Halaman

13 Jan 2015

Test The Durian

“Yahudi dan Nasrani takkan pernah berhenti untuk menghancurkan Islam”, begitu kata Al-Quran.

Terhadap muslim yg sedikit mereka menghancurkannya lewat perang seperti yg dialami Palestina. Bisa juga dengan adu domba seperti Irak, Iran, Kuwait dll untuk kemudian mereka susupi lewat pemerintahan yg mereka bentuk. Terhadap Negara dg muslim yg militant seperti Afganistan misalnya mereka lakukan ‘pembusukan’ dan pembunuhan karaktek. Siapa sekarang, yg simpati dengan Al-Qaeda misalnya?
Indonesia tentu saja target utama mereka, sebab Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Tapi terhadap Indonesia pasti bodoh jika Yahudi dan Nasrani ‘mengajak perang’. Yang banyak tentu lebih sulit dikalahkan secara frontal. Apalagi jika bicara perang, pasukan darat Indonesia adalah yg PALING DITAKUTI dunia selain Jerman. 

“Ahli strategi militer mana yg berani mengatakan bamboo runcing bisa mengalahkan meriam?”, kata KH Zainuddin Mz (alm).

Dinasti Mongol yg telah menguasai ¾ bagian dunia saja takluk secara memalukan oleh Kartanegara (Singosari). Saking hinanya, hidung utusannya yg bernama Mengki dipotong untuk kemudian disuruh mengadu pada sang Kaisar, Kubilai Khan. 

Tapi banyak juga bukan berarti tak bisa ditaklukkan. Disitulah pentingnya strategi. Dan strategi yg baik tentu saja yg tak bisa dibaca target. Di sinilah hebatnya mereka. Mereka bukan pemain politik langsung. Tapi sungguh pintar memanfaatkan politik. 

Pertama kekuatan Islam mesti dihancurkan dulu. Partai Islam tersolid dibusukkan langsung pada pucuk pimpinan, Sang Presidennya. Kemudian tokoh2 muda Islam potensial seperti Anas, Rudi Rubiandini dan lain-lain juga dikriminalisasi. Bahkan orang seperti Antasari yg saking nekadnya memenjarakan besan Presiden karena korup malah balik dipenjara dengan tuduhan membunuh. Aneh? Tentu saja. Bahkan keluarga korban saja malah membelanya, ckckck….!

Ibukota Negara sudah diimami Cina, non muslim. DPR sebagai wakil rakyat juga diketuai oleh Cina yg (katanya) tumben, mualaf. Ckckck…! Presiden…? Lihat saja aneka kebijakannya yg Cina sentries dan meminggirkan Islam.

Kita mestinya heran, Pemilu sudah lama selesai. Tapi gejolak politik malah makin keras. Sebenarnya bukan test the water. Saya lebih suka menyebutnya test the durian. Dulu, saya sering mengalihkan perhatian pemilik durian dg cara melemparkan kelapa ke arah yg berlawanan dg posisi durian yg jatuh. Tujuannya, agar si pemilik sibuk mencari di arah yg salah dan saya berkesempatan mencari di posisi yg tepat. Nah, isu doa Anis, perahu Susi dll jg begitu. Yahudi dgn kekuatan medianya umbar gejolak politik agar kita lupa dg misi2 busuk mereka yg lebih besar lewat aneka tayangan seperti Ocid dkk. 

“Mikir tu pake otaaaaak, Maaaaaak….!” Teriak si Ocid memaki emaknya.

“Mak Ijah tabrakan!” . “Si Wakwak meninggal!”, kata infonya.

“HAAAAAAH….!” 


Mestinya ‘astaghfirillah’ atau ‘innalillah….’ Kan ya?

Cobalah tonton si Ocid, acak episode mana saja! Dalam 5 menit saja bakal segera ketahuan betapa kacaunya pertunjukan badut2 itu. Di samping jenazah tertawa terbahak-bahak. Berdoa dan memaki2 Allah SWT tak ada bedanya. Bahkan sambil berdoa juga boleh melucu dan tertawa dan saling hina. Gerobak Pangsit, Mangkok Mi Kuah dan puluhan kata2 saling hina lainnya meluncur tiap menit dari mulut si Ocid dkk. Bahkan Bapaknya saja dipanggil ‘Babe Kisut’. Kemana MUI, KPI? Kenapa sinetron yg full pelecehan dan menghina kecerdasan begini bisa lolos tayang? 

Kenapa ulama diam?  Ulama sepuh, senior lebih suka berceramah untuk ‘warga mesjid’ yg jelas-jelas ‘telah’ Islami. Tak gatal digaruk yang gatal malah diabaikan begitu saja. Perintah amar ma’ruf selalu berdampingan dengan nahi munkar. Penting beramar ma’ruf di mesjid. Tapi bernahi munkar (di sosmed) malah lebih mendesak. Banyak gerakan social dan kemanusiaan justru lebih efektif jika dimulai dari twitter, Facebook dan lain-lain ketimbang dari mesjid. Sayangnya, ulama2 sepuh, senior dan yang dihormati malah banyak yg gagap sosmed. Apakah ulama tak menyadari bahwa Islam juga memerintahkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat? Jangan diam aja donk, Pak Kyai….! Hentikan itu Si Ocid.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Hal Penting Dalam Menulis

Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...