Tadi saya sempat update status bahwa Pahlawan Olahraga saya adalah
pebulutangkis Hermawan Susanto. Waktu itu saya baru pertama kali buka
twitter sekilas dan terbacalah tweet Detikcom yang sedang ajak tweeple
berbagi #PahlawanOlahraganya.
Kemudian saya baca Koran Sindo, ada ulasan Menpora Imam Nachrowi
tentang Pahlawan Olahraga juga, dan dia memilih Susi Susanti, juga
pebulutangkis sebagai pahlawannya. Waktu itu saya juga masih belum ngeh
bahwa ada yang aneh, sebab saya juga belum ‘full buka twitter’.
Nah, tengah malam ini karena saya tak bisa tidur saya pun scrolling down
TL twitter sampai jauh. Dan betapa kagetnya saya ketika hampir semua
media mainstream ajak pembaca berpartisipasi memilih Pahlawan Olahraga
favoritnya. Aneh…? Tentu saja! Setidaknya saya menangkap keganjilan itu.
Ini pasti punya maksud tertentu. Yaa…! Saya 100% SANGAT YAKIN.
Ini penggiringan opini. Kemana arahnya?
Tanpa mengurangi rasa hormat dan bangga saya terhadap seluruh legenda
bulutangkis kita, mulai dari era Rudy Hartono, Christian Hadinata dan
kawan-kawan, generasi Susi Susanty, Alan Budikusuma, Hermawan Susanto,
Haryanto Arbi, Ardy Wiranata sampai kepada rombongan Taufik Hidayat
semuanya adalah pahlawan bulutangkis Indonesia yang sudah harumkan nama
Indonesia ke seluruh dunia. Wajib kita hormati. Tapi yang aneh adalah,
kenapa mereka kembali nge-hits tahun ini…?
Kenapa seluruh media
mainstream muat berita bertemakan Pahlawan Olahraga? Padahal sudah jelas
dunia olahraga kita sungguh jauh dari prestasi sejak lama, kecuali
bulutangkis.
Yaa, bulutangkislah jawabannya. Kesitulah memang
pikiran kita digiring. Tujuannya apa? Tentu saja agar kita selalu
menghormati para pahlawan bulutangkis kita. Cermati deh, siapa saja
mereka! Kenali baik-baik!
Ingatan saya pun kembali pada upacara
perayaan kemerdekaan 17 Agustus kemaren. Nama Maria Felicia Gunawan,
sang pembawa bendera pusaka jadi pembicaraan di mana-mana. Seluruh media
mainstream mengulas tentang sosoknya. Social media pun diramaikan
tentang profilnya. Saat itu juga saya sudah merasakan keanehan, persis
seperti kecurigaan saya saat ini tentang pahlawan olahraga.
Tiap
tahun ada hari Pahlawan, kenapa tahun ini sorotannya seperti focus pada
Pahlawan Olahraga. Tiap tahun ada upacara 17 Agustusan, kenapa si
pembawa bendera pusaka tahun ini seperti begitu spesialnya…? Seluruh
media mainstream mengulas profilnya. Kenapa…?
Media sudah terlalu
lebay. Segala yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi jika sejatinya
memang sudah tidak baik. Semakin banyak oplasnya, semakin terang
terlihat plastiknya. Makin tebal make-upnya, makin terlihat rupa
aslinya. Makin tinggi monyet memanjat, makin terang bokongnya terlihat.
Sejak awal kepemimpinan Jokowi, sudah terlihat keberpihakannya pada
Cina. Mulai dari Solo, ternyata mobil Esemka yang digadang-gadangnya
adalah mesin buatan Cina. Lanjut ke DKI, TransJakarta ternyata juga
barang rekon dari Cina. Isu pembelian 1500 kapal dari Cina. Kunjungan
pertama usai dilantik adalah ke Cina. 10 juta lapangan kerja yang
dijanjikan saat kampanye ternyata juga buat buruh migrant asal Cina.
Seluruh proyek infrastruktur era Jokowi diserahkan ke Cina, sapu bersih.
Silahkan saja browsing. Termasuk proyek Kereta Cepat yang sampai buat
Jepang marah karena tak dilibatkan.
Makin banyak kebijakan yang
pro Cina akan makin terlihat Cina-nya. Maka jangan salahkan jika saya
juga mencurigai bahwa Proyek Pahlawan Olahraga dan Pembawa Bendera
Pusaka itu demi makin mengibarkan dan mengabarkan bahwa Cina memang
punya kredibilitas untuk dipercaya, sebab Susi Susanti cs dan Maria
Felicia Gunawan si pembawa bendera pusaka itu adalah juga Cina,
hiiiiiks….!
Bakalan kena pasal #HateSpeech nih, hahaha....!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 Hal Penting Dalam Menulis
Saya beberapa kali dipercaya menjadi juri event menulis. Untuk naskah normal terbaik, nilai maksimal yang saya berikan adalah 8. Tapi bukan ...
-
Hi, Para Penggaruk semua! Apa kabar? Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan asyik selalu, ya! Aamiin...! Sebagai posting pembuka ...
-
Seri Komplotan mungkin serial karya Enid Blyton yang paling tidak populer di Indonesia. Meski cuma terdiri dari 6 judul, tapi inilah karya s...
-
Saat Eros mencipta sebuah lagu cinta, tentang Anugerah Terindah. Dan kau pun mulai meminta aku 'tuk mencipta sebuah lagu tentang cinta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar