1-2-3-4
Walking like a man, hitting like a hammer,
she's a juvenile scam never was a quitter, tasty like a raindrop,
Walking like a man, hitting like a hammer,
she's a juvenile scam never was a quitter, tasty like a raindrop,
Let's go buy an ice cream and a magazine with an attitude
and put on a cassette, we can pretend that you're a star
cos life's so very simple just like sya la la...
and put on a cassette, we can pretend that you're a star
cos life's so very simple just like sya la la...
(Roxette yang kucampur aduk, hahaha...!)
Saya buat tagline
Rekreasi Hati bahwa hidup ini indah dan mudah karena sebetulnya benar-benar
saya alami dan rasakan sendiri. Menjalani hidup apa adanya dan saya temui ada
apanya. Sebab hidup yang apa adanya itu sejatinya penuh dengan ada apanya,
hahaha…!
Saya punya
teman yang (dulu) bekerja di Tanjung Pinang. Setiap akhir pekan dan hari libur
dia pulang ke Batam, ke rumah orangtuanya. 3 tahunan bolak-balik kerja dan
libur Tanjung Pinang-Batam, saya sempat mengantarnya 2x sampai ke Pelabuhan
Telaga Punggur saat mau balik kerja ke Tanjung Pinang. Cuma 2x, tapi itulah 2
perjalanan yang bagi saya penuh dengan hikmah.
Kesempatan
pertama di pagi hari. Dalam perjalanan pulang selepas mengantar si teman saya beberapa
meter sebelum bundaran Nongsa/bandara-Punggur melihat seorang lelaki tua sedang
berjalan kaki. Penampilannya (maaf) cukup lusuh dan tampak kumuh. Saya berhenti
menghampiri dan menawarkan tumpangan. Dengan berkali-kali mengucap terimakasih
dan,
“Adduuuuh,
saya telah merugikan kamu, nih!”, katanya juga berkali-kali.
Saya tanya
hendak ke mana dia bingung. Kemampuan berbahasa Indonesianya yang parah
dikombinasikan pula dengan pengetahuan bahasa Jawa saya yang payah membuat saya
cukup sulit menangkap informasi yang diberikannya. Saya Cuma menangkap dia baru
3 hari di Batam. 2 malam terakhir dia menumpang tidur di rumah (liar) orang
sekampung (sesama Jawa?). Dia ga betah, tak enak hati ‘telah merugikan’, maka
sekarang dia hendak mencari teman yang ‘mengundangnya’ ke Batam. Teman yang
hendak memberinya pekerjaan. Teman yang katanya tinggal di sebuah usaha jual
beli besi tua di suatu tempat di Batam Centre. Ke situlah sekarang tujuan kami.
Sudah basi,
berulat dan berbulu saya di Batam, tapi saya tak tahu persis tempat yang
dimaksudnya. Apatah lagi dia yang baru 3 hari di Batam? Ringkasnya, saya
mengantarnya sampai di salah satu tempat jual besi besi tua di sekitaran
Simpang Frengki, Batam Centre. Harapan saya dia bisa mendapatkan bantuan lebih
ketimbang dari apa yang sudah saya lakukan. Saya menitipkan urusan berikutnya
pada kehendak Allah SWT. Saya lanjutkan perjalanan, dan hidup hingga saya
kembali berkesempatan mengantar si teman hendak pulang ke Tanjung Pinang.
Kesempatan
kedua itu kali ini di sore hari, kurang lebih sebulan kemudian. Dalam perjalanan pulang selepas mengantar si
teman, di tempat yang nyaris sama persis, beberapa meter sebelum bundaran
Nongsa/bandara-Punggur melihat seorang lelaki tua sedang berjalan kaki.
Penampilannya (maaf) cukup lusuh dan tampak kumuh. Saya berhenti menghampiri
dan menawarkan tumpangan. Dengan berkali-kali mengucap terimakasih dan,
“Adduuuuh,
saya telah merugikan kamu, nih!”, katanya juga berkali-kali.
Masya Allah…!
Lelaki tua
itu lagi!
“Didn't
I tell you everything is possible in this deja vu?...” ~ Roxette
Tidak ada komentar:
Posting Komentar