Keunggulan saya yang paling mencolok menurut survey itu
adalah soal gender pemilih. SBY jadi Presiden konon karena pendukungnya adalah
kaum Ibu yang memang mayoritas di Negara kita. “Faktor ketampanan”, kata
beberapa pengamat memberikan pendapatnya.
Sayang sekali saya tidak ikut mencalonkan diri pada saat
itu. Sebab menurut survey, pendukung saya ternyata tidak cuma kaum Ibu, tapi
juga kaum Bapak-bapaknya. Lebih merata dan lintas generasi tanpa batasan usia. Konstituen
saya lebih komplek, mulai dari pemilih pemula sampai kakek nenek lansia. Sedikit
beda dengan SBY yang hanya mengandalkan remaja putri dan Ibu-ibu setengah baya.
Dan yang lebih membuat saya nelangsa, SBY dipilih karena dianggap tampan. Jika
standarnya begitu, mestinya sayalah yang akan terpilih, sebab saya jauh lebih
muda dari beliau dan masih single pula, hahaha… :D
Mengandalkan hasil survey tersebut, waktu itu saya bertekad
untuk maju di Pilpres 2014 mendatang, karena saya begitu yakin akan
memenanginya (kata ‘memenangi’ lebih tepat daripada kata ‘memenangkan’. *ini
salah satu kasus kelirumologi juga). Sekarang Pemilu sudah semakin dekat, dan
elektabilitas saya juga masih terus meningkat pesat. Umat saya di Twitter
meningkat 1033,3%, dari 3 orang pada tahun 2009 menjadi 31 orang memasuki akhir
2013 ini.
Pengikut saya di Rekreasi Hati (waktu itu namanya Rekreasi
Otak, tapi karena materinya monoton, saya hapus semua :D) ini juga meningkat 1000%
lebih. Dari cuma seorang itupun saya sendiri, meningkat jadi 11 orang. Padahal
itu belum termasuk pengikut diam-diam, sebab banyak sekali malah ternyata,
termasuk salah seorang diantaranya Putri Indonesia , hahaha…!
Facebook juga mengabarkan data yang tak kalah menggembirakan
saya. Sampai tadi malam, yang merupakan updetan status ke-1000 saya, (WOW,
betapa alay-nya saya yak, hehe…!) survey tersebut menyatakan bahwa pendudkung
saya sudah mencapai 48 persen dari seluruh teman-teman yang ada di list.
Pengikutnya juga sudah meningkat 200% dari 0 menjadi 2 orang, hahaha…!
Tapi ternyata butuh berjuang lebih keras lagi untuk saya
bias menang di Pilpres 2014 ini. Belum ada parpol yang melamar saya. Juga banyak
tokoh muda saingan saya yang muncul mendadak. Ada Jokowi dan Ahok yang tampil
dengan cirri khas-nya masing-masing. Ada
juga Gita Wirjawan yang gencar pamer ketampanannya. Bahkan Farhat Abbas,
seorang pengikut saya di Twitter pun membelot dan ingin maju sendiri sebagai
Capres Muda dan bersaing dengan saya. Belajar dari pengalaman SBY yang
bermodalkan tampang ganteng, mereka berdua tentu bukan saingan yang bias
diremehkan begitu saja.
Dan terakhir, saya sendiri telah keliru membuat blunder. Seiring
dengan popularitas saya yang melesat, ternyata saya juga membesarkan anak
macan, siapa lagi kalau bukan Dian, hahaha…! Semakin saya popular, dia semakin
popular juga. Pendukungnya sekarang sudah ada dimana-mana. Saya lihat temannya
makin bertambah banyak saja. Bahkan banyak pula teman saya yang membelot jadi
temannya. Ini bahaya demi ambisi saya. Satu-satunya peluang di 2014 itu, saya
mesti meggaetnya jadi pasangan saya. Tapi mau ga’ dia yaa?, hahaha…!
*Ayo donk, dukung kami, hahahak….!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar