“Cek ekspedisinya”, sarannya yang
tentu saja saya indahkan.
Alhamdulillah, di hari ke 10 (tanggal
1 kemaren, dan saya baru cek mensyennya beberapa jam lalu) ternyata kiriman RH
tersebut diterimanya. Ini artis tinggal di pelosok kampung kali ya? Masa
kiriman begitu sampainya begitu lama, hahaha….!
Tapi sudah terlambat. Cover sudah
dicetak dan tak mungkin lagi menyelipkan sedikit komentarnya tentang buku
kebanggaan kita itu, hehe…! Tapi tenang saja, pada saat yang tepat nanti,
komennya tentu akan saya post di segala lini jejaring massa, haha…!
Sejujurnya, Dian lah ‘biang
keladi’ kenapa RH terbang tertatih-tatih begitu. Sudah berapa banyak teman yang
bertanya tentang siapa itu Dian, dan saya mesti bilang apa? Bahkan, seorang
teman dari Bengkulu malah minta RH plus sekalian tandatangan kami berdua? Saya
mesti bilang apa…?
Dian sudah pasti 100% merestui RH.
Hanya saja saat ini dia sedang dijajah perasaannya sendiri. Dia sendiri yang mesti
berjuang untuk memproklamirkan kemerdekaannya. Saya pribadi ogah turut campur,
dan sama sekali tak berniat untuk mengusiknya. Biarkan, lihat dan kita bertemu
saja di masa depan seperti apa destinasi Dian, RH dan tentu saja saya juga.
Tapi yang pasti saya masih percaya bahwa segala doa dan ikhtiar tak ada yang
sia-sia. Tak ada hasil tanpa usaha, dan tak ada usaha tanpa hasil.
Seluruh perjalanan RH adalah
keajaiban yang terbukti dari sebuah tekad dan keyakinan. Dimulai dari saat
pengikut Twitter saya masih 5 orang (itupun 2 orang bule, pengguna baru
Twitter). Agar tak ada yang baca, tengah malam buta saya bagikan salah satu
link RH dengan sedikit narasi
“… jika tulisannya begini saya
yakin RH bakal jadi buku yang disegani Indonesia”.
Itu saja? Tidak. Bahkan dengan sangat
PeDe saya berani ngetwit bahwa saya tak sudi mengirimnya ke penerbit karena tulisan2
saya terlalu bagus untuk dihargai paling 2-3 juta doank per sekali cetak
(10ribu eksemplar). Benar, via penerbit saya bakalan ngetop. Tapi saya tak mau
jadi orang ngetop dengan menggadaikan idealism saya. Tak penting jadi artis,
jika malah mainnya di sinetron yang menjual agamanya sendiri. Cuiiiih….!
Saya benar-benar serius dengan
tekad saya. Saya ingin terkenal dengan karya saya sendiri. Selain itu saya juga
tak ingin terbang sendirian. Saya ingin RH member dampak yang positif baggi
teman-teman dan karib saya sendiri. Itulah kenapa awalnya untuk ilustrasi saya
serahkan pada teman satu kerjaan. Persoalannya, tak mudah mengajak orang dalam
mimpi kita sendiri. Dengan ogah-ogahan, saat saya minta buat ilustrasi, dia
malah desain cover. Dengan poto narsisnya pula. Kalau cewe sih, mending. Ini
lekong, Bo! hahaha….!
Sebenarnya saya sangat banyak
punya kenalan yang jago ilustrasi, coret-coret. Tapi mengingat betapa tak mudah
mengajak mereka maka mungkin next time aja kali, yaa…!
Semua itu terjadi bahkan saat
Dian ‘belum’ mengenal saya. Dan satu-persatu keyakinan saya terbukti. Mulai
dari kemunculan nyata Dian, RH yang bukunya masih begitu kacau dan sudah ada
yang minta session 2-nya, bahkan tandatangan saya yang sudah laku, hahaha…!
Dear Manejer, Bisa saja tiap hari
kamu diburu tandatangan. Tapi sudahkah ada yang minta layaknya permintaan
seorang fans terhadap idolanya? Saya sudah. Saya sudah resmi jadi artis, hahaha….!
Saya takkan pernah berhenti. RH
episode 2 sedikit lagi rampung disusun. Saya bahkan sudah berencana membukukan
temuan-temuan kelirumologi saya yang ternyata sangat banyak. Dan khusus untuk
ini saya ingin menulis bersama seorang teman. Siapa saja. Tugasnya senang dan
asyik saja, kok! Cuma ngomentari tulisan2 saya, haha…! Saya punya satu buku
sebagai model-modelnya mirip itu. Sayang bukunya tinggal pula di kampung. Insya
Allah lebaran saya mudik dan siapa yang berminat akan saya pinjami deh,
bukunya. Judulnya tepatnya saya sudah lupa. Buku terjemahan. Tapi temanya saya
masih ingat. Kalau ga salah ‘1001 Fakta Jorok Yang Asyik Dibaca di Kamar Mandi’.
Ohya, Insya Allah saya bisamudik
beneran deh! Masih nyari relawan soalnya, hahaha…! Yang penting niat dan
tekatnya, kan? Bantu doanya yaa, teman! Aamiin…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar