“Yahudi dan Nasrani takkan pernah
berhenti untuk menghancurkan Islam”, begitu kata Al-Quran.
Terhadap muslim yg sedikit mereka
menghancurkannya lewat perang seperti yg dialami Palestina. Bisa juga dengan
adu domba seperti Irak, Iran, Kuwait dll untuk kemudian mereka susupi lewat
pemerintahan yg mereka bentuk. Terhadap Negara dg muslim yg militant seperti
Afganistan misalnya mereka lakukan ‘pembusukan’ dan pembunuhan karaktek. Siapa
sekarang, yg simpati dengan Al-Qaeda misalnya?
Indonesia tentu saja target utama mereka, sebab Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Tapi terhadap Indonesia pasti bodoh jika Yahudi dan Nasrani ‘mengajak
perang’. Yang banyak tentu lebih sulit dikalahkan secara frontal. Apalagi jika
bicara perang, pasukan darat Indonesia adalah yg PALING DITAKUTI dunia selain
Jerman.
“Ahli strategi militer mana yg
berani mengatakan bamboo runcing bisa mengalahkan meriam?”, kata KH Zainuddin
Mz (alm).
Dinasti Mongol yg telah menguasai
¾ bagian dunia saja takluk secara memalukan oleh Kartanegara (Singosari).
Saking hinanya, hidung utusannya yg bernama Mengki dipotong untuk kemudian
disuruh mengadu pada sang Kaisar, Kubilai Khan.
Tapi banyak juga bukan berarti
tak bisa ditaklukkan. Disitulah pentingnya strategi. Dan strategi yg baik tentu
saja yg tak bisa dibaca target. Di sinilah hebatnya mereka. Mereka bukan pemain
politik langsung. Tapi sungguh pintar memanfaatkan politik.
Pertama kekuatan Islam mesti
dihancurkan dulu. Partai Islam tersolid dibusukkan langsung pada pucuk
pimpinan, Sang Presidennya. Kemudian tokoh2 muda Islam potensial seperti Anas,
Rudi Rubiandini dan lain-lain juga dikriminalisasi. Bahkan orang seperti Antasari yg saking nekadnya
memenjarakan besan Presiden karena korup malah balik dipenjara dengan tuduhan
membunuh. Aneh? Tentu saja. Bahkan keluarga korban saja malah membelanya,
ckckck….!
Ibukota Negara sudah diimami Cina,
non muslim. DPR sebagai wakil rakyat juga diketuai oleh Cina yg (katanya) tumben,
mualaf. Ckckck…! Presiden…? Lihat saja aneka kebijakannya yg Cina sentries dan
meminggirkan Islam.
Kita mestinya heran, Pemilu sudah
lama selesai. Tapi gejolak politik malah makin keras. Sebenarnya bukan test the
water. Saya lebih suka menyebutnya test the durian. Dulu, saya sering
mengalihkan perhatian pemilik durian dg cara melemparkan kelapa ke arah yg
berlawanan dg posisi durian yg jatuh. Tujuannya, agar si pemilik sibuk mencari
di arah yg salah dan saya berkesempatan mencari di posisi yg tepat. Nah, isu
doa Anis, perahu Susi dll jg begitu. Yahudi dgn kekuatan medianya umbar gejolak
politik agar kita lupa dg misi2 busuk mereka yg lebih besar lewat aneka
tayangan seperti Ocid dkk.
“Mikir tu pake otaaaaak, Maaaaaak….!”
Teriak si Ocid memaki emaknya.
“Mak Ijah tabrakan!” . “Si Wakwak
meninggal!”, kata infonya.
“HAAAAAAH….!”
Mestinya ‘astaghfirillah’ atau ‘innalillah….’ Kan ya?
Cobalah tonton si Ocid, acak episode mana saja! Dalam 5
menit saja bakal segera ketahuan betapa kacaunya pertunjukan badut2 itu. Di
samping jenazah tertawa terbahak-bahak. Berdoa dan memaki2 Allah SWT tak ada
bedanya. Bahkan sambil berdoa juga boleh melucu dan tertawa dan saling hina.
Gerobak Pangsit, Mangkok Mi Kuah dan puluhan kata2 saling hina lainnya meluncur
tiap menit dari mulut si Ocid dkk. Bahkan Bapaknya saja dipanggil ‘Babe Kisut’.
Kemana MUI, KPI? Kenapa sinetron yg full pelecehan dan menghina kecerdasan
begini bisa lolos tayang?
Kenapa ulama diam? Ulama
sepuh, senior lebih suka berceramah untuk ‘warga mesjid’ yg jelas-jelas ‘telah’
Islami. Tak gatal digaruk yang gatal malah diabaikan begitu saja. Perintah amar
ma’ruf selalu berdampingan dengan nahi munkar. Penting beramar ma’ruf di
mesjid. Tapi bernahi munkar (di sosmed) malah lebih mendesak. Banyak gerakan social
dan kemanusiaan justru lebih efektif jika dimulai dari twitter, Facebook dan
lain-lain ketimbang dari mesjid. Sayangnya, ulama2 sepuh, senior dan yang
dihormati malah banyak yg gagap sosmed. Apakah ulama tak menyadari bahwa Islam
juga memerintahkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat? Jangan diam aja
donk, Pak Kyai….! Hentikan itu Si Ocid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar