Dialog imajinatif saya dengan
seorang anggota DPRD Kabupaten usai Pemilu Legislatif beberapa waktu lalu,
hehe…! Bicara banyak hal, termasuk wacana DPR yang ingin membangun gedung baru.
Raul :Gedung baru itu penting ya, Pak?
DPRD :Ya penting, donk! Agar kita semua nyaman bekerja.
Raul :Memangnya selama ini ga nyaman ya, Pak?
Saya jadi ingin tahu, fasilitas apa saja sih yang bapak-bapak dapat sebagai
anggota DPRD?
DPRD :Hmm… penting juga ya?
Raul :Penasaran saja sih, Pak! Saya merasa
aneh saja ada banyak oknum Caleg gagal yang meminta lagi kelerengnya usai kalah
main, haha…!
DPRD :Kalau yang itu saya no comment, hehe…!
Raul :Tapi kalau masalah fasilitas itu gimana,
Pak?
DPRD :Yaa, macam-macam sih!
Raul :Bisa dijelaskan, Pak!
DPRD :Selain gaji kami juga dapat beberapa jenis
tunjangan.Tunjangan komunikasi, Transportasi, tunjangan perumahan dan berbagai macam
jenis tunjangan jabatan. Juga ada mobil dan rumah dinas serta uang saku setiap
ada kegiatan yang kami adakan.
Raul :Nominalnya, Pak?
DPRD :Hmm… gimana ya? Tergantung jabatan di
DPRDnya juga sih. Misalnya tunjangan perumahan. Ketua dapat 11juta. Wakil
10juta dan anggota dapat 9 juta. Tapi kok kayak ga etis ya, ngomongin angka?
Pokoknya kira-kira begitulah. Sesuai kemampuan daerah juga, sih.
Raul :Tunjangan transport buat apa, Pak! Kan
sudah diberi mobil dinas?
DPRD :Untuk operasional dan perawatan kan juga
butuh uang, kan? Beli bensin, oli atau biaya servis.
Raul :Terus tunjangan perumahan. Kan semua
anggota DPRD sudah punya rumah pribadi?
DPRD :Itu semua sesuai Peraturan Pemerintah dan
SK Bupati lho! Kita mesti taat aturan, kan? Hehehe…! Jika semua sudah punya
rumah sendiri, uangnya bebas dipakai buat apa saja. Tak ada UU atau peraturan
yang mengaturnya lebih jelas.
Raul :Sebenarnya itu kan tak perlu, Pak!
Buang-buang uang daerah saja.
DPRD :Buang-buang uang bagaimana?
Raul :Jatah Kunjungan Kerja tiap anggota DPRD
berapa kali, Pak?
DPRD :34 kali keluar kota, plus sekali ke luar
negeri.
Raul :Sekali kunjungan biasanya berapa hari?
DPRD :Tergantung jarak dan urusannya juga. Bisa
3 hari, tapi juga bisa sampai seminggu.
Raul :Oke, kita rata-ratakan saja jadi 5 hari.
34 kali 5 hari itu 170 hari. Plus sekali ke luar negeri, anggap saja 10 hari.
Berarti sudah 180 hari, bapak tidak menggunakan rumah itu. Jadi buat apa pakai
ditunjang segala? Lagipula kunjungannya lebih bersifat entertaint ketimbang
urusan dinas, kan?
DPRD :Kan semua ada laporannya?
Raul :Laporan? Sekalimat doank, “Ternyata
seragam pramuka di Jepang beda dengan Indonesia”. Yang seperti itu yang Bapak
maksud, laporan?
DPRD : (hening)
Raul :Apa sih menurut Bapak aspirasi rakyat
yang paling penting?
DPRD :Intinya rakyat ingin sejahtera.
Raul :Berarti menyangkut pendapatan dan upah?
DPRD :Yaap. Seperti itu.
Raul :Kalau begitu kenapa tiap tahun Serikat
Pekerja atau buruh masih demo? Berarti DPRDnya tak bekerja, donk? Mending SPSI
atau SBSI saja yang jadi wakil rakyat kalau begitu. Mereka lebih militant
perjuangkan aspirasi kita.
DPRD : (hening lagi)
Raul :Sabtu Minggu libur. Berarti dalam
setahun ada 104 hari. Libur Nasional dan cuti bersama mencapai 25 hari. Masa
reses sebulan. Jadi sekitar 160 hari. Tambah yang 180 hari dinas dan kunjungan
ke luar. Tinggal 15 hari, begitu? Cuma 15 hari di kantor masa ga bisa kompromi
dengan kenyamanan sih, Pak?
DPRD :Diem lu…!
*Kemudian
hening
Tidak ada komentar:
Posting Komentar