Dunia politik
tak butuh orang baik. Itulah kenapa tokoh2 seperti Ryamizard Ryacudu atau
Hidayat Nurwahid tak mungkin jadi Presiden. Bahkan Antashari Azhar saja dipenjara lama dengan tuduhan membunuh. Karena mereka semua terlalu idealis.
Apa kurangnya
Ryamizard Ryacudu? Saat kecil dijuluki si Hadits karena banyak hapal hadits. Di
kalangan tentara dijuluki Pak Kyai. Sering jadi imam dan ceramah, dihormati
santri dan pesantren, sebab konon bacaan Al-Qur’an-nya lebih fasih ketimbang
Kyai-Kyai di pesantren. Asing, Barat terutama Amerika sangat takut terhadapnya.
Bahkan Clinton dan Bush saja menjulukinya Die Hard, ckckckck…
Agamis,
Pancasilais, Nasionalis dan patriot sejati. Presiden dan Wakil Presiden saja
pernah dibentaknya karena terlalu mudah membiarkan asing masuk ke Aceh saat
bencana tsunami menimpa Aceh terjadi. Saat masih berpangkat Kolonel saja, dia
berani melawan Pak Harto yang saat itu Presiden memerintahkan melakukan sesuatu
yang berbahaya bagi Negara (lupa, hehehe…). Pak Harto marah? Ternyata tidak, justru
salut dan malah Ryamizard diberi promosi jabatan.
Saat batal
diangkat jadi Panglima TNI oleh SBY yang merupakan teman seangkatannya di
AKABRI, justru Ryamizard yang menenangkan TNI yang saat itu 90% mendukungnya
dan siap melakukan apa saja yang akan diperintahkannya termasuk untuk melakukan
kudeta. Ryamizard malah marah dan mengatakan bahwa Presiden adalah Panglima
Tertinggi dan TNI harus membela dan menjaganya, ckckck…. (lagi)
Seorang
Jendral yang begitu dihormati. Sampai-sampai seorang pengusaha Tionghoa
terkenal pernah ditampar anak buahnya karena memanggilnya tanpa menyebut kata
‘Pak’.
Keras dan
tegas dan tanpa pandang bulu. Suatu saat dia pernah menangkap seorang mafia
kayu yang mengaku kerabat seorang petinggi. Apa jawab Ryamizard menghadapi
intimidasi tersebut.
“Anak
Presiden sekalipun akan kutangkap jika melanggar hukum, kutembak jika melawan”,
katanya.
Bijaksana.
Seorang wartawan pernah berkisah dan melihat langsung kejadiannya. Selepas
Subuh kala bertugas menangani tsunami di Aceh dia mengumpulkan seluruh
pasukannya yang berdarah Aceh. Awalnya dia perintahkan agar yang keluarganya
jadi korban untuk memilih mundur, istirahat, ijin cuti atau tetap bertugas. Tak
ada prajuritnya yang berani curhat. Akhirnya dia tanyai anggotanya itu
satu-persatu, memeluk dan memberinya semangat.
Dialah yang
dijuluki Jendral Perang, Jendral Tempur dan Jendral Sikat oleh media. Memimpin
langsung paling depan masuk hutan dalam menumpas pemberontak saat jadi pimpinan
pasukan PBB di Kamboja. Jendral Perang, karena dia sendiri Jendral yang
menyupiri sendiri jeep-nya masuk hutan mengejar para pemberontak GAM.
“Malaysia kalau macam-macam sikat aja”, katanya
saat kasus Sipadan Ligitan dengan Malaysia.
Itulah juga
mungkin yang menyebabkan SBY batal mengangkatnya jadi Panglima TNI. Selain
karena ditakuti asing, mungkin sekali SBY takut kalah wibawa, hehehe…!
Ryamizard
adalah tokoh sempurna 100% untuk Indonesia. Tapi kita tak pernah
mengenalinya karena memang media hampir tak pernah memberitakannya. Politik
memang tak ramah terhadap orang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar